3 Teknik Menenun yang Perlu Kamu Ketahui

3 Teknik Menenun yang Perlu Kamu Ketahui

Kupang, Ditjen Vokasi – Tahukah kamu tentang kain tenun? Kain tenun merupakan hasil kerajinan berupa bahan yang dihasilkan dari untaian benang-benang yang dimasukkan secara melintang pada lungsin.


Terdapat beragam kerajinan tenun yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Masing-masing tenun memiliki keunikan tersendiri, seperti corak, warna, cara pembuatan, dan makna filosofis yang mencerminkan dari daerah asal kerajinan tenun tersebut.


Kain tenun dihasilkan melalui kegiatan menenun. Pada dasarnya, menenun sebenarnya sama dengan prinsip menganyam. Meskipun demikian, proses membuat selembar kain tenun ini memiliki teknik tersendiri. Menurut Yanti Elik, guru Jurusan Kriya Kreatif Batik dan Tekstil, SMKN 4 Kupang, Nusa Tenggara Timur, terdapat tiga teknik dasar dalam menenun. Ketiga teknik dasar dalam proses pembuatan kain tenun adalah sebagai berikut.


  1. Teknik Tenun Polos

Teknik tenun polos atau yang biasa dikenal dengan teknik plain weave merupakan teknik tenun yang dianggap paling mudah dan sederhana. Hal ini dikarenakan kita cukup menyilangkan kain lungsi dengan kain pakan secara naik turun dan bergantian.


Karakteristik yang dimiliki oleh kain tenun teknik polos ialah memiliki jumlah silangan yang paling banyak diantara yang teknik lainnya. Kain tenun ini juga yang paling kuat, tidak mudah bertiras, licin, dan benangnya juga tidak mudah tersangkut,” ucap Yanti.


  1. Teknik Silang Kepar

Teknik kedua adalah teknik silang kepar. Cara kerja teknik ini adalah dengan menyilangkan benang pakan di bawah benang lungsin. Kedua benang ini mempunyai titik pertemuan yang miring dan membentuk pola diagonal. Kain tenun dengan teknik ini memerlukan tiga gun.


Teknik ini menggunakan rumus 2/1, di mana dua untuk lungsi menyilang di atas dua pakan, lalu menyilang di bawah benang pakan selanjutnya.


“Teknik menyilang yang digunakan lebih sedikit dari teknik polos sehingga hasil kain tenun ini pun kurang kuat. Akan tetapi, kain tenun yang dihasilkan dengan menggunakan teknik ini menjadi lebih lentur karena karakteristik benangnya yang panjang,” ujar Yanti.


  1. Teknik Tenun Satin

Teknik dasar ketiga dalam pembuatan kain tenun ialah teknik tenun satin. Proses pembuatan kain tenun dengan teknik satin membutuhkan benang paling sedikit lima gun. Disebut dengan satin karena terdapat pergeseran dua pakan atau lebih pada titik-titik silang di benang lungsi.


Kain tenun yang dihasilkan dengan teknik ini kurang kokoh dan cenderung longgar. Akan tetapi, kain tenun dengan teknik ini lebih berkilau dibandingkan dengan kain tenun yang dihasilkan dengan dua teknik lainnya. 


“Jumlah silangan yang sedikit membuat kain ini lebih halus karena benang-benangnya saling berhimpit satu dengan lainnya,” ucap Yanti.


Itu dia tiga teknik dasar yang biasa digunakan oleh pengrajin tenun dalam menghasilkan kain tenun yang indah. (Aya/Cecep)