Alumnus Program PKK 2022 Jadi Asisten Pengawas di Industri Garmen Berkat Kursus Menjahit

Alumnus Program PKK 2022 Jadi Asisten Pengawas di Industri Garmen Berkat Kursus Menjahit

Cimahi, Ditjen Vokasi - Menjahit menjadi salah satu keterampilan hidup yang membawa kehidupan lebih baik untuk seseorang. Begitu pun dengan Nadia Piyati Gustini, alumnus program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) 2022 dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Dress Making, Kota Cimahi, Jawa Barat. Bagi Nadia, ia tak menyangka bahwa dengan menjahit ia bisa meningkatkan keterampilan bahkan membawanya mendapatkan pekerjaan menjadi asisten pengawas di industri garmen.


Nadia bercerita bahwa sebelumnya ia belajar menjahit dari nol sejak mengikuti program PKK. Namun, berkat kesungguhan dan kerja keras, ia pun bisa mengejar ketertinggalan hingga kini ia menjadi asisten pengawas di PT Perdana Frista Garmen.


“Sebelumnya saya tidak bisa menjahit sama sekali, tetapi karena saya gak mau kalah sama yang lain, saya bertanya-tanya ke orang yang lebih menguasai. Instruktur di LKP Dress Making juga sangat membantu,” tutur Nadia.


Berdasarkan cerita Nadia, ia mengetahui program PKK di LKP Dress Making dari media sosial. Dengan semangat yang ia miliki untuk bisa bekerja dan meningkatkan kompetensi, ia pun mendaftar program tersebut. Akhirnya, selama kurang lebih dua bulan pembelajaran, ia pun bisa meningkatkan keterampilan di bidang menjahit.


“Di program PKK, yang paling saya ingat adalah membuat proyek baju. Ternyata, baju yang digunakan sehari-hari, itu memiliki proses yang panjang. Saya pun harus membuat mengukur, membuat pola, sampai menjahit,” jelas Nadia.


Dengan proyek pembelajaran tersebutlah, Nadia bisa menguasai keterampilan menjahit. Setelah pembelajaran usai, ia pun diarahkan untuk mendaftar ke beberapa dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang bekerja sama dengan LKP Dress Making. Salah satunya adalah PT Perdana Frista Garmen.


Nadia menjelaskan, “Pas awal saya justru melamar sebagai operator jahit di perusahaan garmen tersebut. Lalu wawancara dengan HRD-nya ternyata saya cocok untuk di posisi asisten pengawas. Akhirnya, saya pun diterima dengan posisi asisten pengawas.”


Di tahun 2022, ia pun mulai bekerja di perusahaan tersebut. Ia mengatakan bahwa kegiatan sehari-hari sebagai asisten pengawas cukup beragam.


“Tugas saya sehari-hari membantu pengawas, mulai dari menukarkan jarum yang patah, melilit benang, mengarahkan operator, mengajarkan style, dan mengecek hasil kerjaan operator,” ujarnya. 


Satu tahun sudah ia mendapatkan pekerjaan pertamanya dan tak menyangka mendapatkan pekerjaan dengan amanah yang cukup besar. Ia pun bisa meningkatkan kualitas perekonomian keluarganya semenjak bekerja.


“Program PKK ini memberikan dampak yang besar bagi hidup saya. Kursus menjahit di LKP Dress Making pun memberikan jalan saya untuk berkarier,” ungkap Nadia.


LKP Dress Making menjadi kepercayaan masyarakat sebagai salah satu LKP terbaik di Cimahi. Hal itu dikarenakan kualitas lulusan dan kerja sama dengan industri yang terjalin sangat baik. Dewi S. Fujiwara selaku pemimpin LKP Dress Making mengungkapkan bahwa ia sangat berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi generasi muda di bidang menjahit.


"Ada puluhan DUDI yang bekerja sama dengan kami, baik untuk penyelarasan kurikulum, magang, sampai dengan penyerapan lulusan," tutur Dewi.


Dewi juga mengungkapkan bahwa salah satu kesuksesan program PKK di LKP Dress Making ialah karena berdasarkan penyerapan lulusan dan magang. Di 2022, LKP Dress Making bermitra dengan industri garmen besar, seperti PT Trimas Sarana Industri, PT Sansan Saudaratex Jaya 1,2 dan 5, dan PT Perdana Frista Garmen, tempat Nadia bekerja. (Zia/Cecep)