Bukan Pengaduk dan Pemotong Biasa, Inovasi Mesin Politeknik Negeri Padang Ini Dilengkapi Hidung Elektronik

Bukan Pengaduk dan Pemotong Biasa, Inovasi Mesin Politeknik Negeri Padang Ini Dilengkapi Hidung Elektronik

Padang, Ditjen Vokasi - Inovasi teknologi dari dosen dan mahasiswa di politeknik semakin diandalkan untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat, termasuk kelompok tani. Berkolaborasi dengan kelompok  wanita tani di Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, tim dosen dan mahasiswa dari Politeknik Negeri Padang (PNP) mengembangkan mesin atau alat pengaduk dan pemotong untuk menunjang produktivitas usaha kerupuk labu siam warga setempat.


Pengembangan teknologi yang diberi nama “Alat Mixer dan Cetak Kerupuk Labu Siam Cerdas” ini merupakan hasil kolaborasi tim dosen yang terdiri atas dosen Jurusan Teknik Mesin, Teknik Elektronika, Listrik, serta mahasiswa di jurusan tersebut. Tidak seperti alat umumnya, mesin ini rupanya dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan berupa hidung elektronik. 


Roza Susanti, salah satu dosen yang terlibat dalam pembuatan mesin ini, mengatakan bahwa alat mixer dan cetak kerupuk labu siam cerdas ini pada dasarnya merupakan alat pengaduk dan pencetak yang digunakan untuk memastikan kualitas rasa, aroma, dan warna pada adonan kerupuk labu siam yang dibuat oleh kelompok wanita tani di Salimpaung. 




“Kami menggunakan beberapa sensor pada alat ini. Dengan demikian penggunaan alat ini akan membuat adonan kerupuk labu siam lebih merata. Aroma juga lebih baik dan akan konstan. Bentuknya cacahan, kerupuknya juga akan lebih rapi dan sama,” kata Roza beberapa waktu lalu. 


Selain Roza, para dosen lain yang terlibat adalah Zas Ressy Aidha (Teknik Listrik), Sir Anderson (Teknik Mesin), dan Yul Antonisfia (Teknik Elektro).


Masih menurut Roza, alat ini menggunakan teknologi hidung elektronik yang bekerja untuk memastikan konsistensi dari aroma dari setiap adonan yang dibuat. Sementara itu, sensor warga digunakan pada alat ini untuk memastikan warna adonan tetap sama, tidak terlalu pucat, atau tidak terlalu terang.

 

Pengembangan alat ini, lanjut Roza, bermula dari kebutuhan akan mesin pengaduk dan pemotong yang diperlukan oleh Kelompok Wanita Tani Mawaddah. Kelompok wanita tani yang diketuai oleh Eliza Fitri ini selama ini memproduksi kerupuk dari sayuran labu siam masih menggunakan teknologi konvensional.


Padahal, menurut Roza, kerupuk labu siam yang diproduksi oleh Eliza dan kelompok wanita tani lainnya sudah sangat terkenal sehingga produk ini membutuhkan konsistensi, terutama dalam hal rasa dan aroma. Apalagi, membuat kerupuk labu siam juga tidak mudah dan mereka menggunakan bahan pewarna alami untuk warna kerupuknya. 


“Baik proses pengadukan, pemotong semua masih pakai cara konvensional. Akibatnya, hasil adonan menjadi tidak merata, baik rasa maupun warnanya. Aroma dari kerupuk juga tidak konsisten,” kata Roza menambahkan.


Masih menurut Roza, penggunaan alat pengaduk dan pemotong cerdas membuat hasil adonan menjadi lebih rata. Warna serta rasa juga tetap konsisten meskipun untuk skala adonan kecil maupun besar. 


Tidak hanya berdampak pada kualitas rasa, aroma dan warna, keberadaan alat yang dirancang berkapasitas maksimal 10 kilogram ini juga membuat tingkat ketebalan kerupuk labu siam yang dihasilkan juga lebih baik. 


 


“Sebelumnya, mereka menggunakan alat pemotong yang masih manual sehingga hasil potongan kadang tidak beraturan, baik bentuk maupun ukurannya,” tambah Roza. 


Dengan adanya produk “Alat Mixer dan Cetak Kerupuk Labu Siam Cerdas” diharapkan dapat meningkatkan pemasukan secara ekonomi bagi mitra secara khusus dan masyarakat umum seperti petani, pedagang, dan konsumen. Terlebih, Kabupaten Tanah Datar memang dikenal sebagai penghasil sayuran labu siam yang kerap tidak termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat saat musim panen tiba. 


“Kalau bagi mahasiswa ini akan berdampak pada peningkatan kompetensi mahasiswa dan pengembangan project based learning,” tambah Roza. (Nan/Cecep)