Cara Baru Piknik ke NTT dari Rumah dengan Virtual Tour Buatan Politeknik Negeri Kupang

Cara Baru Piknik ke NTT dari Rumah dengan Virtual Tour Buatan Politeknik Negeri Kupang

Kupang, Ditjen Vokasi – Berwisata ke Nusa Tenggara Timur (NTT) dari rumah, emang bisa? Sangat bisa, karena kita bisa menggunakan teknologi modern untuk piknik secara virtual.


NTT merupakan salah satu provinsi di Indonesia timur yang memiliki keindahan alam dan keanerakaragaman budaya yang luar biasa. Kekayaan inilah yang membuat orang-orang ingin menginjakkan kaki di NTT. Akan tetapi, kesibukan yang padat terkadang membuat kita belum bisa berkunjung ke daerah ini.


Buat kalian yang belum bisa berkunjung secara nyata ke NTT tidak perlu khawatir, karena civitas academica Politeknik Negeri Kupang telah menciptakan inovasi berupa platform virtual tour.


Nicodemus Mardanus Setiohardjo, dosen Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan, Politeknik Negeri Kupang, menuturkan bahwa pembuatan platform tersebut berawal saat pandemi covid-19 melanda Indonesia. Wabah yang tidak terduga sebelumnya memberikan dampak buruk untuk seluruh sektor. Salah satunya adalah sektor pariwisata yang ada di NTT, khususnya kawasan wisata Fatumnasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).


Kawasan wisata Fatumnasi yang terletak di Desa Fatumnasi, Kabupaten TTS merupakan salah satu dari tujuh destinasi wisata yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi NTT. Potensi wisata alam di Fatumnasi, di antaranya Gunung Mutis, Benteng 2 Putri, hutan bonsai alam, hutan pinus, goa kelelawar, Danau Kaenka, Bukit Tomenes, bekas tambang marmer, dan lainnya. 


Proses pengembangan wisata ini terhambat saat covid-19. Sebelum covid-19, rata-rata kunjungan wisatawan di hari kerja mencapai 20 orang/hari dan meningkat menjadi 75 orang/hari di hari libur. Akan tetapi, ketika covid-19 menyerang jumlah wisatawan yang berkunjung tidak pernah mencapai 30 orang/minggu.


“Wisatawan yang berkunjung sebelum covid ini berasal dari mancanegara dan wisatawan lokal,” ucap Sari.


Penurunan jumlah wisatawan yang signifikan ini tentunya memberikan imbas ke sektor perekonomian masyarakat setempat. Masyarakat yang terbiasa mendapatkan penghasilan dari penjualan tenun, suvenir, kuliner, jasa homestay, pertunjukan kebudayaan, hingga jasa pemandu wisata menjadi kehilangan sumber penghasilannya karena jumlah wisatawan yang berkunjung sangat sedikit sehingga perputaran uang yang diterima pun menurun.


Merujuk pada masalah tersebut, akhirnya tim dari Politeknik Negeri Kupang yang terdiri atas dosen dan mahasiswa dari Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan serta Program Studi Usaha Perjalanan Wisata pun mencoba memberikan solusi dengan membuat platform virtual tour. Platform ini berisikan tentang paket wisata dan produk-produk buah tangan buatan masyarakat. Dengan platform ini, wisatawan bisa menikmati paket wisata tanpa harus berkunjung ke lokasi secara langsung dan masyarakat pun tetap dapat menjalankan kegiatan usaha di bidang pariwisata.


Proses pembuatan virtual tour menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.


  1. Penetapan Konsep Virtual Tour 

Konsep virtual tour dalam platform ini adalah dengan memberikan informasi dan gambaran kepada pengunjung tentang panorama Fatumnasi dalam bentuk gambar panorama 360.


  1. Desain

Tahap perancangan adalah dengan membuat spesifikasi dan arsitektur sistem, tampilan, dan kebutuhan material untuk pengembangan sistem.


  1. Pengumpulan Material

Tahap ini ialah tahap pengambilan gambar panorama 360 di setiap titik lokasi wisata alam yang sudah ditentukan untuk pengembangan virtual tour.


“Pada tahap ini kita sering mengalami kendala karena kita harus menyesuaikan kondisi alam. Terkadang kita datang, tetapi tidak memperoleh hasil karena cuaca buruk,” ucap Nico.


  1. Penyusunan

Pembuatan aplikasi ini didasarkan pada tahap desain, seperti storyboard, bagan alir, dan struktur navigasi. Pada tahap ini juga dilakukan pengolahan gambar dan video yang sudah dikumpulkan sebelumnya.


  1. Pengujian

Tahap pengujian penting dilakukan untuk melihat apakah ada kesalahan atau ketidaksesuaian dengan perancang sistem.


  1. Distribusi

Setelah memastikan semua fungsi berjalan dengan semestinya, tahapan selanjutnya ialah dengan melakukan pendistribusian aplikasi agar dapat diakses melalui laman virtualtour.fatumnasi.com.


Setelah platform virtual tour selesai dibuat, pihak kampus memberikan platform ini kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Isu Fainman sebagai pengelola wisata Fatumnasi. Platform ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi kepada calon wisatawan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata Fatumnasi.


“Selain memberikan informasi virtual kepada calon wisatawan, harapannya dengan platform ini dapat membantu memulihkan pariwisata setempat yang akhirnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” ucap Nico. (Aya/Cecep)