Dari Bali, Gede Nayaka Mendulang Prestasi di SMKN 2 Kasihan

Dari Bali, Gede Nayaka Mendulang Prestasi di SMKN 2 Kasihan

Bantul, Ditjen Vokasi - Sebagai satu-satunya SMK dengan kompetensi musik klasik di Indonesia, SMKN 2 Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta menjadi rujukan bagi banyak calon siswa dari seluruh Indonesia yang ingin belajar musik klasik. Salah satunya adalah I Gede Nayaka Farrel Adinata. Tidak hanya bersekolah, siswa asal Bali ini juga mendulang berbagai prestasi, mulai dari tingkat nasional hingga internasional. 


Terbaru, Nayaka baru saja menjuarai Festival Lomba Seni Siswa Nasional 2023 pada Agustus lalu. Di ajang tersebut, Nayaka menjadi juara 1 untuk solo gitar bidang SMK. Sebelumnya, bersama dengan dua rekannya Nayaka juga menjadi Best New Talent pada The Papandayan International Jazz Competition 2023 pada Juni 2023. Di ajang tersebut, Nayaka membawa lagu yang ia buat sendiri.


“Saya ingin mengumpulkan banyak karya dan lomba sebagai portofolio untuk nanti melanjutkan sekolah ke Singapura,” kata Nayaka yang juga bergabung di Gita Bahana Nusantara 2023 dan tampil di Halaman Istana Merdeka saat peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia.


Nayaka merupakan siswa kelas 12 di SMKN 2 kasihan. Di sekolah yang sama dengan Putri Ariani ini, Nayaka memilih instrumen gitar klasik sebagai jurusan yang ia pelajari selama tiga tahun terakhir ini. 




“Belajar gitar klasik sebenarnya sudah mulai SD. Dari kelas empat sudah mulai main gitar klasik,” kata Nayaka yang asli Bali ini.


Nayaka yang berasal dari Bali ini mengaku, memilih SMKN 2 Kasihan karena ia yakin akan potensi bermusik yang ada pada dirinya, yaitu bermain musik utama gitar klasik. Oleh karena itulah, saat lulus SMP Nayaka langsung memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah musik.

 

“Di Bali memang ada SMK seninya. Akan tetapi, di Bali tidak ada yang khusus untuk mempelajari seni musik klasik,” tambah Nayaka.


Awalnya, lanjut Nayaka, ia mendapat informasi tentang SMKN 2 Kasihan dari media sosial. Setelah mencari tahu lebih dalam tentang SMKN 2 Kasihan ini, akhirnya Nayaka memutuskan untuk mendaftarkan diri meskipun ia sangat sadar untuk sekolah ke Yogyakarta maka ia harus berpisah jauh dari orang tuanya. 


“Saat itu mendaftar sendiri. Kemudian cari tempat kost sendiri tapi sempat ditungguin ibu sekitar dua minggu selebihnya sudah sendirian di sini,” kata dua bersaudara yang sudah mantap untuk melanjutkan kuliah di bidang seni pertunjukan pasca lulus dari SMKN 2 Kasihan ini. 


“Ingin tetap melanjutkan kuliah di bidang musik karena ini adalah passion saya dan saya yakin akan berkiprah di bidang ini,” kata Nayaka. 


Sementara itu, Kepala SMKN 2 Kasihan, Agus Suranto, mengatakan bahwa Nayaka bukan satu-satunya siswa dari luar Yogyakarta yang belajar di SMKN 2 Kasihan. Menurut Agus, murid-murid di SMKN 2 Kasihan umumnya memang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Mereka memang ingin belajar musik klasik dan berkiprah di bidang musik. 


“Siswa kami bahkan ada yang dari luar negeri, seperti Belanda, Malaysia, Amerika Serikat, dan sebagainya,” kata Agus.


Agus menyebutkan bahwa di sekolahnya, talenta atau bakat para siswa benar-benar ditumbuhkan secara alamiah melalui serangkaian metode pembelajaran yang diterapkan di ruang-ruang praktik, baik bersifat individu maupun ruang praktik kelompok/bersama-sama.


“Kami ingin menumbuhkan ekosistem yang baik bagi tumbuhnya bakat-bakat dan talenta dari seluruh penjuru tanah air,” ujar Agus. (Nanik/Cecep)