Dari Masyarakat Umum Sampai Keraton Yogyakarta, Unit Produksi SMKN 1 Kasihan Melayani Jasa Seni Pertunjukan Tradisi

Dari Masyarakat Umum Sampai Keraton Yogyakarta, Unit Produksi SMKN 1 Kasihan Melayani Jasa Seni Pertunjukan Tradisi

Bantul, Ditjen Vokasi - Penguatan kompetensi keahlian bagi para siswa SMK rupanya tidak hanya selalu mengandalkan industri saja. Banyak SMK yang juga mengembangkan unit-unit produksi yang sudah berstandar dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk memperkuat kompetensi siswa. Salah satunya adalah seperti Unit Produksi (UP) Layanan Jasa Seni Pertunjukan Tradisi milik SMKN 1 Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta. 


Pelaksana tugas (Plt) Kepala SMKN 1 Kasihan, Agus Suranto mengatakan sebagai salah satu SMK bidang seni, SMKN 1 Kasihan ini tentu berbeda dengan SMK-SMK dengan bidang keahlian lain yang kerap bermitra dengan industri untuk mengembangkan kompetensi siswanya. 


“Kalau industri seni, seperti seni pertunjukan itu susah mencari industrinya. Jadi, kami menciptakan industri kami sendiri, salah satunya dengan mengembangkan unit produksi Layanan Jasa Seni Pertunjukan Tradisi,” kata Agus beberapa waktu lalu.


Menurut Agus, unit produksi ini sendiri sebenarnya sudah sejak lama ada. Bahkan, keberadaanya sudah ada jauh sebelum dikenalnya SMK Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti yang berkembang saat ini. 


“Jauh, sebelum ada istilah SMK BLUD, sekolah kami sudah menerapkannya terlebih dahulu,” ujar Agus.


Para klien unit produksi ini juga cukup beragam, mulai dari masyarakat umum, komunitas, instansi pemerintah, hingga Keraton Yogyakarta. Di Keraton Yogyakarta, para siswa biasanya mengisi untuk acara pertunjukan tari bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke keraton atau saat ada acara-acara tertentu. 


“Kami juga selalu tampil di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta,” Agus menambahkan.




Masih menurut Agus, di unit produksi layanan jasa pertunjukan tradisi tersebut, para siswa benar-benar diajak untuk terlibat langsung dalam industri seni pertunjukkan. Secara bergantian para siswa ini akan tampil di panggung-panggung pertunjukan, festival, maupun acara-acara khusus. 


“Beberapa waktu lalu siswa kami juga mengisi untuk kegiatan kirab budaya dalam rangka puncak Hardiknas,” lanjut Agus.


Selain kompetensi siswa yang meningkat, terjun langsung ke industri seni pertunjukan, lanjut Agus, juga mampu memperkuat soft skills para siswa. Para siswa terbiasa menjadi disiplin dan terbiasa tampil di depan umum. 


“Mereka tidak canggung lagi ketika harus tampil,” kata Agus. (Nan/Cecep)