Ditjen Pendidikan Vokasi-FKS Group Sepakati Delapan Poin Kerja Sama untuk Dongkrak Relevansi Lulusan SMK

Ditjen Pendidikan Vokasi-FKS Group Sepakati Delapan Poin Kerja Sama untuk Dongkrak Relevansi Lulusan SMK

Jakarta, Ditjen Vokasi - Sebanyak 16 SMK melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan FKS Group. Penandatanganan ini menandai kemitraan yang strategis antara satuan pendidikan vokasi (SPV) dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dalam rangka menyiapkan lulusan vokasi yang memiliki keterampilan yang relevan dan siap berkontribusi di dunia kerja.


Penandatanganan dilakukan di Auditorium Gedung A, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Selasa (28-5-2024) dan disaksikan langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Kiki Yuliati), Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI (Uuf Brajawidagda) dan Plt. Direktur SMK (Wardani Sugiyanto). Penandatangan ini juga dihadiri oleh Country Head FKS Group, Yanuar Samron.




Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyampaikan bahwa sebagai salah satu pilar dalam pengembangan pendidikan vokasi, kolaborasi antara DUDI dan SPV dinilai sangat strategis. DUDI membuka peluang bagi siswa untuk memperoleh pengalaman praktis yang sangat berharga untuk terjun ke dunia kerja.


“Di sisi lain, SPV seperti SMK bertanggung jawab mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan DUDI dan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,” kata Dirjen Kiki.


Oleh karena itu, lanjut Dirjen Kiki, kerja sama ini sangat penting untuk memastikan lulusan vokasi memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan industri.


Masih menurut Dirjen Kiki, kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan bagi SPV, tetapi juga bagi industri. Menurutnya, keberlanjutan pertumbuhan industri tidak hanya bergantung pada faktor ekonomi semata, tetapi juga pada ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. 


“Dengan memastikan bahwa lulusan vokasi memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan industri, maka kita dapat memastikan kelangsungan dan kemajuan industri Indonesia di masa depan,” Dirjen Kiki menambahkan. 


Dirjen Kiki berharap, sinergi yang kuat antara pendidikan vokasi dan dunia industri ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat posisi Indonesia dalam kancah global. 


Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Uuf Brajawidagda, mengatakan bahwa PKS kali ini merupakan tindak lanjut dari Webinar FKS Inspire (Indonesia Skilled Professional Resource) yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. 


“Dari 99 SMK yang terlibat saat itu, FKS telah memilih 16 SMK yang akan berkolaborasi untuk tahap pertama,” tambah Uuf.




Kerja sama tersebut, lanjut Uuf, akan melingkupi pada penyelarasan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, penyediaan guru tamu dari industri, pengembangan dan pemanfaatan sarana dan prasarana, sertifikasi kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, magang, dan rekrutmen lulusan. Selain itu, kerja sama lainnya adalah dalam pemberian beasiswa, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium atau dalam bentuk lainnya, dan sebagainya.


Sementara itu, Country Head FKS Group, Yanuar Samron, menyadari bahwa tanpa pendidikan, maka tidak akan ada pertumbuhan. 


“Kami hadir untuk menyediakan tempat, di mana siswa bisa mengenal dunia dari sisi pandang pelaku dunia industri,” kata Yanuar Samron.


FKS Group sendiri merupakan perusahaan yang berfokus pada bidang makanan. Dalam perjalanannya, perusahaan ini kemudian mengembangkan bisnis pada bidang infrastruktur dan properti. FKS Group berusaha untuk melampaui harapan dan investasi pemangku kepentingan dengan memastikan pertumbuhan grup yang berkelanjutan dan mengembangkan kompetensi karyawan. (Aya/Nan/Cecep)