Dosen Polines Latih Warga Membuat Eko-Enzim

Dosen Polines Latih Warga Membuat Eko-Enzim

Semarang, Ditjen Vokasi - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Politeknik Negeri Semarang (Polines) bekerja sama dengan Pengurus Cabang Salimah (Persaudaraan Muslimah) Kecamatan Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah, menggelar pelatihan pembuatan eko-enzim untuk mengelola sampah organik warga. 

 

Ketua Tim PKM Polines, Hery Tristijanto, mengatakan bahwa kegiatan pelatihan pembuatan eko-enzim merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sejumlah dosen dari Jurusan Teknik Mesin, Polines.

 

“Untuk pelatihan ini, kami memilih tema ‘Penerapan Teknologi pada Pembuatan Eco Enzyme dengan Memanfaatkan Limbah Organik Rumah Tangga',” kata Hery.

 

Menurut Hery, pelatihan pembuatan eko-enzim ini dilatarbelakangi oleh keberadaan limbah buah dan sayur yang melimpah di daerah tersebut. Limbah-limbah tersebut cenderung belum dimanfaatkan oleh warga sekitar.

 

“Padahal, limbah sampah organik berupa limbah buah dan sayur ini bisa diolah untuk dimanfaatkan dan tentu saja akan menimbulkan masalah jika limbah-limbah tidak diolah dengan baik,” terang Hery.

 

Pemanfaatan dari limbah-limbah tersebut, salah satunya adalah melalui pembuatan eko-enzim. Selain pembuatannya cukup mudah, eko-enzim juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti pupuk tanaman, sabun mandi, sabun cuci, cairan pembersih, dan lulur atau kosmetik. 

 

"Harapan kami, dengan pelatihan ini warga masyarakat di Kecamatan Tingkir, Salatiga, mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan eko-enzim dari limbah organik rumah tangga,” kata Hery menambahkan. 

 

Para peserta dalam pelatihan pembuatan eko-enzim ini adalah ibu-ibu dari Dasa Wisma Dukuh Macanan, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Salatiga, serta pengurus PC Salimah dengan total peserta 24 orang. Selama proses pelatihan, selain dipimpin langsung tim dosen dari Polines, para peserta juga didampingi oleh Ketua PC Salimah Kecamatan Tingkir, Tri Ismiati.

 

Sebagaimana diketahui, sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang banyak dihasilkan dari rumah tangga. Pengolahan sampah organik sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pengomposan secara aerobik maupun anaerobik dan dengan membuat eko-enzim.

 

Pengolahan sampah organik dengan metode ini memiliki sejumlah keistimewaan, di antaranya tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada proses pembuatan kompos. Produksi eko-enzim bahkan tidak memerlukan bak-bak untuk komposter, melainkan bisa menggunakan botol-botol bekas air mineral ataupun produk lain yang sudah tidak digunakan. Hal ini tentu menjadi nilai tambah bagi eko-enzim dalam mendukung konsep reuse untuk melestarikan lingkungan. (Diksi/Nan/AP/NA)