Guru SMK Harus Tingkatkan Kompetensi

Jakarta, Ditjen Diksi - Perubahan teknologi, sosial maupun lingkungan tengah melanda Indonesia hingga global. Hal tersebut secara tidak langsung berdampak terhadap ragam profesi, termasuk guru. Sehingga, mereka harus dapat lebih memberdayakan diri dan meningkatkan kompetensi sebagai pengajar untuk benar-benar menguasai teknologi.

“Sebagai guru, tidak bisa hanya diam atau pasif. Jadi, harus cepat membaca apa yang terjadi, kemudian berpikir kritis dan kreatif, serta yang paling penting di masa-masa sekarang dan ke depan adalah melakukan kolaborasi,” tutur Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hendarman saat memberikan arahan pada “Pembukaan Diklat Daring Guru SMK Pertanian dan Teknik Kimia Tahap 2” oleh BBPPMPV melalui video conference pada Rabu (19/8).

Hendarman menjelaskan, ke depannya siswa akan lebih mandiri, yaitu belajar mencari dan menemukan arah mereka sendiri melalui cara yang bermakna dan bertanggung jawab, yang sejalan dengan konsep “merdeka belajar”. Adapun guru-guru juga diharapkan bisa terus memberi bimbingan dan arahan serta berpikir kreatif dengan selalu memperbarui pola pembelajaran.

Dalam arahannya, Hendarman juga ikut menggaungkan kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, yaitu “link and match” atau “pernikahan” antara pendidikan vokasi dan dunia industri, yang di dalamnya terdapat sembilan strategi dari kurikulum yang dibentuk bersama industri hingga joint research.

“Dengan Dirjen Pendidikan Vokasinya, Pak Wikan, saat ini sudah ada yang namanya kebijakan ‘pernikahan’ atau ‘pernikahan massal’, dan mudah-mudahan akan berhasil. Yang penting, sejauh mana komitmen dari dunia usaha dan dunia industri. Kita bergerak luar biasa di sekolahan, tetapi dunia usaha dunia industri tidak membuka diri, tidak membuka rumahnya untuk kita, kemudian tidak membuka pengetahuannya untuk berbagi itu yang agak repot nantinnya,” ujar Hendarman.

Di hadapan guru-guru SMK yang tengah mengikuti diklat tersebut, Hendarman juga berbagi mengenai pelajar Pancasila dan penguatan karakter yang akan menjadi bagian dari pembelajaran, termasuk pada SMK. “Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung visi dan misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman dan berakhlak mulia, gotong royong, dan berkebinekaan global,” terangnya.

Hendarman pun menekankan bahwa ini adalah sasaran akhir dari pembelajaran, termasuk pada pendidikan vokasi. “Kalau Indonesia mau maju, kita harus mempunyai SDM yang unggul. SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” tegasnya.

Sementara itu Ruli Basuni selaku Kepala Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) mengatakan, pelaksanaan Diklat Daring Guru SMK Pertanian dan Teknik Kimia Tahap 2 ini dilakukan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kompetensi guru kejuruan pertanian dan teknik kimia serta kebutuhan mengajar widyaiswara dan PTP.

“BBPPMPV Pertanian telah mempersiapkan program diklat daring guru kejuruan pertanian selama 34 jam setara dengan 16 hari bagi guru-guru SMK pertanian dan teknik kimia seluruh Indonesia,” jelas Ruli. (Diksi/RA/AP)