Inilah Empat Program Kemitraan dan Penyelarasan Untuk Meningkatkan Potensi Unggul SMK

Jakarta, Ditjen Diksi -- Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Budaya melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri mengesahkah empat program terbaru sebagai langkah ke depan untuk meningkatkan potensi unggul Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Momen tersebut dikemas dalam acara bertajuk “Peluncuran Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan dan Bantuan Pemerintah melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan” yang disiarkan disiarkan secara langsung dalam kanal youtube @Mitrasdudi Kemdikbud pada Selasa (30/6). Selain itu, acara tersebut juga diisi dengan diskusi panel oleh dua narasumber, yaitu Ahmad Saufi, Direktur Kemitraan dan penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) dan Miftahudin, Wakil Ketua Komite Tetap Pelatihan Ketenagakerjaan KADIN Indonesia, yang dimoderatori oleh Saryadi Guyatno, Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan SMK dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Adapun keempat program yang diluncurkan langsung oleh Direktur Jenderal Vokasi, Wikan Sakarinto pada awal acara tersebut, yakni Program Peningkatan dan Penguatan (Upskilling dan Reskilling) Guru Kejuruan, Program Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pembentukan Pusat Pengembangan Karir Siswa atau Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK, dan Program Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pembentukan Tempat Uji Kompetensi (TUK) SMK Berstandar Industri, serta Program Bantuan Pemerintah Fasilitasi Kemitraan dan Penyelarasan SMK dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Sebanyak 2.160 Guru Kejuruan yang memenuhi persyaratan akan dipilih untuk mendapatkan bantuan peningkatan dan penguatan kompetensi dalam program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan. Kemudian sebanyak 80 SMK berkesempatan mendapatkan bantuan untuk mengembangkan BKK dan fasilitas kebekerjaan bagi lulusan SMK sebesar 85 juta rupiah. Selanjutnya Program Bantuan Pemerintah Fasilitasi Kemitraan dan Penyelarasan SMK dengan  DUDI sebesar 100 juta rupiah akan diberikan kepada 60 SMK yang memenuhi persyaratan untuk mendukung program link and match dengan DUDI. Selain itu, sebanyak 100 SMK juga akan diberikan bantuan sebesar 75 juta rupiah untuk memfasilitasi kerja sama SMK dengan DUDI berupa penyusunan Prosedur Operasional Standar TUK berstandar Industri. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di laman www.vokasi.kemendikbud.go.id.

Menurut Wikan, Upskilling dan Reskilling penting untuk dilakukan karena akan mengajak kembali guru kejuruan untuk memperbaharui skill dan membuka mindset bukan hanya untuk mengajar. Namun, kehadiran mereka juga berperan sebagai fasilitator, serta mentor atau coach bagi kegiatan siswa secara keseluruhan di sekolah.

“Kemajuan industri mengajak kita untuk menerapkan konsep ‘Bring Industry to School’. Bukan dengan membawa peralatan mesin ke sekolah, melainkan menerapkan apa yang ada di dalamnya, yaitu Bring Attitude, Bring Project and Bring Best Learning,” ujar Wikan.

Setelah sesi peluncuran, webinar tersebut dilanjutkan dengan diskusi yang dibuka dengan pengenalan latar belakang dan fungsi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri oleh Ahmad Saufi. Kemudian dilanjutkan oleh Miftahudin mengenai gambaran umum dan harapan sektor industri dengan adanya direktorat tersebut.
 
“Tugas utama kami adalah menyusun norma standar prosedur kriteria, ‘link and match’ atau menikahkan massal antara penyedia dan pemilik industri,” ujar Saufi.

Saufi juga menekankan bahwa dengan menyelaraskan kebutuhan sektor industri dengan penyedia jasa, maka akan memudahkan menyiapkan generasi mendatang. Selain itu, tugas tersebut juga akan sangat terbantu dengan program yang baru saja diluncurkan bersama.

Sedangkan Mifathudin selaku perwakilan dari dunia industri, sangat berharap bahwa kemitraan ini dapat menjadi salah satu langkah penyelesaian tingginya angka pengangguran di Indonesia. Dengan program bermitra yang semakin selaras, ia berharap dapat menciptakan SDM yang lebih baik. Ditambah lagi, laju perubahan industri yang tidak menentu menjadikan Indonesia perlu menyiapkan ekosistem yang baik di masa depan. “Dinamika perubahan yang berbeda menjadikan sebuah persoalan tersendiri. Maka, beberapa langkahnya adalah dengan mengembangkan  road map transformasi industri dan ekosistem untuk merespons perubahan tersebut,” jelasnya. 

Sejatinya, keempat program baru tersebut merupakan sebuah langkah awal untuk meningkatkan kemampuan SDM generasi muda agar dapat beradaptasi dalam dunia industri. Di samping itu, ada banyak nilai yang juga dapat dimiliki generasi muda agar dapat bersaing di sektor industri, salah satunya adalah ability to learn, yaitu kemampuan untuk terus belajar, yang kemudian sering dikatakan sebagai belajar untuk belajar.

Adapun untuk mewujudkan semangat long life learning, tentunya dibutuhkan ekosistem yang mendukungnya. Oleh karena itu, bersama kita dukung program kemitraan dan penyelarasan ini, bersama percaya bahwa SMK bisa, SMK hebat untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik. (Diksi/TM/AP/DE).