Inovasi Mesin Roasting Politeknik Negeri Subang Ciptakan Kematangan Biji Kopi yang Sempurna

Inovasi Mesin Roasting Politeknik Negeri Subang Ciptakan Kematangan Biji Kopi yang Sempurna

Subang, Ditjen Vokasi - Kopi merupakan minuman sekunder saat ini. Cita rasanya yang khas, mulai dari aroma, tekstur, dan keasaman dapat meninggalkan jejak yang berkesan. Dengan melihat kebutuhan terkait kopi yang meningkat, Politeknik Negeri Subang (Polsub) membuat inovasi alat roasting kopi dengan metode hot air menggunakan sistem kontrol suhu dan artisan monitoring


Inovasi alat roasting kopi ini diciptakan oleh lima mahasiswa Polsub, yaitu Azmi Rahman Maulid, Fadli Jumardiansyah, Diki Hisbulloh, Dimas Rizky U, dan Yanuar Iqbal. Alat roasting kopi dengan menggunakan uap panas bertujuan memberikan kontrol yang lebih baik, penyangraian yang lebih merata, efisiensi yang lebih tinggi, mengoptimalkan hasil penyangraian biji kopi, dan menciptakan kualitas kopi yang lebih baik secara konsisten. 


Diki Hisbulloh sebagai salah satu pembuat inovasi mesin roasting ini mengungkapkan latar belakang mengapa dibuatnya mesin roasting.


“Awalnya kami bikin alat roasting kopi karena sering liat proses roasting dengan penyangraian yang biasa, yaitu menggunakan drum roaster dan kami melihat hasil dari drum roaster kematangan biji kopinya tidak merata dan masih tercampur dengan kulit arinya,” ujar Diki, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Polsub.


Selain itu, ia pun menjelaskan bahwa ia mendapatkan saran dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ketika magang untuk membuat alat roasting kopi dengan metode hot air.



Alat roasting kopi metode hot air ini memiliki alur kerja menggunakan udara yang dipanaskan. Udara tersebut dipanaskan melalui tungku yang sudah dipanaskan lalu dihembuskan udara menggunakan  blower yang kemudian disalurkan ke tabung roasting biji kopi melalui pipa. Untuk mengontrol suhu pada saat me-roasting, mesin ini menggunakan thermocouple dan thermocontrol yang terhubung dengan artisan monitoring. Metode ini mampu mengatasi aroma smokey (bau kopi yang khas) sehingga mempengaruhi cita rasa pada kopi tersebut. 


Diki mengungkapkan, “Alat ini mampu menampung sebanyak 1 kg biji kopi dan dalam 1 kg tersebut dapat diproses selama lima menit.”


Berdasarkan penjelasan Diki, kelebihan lain dari alat ini ialah menghasilkan kematangan biji kopi yang merata. Hal itu dikarenakan biji kopi yang dihasilkan bersih dan terpisah dari kulit sehingga kopi tidak membuat konsumen kembung dan mual. Selain itu, mesin roasting kopi ini pun mudah untuk dikontrol sehingga dapat menghasilkan kematangan biji kopi yang bervariasi dan waktu pengoprasian lebih cepat dibandingkan drum roaster.


Tak hanya menghasilkan kematangan biji kopi yang sempurna, struktur/rancangan alat roasting kopi ini mudah dibawa sehingga dapat menjangkau setiap lokasi. Dengan banyaknya keunggulan tersebut, inovasi mesin roasting ala Polsub ini sudah menerima permintaan dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).


“Saat ini sudah ada UMKM yang memesan mesin roasting dan sedang disiapkan, yaitu Kopi Waglo di Kutaraja,” ujar Aditya Nugraha selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, Polsub.


Aditya mengungkapkan bahwa karena kebutuhan permintaan UMKM mesin roasting saat ini sedang diperbanyak. Ia menjelaskan, “Ada 3 yang harus dibuat dengan target bulan Oktober, 2 mesin yang dibuat dengan kapasitas 1 kg dan 1 mesin untuk kapasitas 2 kg.”


Permintaan UMKM tersebut menjadi sebuah tantangan bagi mereka karena harus menginovasikan dalam perangkaian mesin, yang di mana  suhu dan tabung harus disesuaikan dengan kebutuhan mesin 2 kg. Kapasitas bertambah dan suhu pun harus di naikan serta rangka harus bisa lebih besar dibandingkan dengan kapasitas 1 kg. 


“Di awal September, kami baru selesai rangka dan cover tinggal pembuatan tungku pemanas, tabung, dan pipa untuk aliran udara dan pembuangan kulit. Paling lambat mesin roasting untuk UMKM akan selesai di November,” ujar Diki. (Tia/Zia/Cecep)