Kapal Pencalang Karya Mahasiswa PPNS Siap Melaut

Kapal Pencalang Karya Mahasiswa PPNS Siap Melaut

Lamongan, Ditjen Vokasi - Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) telah berhasil merampungkan proses pembuatan Kapal Pencalang yang didanai melalui Program Matching Fund Vokasi 2022. Kapal yang menjadi bagian dari Revitalisasi Jalur Rempah Nusantara ini bahkan sudah berhasil meluncur ke laut untuk proses uji coba  berikutnya di laut. 


Prosesi peluncuran kapal (ship launching) berlangsung di galangan kapal PT Tri Ratna Diesel, Paciran, Lamongan, Jawa Timur pada Kamis (23-02-2023). Proses peluncuran kapal yang menjadi bukti kekayaan intelektual penguasaan teknologi di masa lampau tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Tim Proyek Revitalisasi Kapal Tradisional dari PPNS, I Putu Arta Wibawa. 


“Setelah proses peluncuran ini, tahap selanjutnya adalah uji coba di perairan, seperti penggunaan mesinnya, motornya, termasuk layarnya untuk memastikan semua berfungsi dengan baik sebelum kapal benar-benar resmi berlayar,” kata Putu Arta.


Sebagai informasi, pembuatan Kapal Pencalang merupakan salah satu praktik baik program Matching Fund Vokasi tahun 2022 hasil kolaborasi antara PPNS dengan PT Tunas Maritim Global dan PT Blambangan sebagai mitra. Pembuatan kapal ini sekaligus untuk mendukung salah satu program Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait Program Revitalisasi Jalur Rempah sekaligus untuk mendukung pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. 


Pemilihan jenis Kapal Pencalang dikarenakan peran besar kapal ini  dalam menggerakkan perekonomian nusantara melalui aktivitas perdagangan di masa lampau. Bentuk kapal yang relatif tidak terlalu besar, tetapi memiliki daya tampung yang cukup banyak dan daya jelajah yang tinggi menjadikan Kapal Pencalang sebagai kapal favorit bagi para pedagang dari seluruh nusantara kala itu. Kapal jenis ini hampir ditemukan di seluruh wilayah mulai dari Sabang sampai Merauke. 


Kapal Pencalang yang dibuat oleh PPNS ini memadukan teknologi kapal tradisional dan modern. Penggerak kapal ini menggunakan motor dan layar. Sementara itu, badan kapal dibuat dari kayu Merbau, Jati, dan Camplong, yang didapat dari berbagai daerah, seperti Bawean, Banyuwangi, dan Situbondo. 


Kapal Pencalang ini juga dilengkapi alat automation identification system (AIS) hasil riset terapan dari dosen dan mahasiswa PPNS. AIS merupakan sistem pelacakan otomatis yang digunakan pada kapal. AIS ini mampu menampilkan keberadaan kapal lain di sekitarnya berada melalui layar display monitor electronic chart display information system (ECDIS) dan system electronic navigation chat (SENC).


Penggunaan AIS diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan Internasional Maritime Organization Resolution A. Penggunaan AIS bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran. Oleh sebab itulah, sistem ini harus dipasang di setiap kapal.


Daya jelajah Kapal Pencalang ini dengan BBM penuh bisa menempuh jarak 350 nautical miles. “Kecepatan maksimum dengan power engine 65HP mencapai 10 knots, tapi hasil sea-trial kemarin (24-02-2023) kecepatan maksimumnya mencapai 14 knots,” tambah Putu Arta.


Kolaborasi 35 Mahasiswa Lintas Jurusan 


Secara keseluruhan proses pembangunan Kapal Pencalang ini memakan waktu sekitar empat bulan, sejak Agustus 2022 hingga Desember 2022. Pembuatan kapal dilakukan di galangan PPNS yang terletak di Paciran dengan melibatkan 35 mahasiswa PPNS lintas jurusan dari D-3 Teknik Bangunan Kapal, D-3 dan D-4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal, D-4 Teknik Permesinan Kapal, dan D-4 Manajemen Bisnis. Pembuatan kapal ini juga melibatkan 5 (lima) orang mahasiswa dari Politeknik Negeri Madura (Poltera) yang sedang mengikuti program Wirausaha Merdeka (WMK). Selama proses pengerjaan kapal di Paciran, para mahasiswa ini di-rolling tiap minggunya. 


“Jadi yang full time itu 35 mahasiswa. Akan tetapi, sebenarnya ada sekitar 87 mahasiswa yang terlibat di awal. Mereka itu anak semester 3 yang memang hanya ikut saat persiapan awal material di kampus untuk penyiapan material seperti ketam kayu, memotong kayu melalui mata kuliah Praktik NonMetal,” kata Putu Arta yang juga merupakan dosen di PPNS. 


Selain melibatkan para mahasiswa PPNS, pembangunan kapal ini juga melibatkan tim dari PT Tunas Maritim Global dan PT Blambangan yang menjadi mitra kolaborasi. Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan milik alumni PPNS. 


“Kami juga melibatkan para pengrajin lokal kapal tradisional sehingga ada semacam transfer teknologi dan mahasiswa belajar banyak dari situ. Mereka berdiskusi dan kadang juga berdebat tentang pengetahuan yang diperoleh dari kampus dan kebiasaan yang dilakukan oleh pengrajin lokal,” terang Putu Arta.


Sebagai salah satu pengrajin lokal kapal tradisional, Slamet mengaku sangat senang dapat dilibatkan dalam pembuatan kapal tersebut. 


“Kami bisa dapat ilmu baru dari para mahasiswa ini,” kata Slamet di acara peluncuran kapal.


Kapal Pencalang karya PPNS ini memiliki beberapa fasilitas, seperti ruang kemudi, ruang tidur, ruang istirahat, dapur, dan toilet. Kapal ini diharapkan nantinya dapat dijadikan ruang untuk penelitian bagi mahasiswa PPNS. (Aya/Cecep Somantri)