Kolaborasi PNL-IDUKA Siap Cetak Lulusan Berdaya Saing

Lhokseumawe, Ditjen Diksi - Dalam rangka menguatkan kemitraan dengan industri dan dunia kerja (IDUKA), Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) menyelenggarakan webinar mengenai kolaborasi IDUKA dan PNL dalam menghasilkan lulusan yang berdaya saing. Rizal Syahyadi selaku Direktur PNL pun menerangkan bagaimana “link and match” yang seharusnya terjadi antara pendidikan vokasi dengan industri. “Kalau kita ilustrasikan “link and match” ini ibarat bagaimana kita memasak suatu makanan. Di situ ada yang menyiapkan makanan, ada yang meracik bumbu, ada yang merasa, ada yang menjual, dan ada yang mengonsumsi makan tersebut,” terangnya.

Artinya, untuk mendorong terwujudnya “link and match” antara pendidikan vokasi dan industri ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan, yaitu kurikulum yang disusun secara bersama, hadirnya dosen praktisi dari industri yang mengajar di masing-masing prodi minimal 50 jam per semester, adanya magang di industri yang juga disertai dengan sertifikasi, adanya penyerapan lulusan oleh industri, adanya training bagi dosen oleh industri, serta adanya teaching industry yang berasal dari kasus nyata di industri. Selain itu, ada tahap lain yang tidak wajib, yaitu program beasiswa dan bantuan peralatan dari industri.

“Syarat kelulusan bagi mahasiswa vokasi bukan hanya ijazah dan transkrip, sertifikasi kompetensi, dan english proficiency. Namun, harus memiliki kompetensi secara hard skill dan soft skill, serta integritas,” tegas Rizal.

Adapun Dedi Mariadi selaku Manager Production & Process Engineer PT PAG berharap agar perguruan tinggi dapat menjalin kerja sama dengan dunia industri sebanyak mungkin, membangun jaringan ikatan alumni, meningkatkan frekuensi kunjungan dosen tamu dari praktisi atau pengusaha sukses, memonitor perkembangan kegiatan magang secara berkala, menjaga kualitas mahasiswa magang, dan melibatkan mahasiswa dalam kerja sama kegiatan kajian teknis antara perusahaan dan lembaga pendidikan.

Dedi pun mengaku telah merekomendasikan PT PAG untuk menerima program magang mahasiswa sebagai kewajiban perusahaan untuk melakukan kontribusi pengembangan SDM serta memberikan fasilitas yang layak untuk mahasiswa magang sesuai dengan yang disepakati dalam MoU. Selain itu, “Mengevaluasi peserta magang dan mendata mahasiswa yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk program perekrutan perusahaan, melibatkan mahasiswa magang dalam proyek perusahaan untuk menambah wawasan dan pengalaman baru, serta menyediakan dosen tamu jika ada permintaan kuliah umum dari perguruan tinggi untuk menambah wawasan kepada mahasiswa,” paparnya.

Hal tersebut juga di benarkan Thaib selaku APO Field Manager PT PHE yang menyebutkan bahwa pihaknya sangat mendukung kerja sama PNL dengan PT PHE. Pasalnya, setiap tahunnya PT PHE juga selalu membuka program praktik kerja, program sarjana magang, dan program penelitian mahasiswa untuk tugas akhir.

Namun demikian, karena kondisi pandemik Covid-19, maka terdapat kendala dalam menjalankan program-program tersebut. “Untuk pegawai saja hanya sekian persen yang diperbolehkan bekerja di kantor, sedangkan yang lain work from home dengan jadwal yang sudah ditentukan. Meski demikian, PT PHE masih tetap menjalin kerja sama dengan PNL,” tutur Thaib. (Diksi/RA/AP)