Kreativitas Tanpa Batas, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta Libatkan Penyandang Disabilitas

Kreativitas Tanpa Batas, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta Libatkan Penyandang Disabilitas

Yogyakarta, Ditjen Vokasi – Berbagai acara digelar oleh Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta dalam rangka memperingati Hari Tari se-Dunia (29-04-2023).


Seperti yang kita ketahui bahwa tanggal 29 April merupakan tanggal yang penting untuk seniman, di mana pada tanggal tersebut seniman tari di seluruh dunia merayakan lebarannya.


Ada banyak cara yang dilakukan oleh para pelaku seni untuk memperingati Hari Tari se-Dunia, tak terkecuali AKN Seni dan Budaya Yogyakarta. Dalam merayakan hari tersebut, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta mengadakan beberapa rangkaian acara antara lain pertunjukan tari, flashmob, dan sarasehan kebudayaan.


Mengusung tema Beksa Jiwaning Bangsa, acara yang digelar di Pendapa Bale Widya Budaya, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewonan Sewon, Bantul ini turut dihadiri oleh alumni AKN Seni dan Budaya Yogyakarta dan masyarakat umum.




Dalam kesempatan tersebut mahasiswa AKN Seni dan Budaya Yogyakarta menampilkan Tari Mataya Singkir Sengkala. Tari ini merupakan sebuah karya dari maestro tari klasik gaya Yogyakarta, Y. Sumandya Hadi, Dosen Seni Tari AKN Seni dan Budaya Yogyakarta. Tarian yang diciptakan saat pandemi melanda di tahun 2019 ini merupakan tarian ritual bagi seseorang yang tertimpa musibah.


Direktur AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Supadma, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya perayaan Hari Tari se-Dunia oleh civitas academica AKN Seni dan Budaya Yogyakarta.


“Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh dosen dan mahasiswa lintas prodi yang telah berhasil melaksanakan seluruh rangkaian acara dalam memperingati Hari Tari se-Dunia. Dalam kesempatan ini tidak hanya karya dari dosen kami yang dipagelarkan oleh mahasiswa AKN, tetapi ada pertunjukan tari dari kelompok lain,” tutur Supadma.


Sebagai perguruan tinggi vokasi, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta berusaha merangkul semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama dalam mengembangkan dan memajukan budaya salah satunya melalui peringatan Hari Tari se-Dunia ini. 




“Keberadaan AKN Seni dan Budaya Yogyakarta dengan tiga prodi ini harus saling bersinergi satu sama lain agar terjalin koneksitas. Kegiatan ini secara utuh diprakarsai, disokong, dan didukung oleh mahasiswa dari ketiga prodi yang ada di AKN Seni dan Budaya Yogyakarta. Hal ini menjadi bukti dari pengejawantahan kebersatuan di dalam memajukan seni dan budaya dari AKN Seni dan Budaya Yogyakarta,” jelas Supadma.


Tidak hanya menampilkan pertunjukan tari dari mahasiswa AKN Seni dan Budaya Yogyakarta saja, pada acara ini juga turut menampilkan  tarian yang ditarikan oleh teman-teman disabilitas dari kelompok tari Nalitari dan siswa dari SLB 1 Bantul.


Koordinator Program Studi Seni Tari, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Luvita Pradana Puspitasari, menyampaikan bahwa kegiatan perayaan Hari Tari se-Dunia ini merupakan momentum bagi civitas academica AKN Seni dan Budaya Yogyakarta dalam membangun diri dan mengapresiasi teman-teman “istimewa” atas kecintaannya pada seni tari.


“Kegiatan ini menjadi sebuah wadah untuk menggembleng mahasiswa. Mereka belajar bagaimana mengorganisasi dan menyelenggarakan event secara mandiri. Mereka bisa belajar, merasakan, dan mengalami bagaimana mengerahkan semua pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan sebuah event. Pengalaman ini nantinya bisa dipakai oleh mahasiswa ketika sudah lulus dan mengabdi pada masyarakat,” terang Luvita.


Sementara itu, instruktur tari dari komunitas tari Nalitari, Elizabeth, menyampaikan kegembiraannya saat mendapatkan kesempatan untuk tampil pada acara yang digelar oleh AKN Seni dan Budaya Yogyakarta. 


“Kami bersyukur bisa tampil di kampus AKN Seni dan Budaya Yogyakart dengan membawakan tari Sunyi. Saya juga berbangga saat ada anggota dari Nalitari yang berkesempatan kuliah di sini.  Setahu saya baru kampus AKN Seni dan Budaya Yogyakarta yang saat ini menerima mahasiswa disabilitas dalam bidang seni dan budaya. Saya berharap akan ada kampus-kampus lain yang menyusul seperti AKN Seni dan Budaya Yogyakarta,” tutur Elizabeth. (AKN Seni dan Budaya Yogyakarta/Aya/Cecep)