LPK Pembangunan Bantu Wujudkan Masyarakat ‘Melek’ Digital

LPK Pembangunan Bantu Wujudkan Masyarakat ‘Melek’ Digital

Pekalongan, Ditjen Diksi - Tak hanya memperhatikan pendidikan menengah (SMK) dan tinggi (politeknik/akademi), peningkatan kreativitas dan kompetensi sistem pembelajaran pendidikan vokasi juga digeliatkan di lembaga pelatihan dan kursus (LPK). Menilik perkembangan LPK sebagai salah satu lembaga penyokong sumber daya manusia yang unggul, tim laman Vokasi Kemendikbud berkesempatan mengunjungi LPK Pembangunan yang terletak di Kota Pekalongan pada Senin (24/08).

LPK yang dibangun sejak 1999 ini dalam pelaksanaannya berkolaborasi dengan SHE.net untuk mendukung kurikulum pembelajaran software dan hardware yang tersedia. Pasalnya, sebagai kota yang terkenal dengan produksi batik yang mendunia, Pekalongan dapat dikatakan tertinggal dengan kota batik lainnya, yaitu Solo dan Yogyakarta, dalam pelaksanaan digital marketing. Untuk itulah, LPK Pembangunan dibentuk sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyakarat akan pentingnya literasi digital, khususnya di masa sulit seperti ini. 

Meski masa pandemik belum juga usai, nyatanya antusiasme masyarakat terhadap kegiatan pelatihan dan kursus komputer terbilang tinggi. “Kemarin kita buka pendaftaran di Maret tidak sampai satu minggu, sudah ada 100 lebih masyarakat yang mendaftar,” ujar Annang Trianggoro selaku Kepala Koordinator LPK Pembangunan.

Meski, dari 100 peserta yang mendaftar, tercatat 50 peserta lulus ujian yang kemudian dilanjutkan dengan tes wawancara. Hingga akhirnya, jumlah peserta yang lolos adalah sebanyak 15 orang. Adapun beberapa kurikulum yang diajarkan pada saat pelatihan ini adalah pengaturan toko online, web toko online, WhatsApp bisnis, link market place, Facebook ads traffic, dan settling smartphone bisnis yang keseluruhannya berkaitan dengan kegiatan digital marketing. Hal ini tentunya disesuaikan dengan harapan LPK Pembangunan untuk meningkatkan kemampuan digital muda-mudi Pekalongan agar dapat diaplikasikan dalam kegiatan digital marketing.

“Dengan kemampuan digital yang memumpuni, diharapkan akan memudahkan generasi muda untuk dapat mendapatkan pendidikan di mana pun dan kapan pun selama itu terkoneksi dengan internet. Sehingga, nanti ke depannya sarpras LKP itu, di bawah pohon pun sudah bisa mendapatkan pembelajaran,” papar Annang. 

Annang berharap, beberapa kampung batik di kota ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Terlebih, “Kalau dilihat dari presentase masyarakatnya itu, hampir 70 persennya adalah pembatik,” imbuhnya. 

Selain untuk meningkatkan tingkat literasi digital di kalangan masyarakat Pekalongan, LPK Pembangunan juga berharap agar lulusannya dapat memiliki jiwa entrepreneurship sehingga dapat dengan langsung mengaplikasikan ilmu yang didapatnya. “Kalau di PKW ini yang penting kan output-nya, berbeda dengan SMA atau pendidikan formal kan nilainya yang harus bagus. Jadi, kalau di sini output-nya dituntut untuk berwirausaha,” jelas Annang. 

Memberikan pemaparan kepada masyarakat akan pentingnya literasi digital tentunya bukanlah hal yang mudah. Hal ini pun kerap dirasakan oleh LPK Pembangunan dalam menumbuhkan kecintaan masyarakat akan dunia digital dan menyadari akan pentingnya penggunaan teknologi sebagai salah satu media yang menyokong perekonomian masyarakat. “Hal ini juga menjadi salah satu yang menyebabkan banyaknya peserta kursus yang tidak serius. Bukan karena butuh ilmunya, tetapi karena butuh sertifikasinya. Pemberian bantuan kursus gratis ke masyarakat ini ingin mengangkat pendidikan masyarakat mengenai literasi digital, namun belum seluruhnya sampai ke masyarakat,” paparnya. 

Selain sulitnya mengenalkan literasi digital ke masyarakat, ketersediaan SDM tenaga pengajar juga merupakan salah satu tantangan tersendiri bagi LPK Pembangunan untuk terus menyeimbangkan kurikulum dengan kemajuan teknologi yang kian bergerak pesat. “Tantangannya itu juga sebenarnya ada di SDM, karena di IT itu kan perubahan dan perkembangannya cepat sekali, sehingga kita saling cari SDM agar dapat mengimbangi,” tambahnya. 

Saat ini LPK Pembangunan telah melakukan beberapa “pernikahan” atau kerja sama dengan perusahaan dan lembaga pendidikan, di antaranya KUD Makaryo Mino, para pengusaha batik Pekalongan, SMK Asesi NU Pekalongan, dan SMK Doro Pekalongan. Adapun bentuk kerja samanya berupa sistem penjualan online, pembayaran sekolah online, dan absensi online. (Diksi/TM/AP/AS)