Lulusan Kian Terserap Berkat Kelas Industri

Lulusan Kian Terserap Berkat Kelas Industri

Program SMK PK telah mengantarkan SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga memiliki kelas industri yang menyerap lulusan bekerja sesuai dengan kompetensinya.

 

Purbalingga, Ditjen Vokasi – Rendahnya penyerapan lulusan di dunia kerja menjadi persoalan yang harus dihadapi SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga, Jawa Tengah. Banyak lulusannya yang tidak terserap ke dunia kerja, terutama dari Jurusan Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (MPLB). “Kalaupun ada yang bekerja, kebanyakan tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya,” ujar Suharti, Kepala SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga.

 

Penyebabnya, selain terbatasnya lapangan pekerjaan bidang perkantoran di Purbalingga, kompetensi lulusannya juga belum sesuai dengan kebutuhan industri. Akibatnya, banyak lulusan Jurusan MPLB yang bekerja di pabrik sekitar Purbalingga, seperti pabrik pembuatan rambut palsu. “Di sana mereka bekerja sebagai buruh pabrik,” kata Suharti.

 

Padahal, menurut Suharti, Jurusan MPLB merupakan program keahlian yang membekali peserta didiknya dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang pengelolaan administrasi perkantoran.

 

Lulusan jurusan MPLB memiliki kemampuan sebagai junior administrative assistant (sekretaris junior), office aministrative staff (staf adminstrasi kantor), admin online, digital marketer, berwirausaha dalam bidang komputer perkantoran, penyedia jasa pemasaran atau digital marketing, dan event organizer.

 

Oleh karena itu, untuk mendongkrak lulusan agar bisa bekerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya, Suharti mengajukan program SMK Pusat Keunggulan (PK) dari Drektorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk Jurusan Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (MPLB).

 

Kelas Industri

 

Suharti bersyukur, upayanya membuahkan hasil. Pada tahun 2021 lalu, SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga mendapat program SMK PK untuk Jurusan MPLB. “Dengan adanya program tersebut, tidak hanya kompetensi guru yang meningkat, sarana dan prasarannya juga bertambah,” ujarnya.

 

Dengan adanya program SMK PK, SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga akhirnya memiliki laboratorium perkantoran yang modern. Berbekal sarana dan prasarana yang memadai itulah, SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga mengembangkan kerja sama dengan PT Kombas Digital Internasional. “Kerja sama tersebut, mulai dari pengembangan kurikulum, pemagangan, hingga praktisi mengajar,” ujar Suharti.

 

Bahkan, menurut Suharti, kerja sama dengan PT Kombas Digital Internasional telah membentuk kelas industri. Pesertanya adalah siswa SMK yang mengambil Jurusan MPLB atau Jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP). “Ada 25 siswa yang mengikuti program ini,” katanya.

 

Melalui kerja sama ini, kata Suharti, PT Kombas Digital Internasional tidak hanya merekrut lulusannya untuk bekerja di perusahaan tersebut, tetapi juga terlibat dalam proses penyesuaian kurikulum hingga mendatangkan praktisi dari perusahaan tersebut untuk mengajar. “Di kelas ini siswa belajar seperti di dunia kerja,” ujarnya.

 

Dipilihnya PT Kombas Digital Internasional sebagai mitra dalam kelas industri ini karena perusahaan yang bermarkas di Jalan Arcamas No.11, Arcawinangun, Kec. Purwokerto, Banyumas, ini bergerak di bidang digital marketing. “Saat ini industri digital sedang membutuhkan banyak tenaga kerja,” kata Suharti.

 

Dengan adanya kerja sama yang baru berjalan setahun ini, Suharti berharap lulusannya memiliki kompetensi di bidang digital. Untuk itu, selama mengikuti program kelas industri ini siswa akan dibekali dengan ilmu korespondensi, komputer, pengelolaan keuangan, humas dan protokoler, serta pengelolaan kepegawaian.

 

Kerja Sama PT Pos Indonesia

 

Tidak hanya dengan PT Kombas, SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga juga mengembangkan kerja sama dengan PT Pos Indonesia. Melalui kerja sama ini siswa dilatih untuk membuka usaha jasa pengiriman dan pembayaran online. Bahkan, di sekolah tersebut juga sudah terdapat unit usaha berupa pembayaran online kerja sama dengan PT Pos Indonesia.

 

Melalui unit usaha ini, masyarakat dapat melakukan pembayaran secara online, mulai dari pembayaran listrik hingga pembayaran cicilan, seperti cicilan sepeda motor.

 

Melalui kerja sama ini, siswa yang telah lulus juga dapat membuka jasa pengiriman dan pembayaran online yang difasilitasi oleh PT Pos Indonesia. “Ada siswa kami yang telah membuka usaha jasa pengiriman,” ujar Suharti bangga.

 

Menurut Suharti, program SMK PK sangat membantu dirinya untuk mengembangkan sekolah yang dipimpinnya. Selama mengikuti program SMK PK, ia juga mendapat pendampingan dari perguruan tinggi. Bahkan, adanya SMK PK, sekolahnya dipercaya industri untuk bekerja sama. “Sebelum adanya program SMK PK, kami mengalami kesulitan untuk kerja sama dengan industri,” ujarnya. (Diksi/Bam/AP/NA)