Masih SMK tapi Sudah Cuan

Masih SMK tapi Sudah Cuan

Jakarta, Ditjen Vokasi – Penguasaan aspek keterampilan atau keahlian pada pendidikan vokasi membuat para siswanya lebih leluasa dalam memilih masa depan. Mereka bisa Bekerja, Melanjutkan, atau Berwirausaha (BMW) setelah lulus sekolah. Bahkan, dengan penguasaan keahlian tersebut tidak sedikit dari mereka yang sudah memiliki usaha sebelum lulus sekolah. Salah satunya adalah Halend Meylinda, pemilik usaha Nail Art by Lens yang sudah cuan walaupun masih berstatus siswa SMK.


Sesuai namanya, Nail Art by Lens merupakan usaha jasa nail art atau seni merias kuku yang dijalankan Helend sejak 2022 lalu. Meskipun masih terbilang baru, omzet usaha Helend ini sudah lebih dari lumayan untuk ukuran pelajar. Dari penghasilannya tersebut, Helend bahkan tidak hanya bisa membeli barang-barang yang ia inginkan saja, akan tetapi juga mampu membantu ekonomi keluarga dengan membantu biaya pendidikan adik-adiknya.


"Dalam sehari bisalah mengantongi sekitar Rp300.000,00. Saat akhir pekan bisa lebih banyak, mencapai Rp800.000,00. Uangnya untuk jajan, beli motor, beli handphone, kasih adik-adik, bantu orang tua, dan lain-lain," kata Helend tentang omzet usahanya tersebut.


Saat ini Helend masih berstatus sebagai siswa kelas XI, Jurusan Tata Kecantikan di SMKN 27 Jakarta. Sejak awal Helend memang memilih SMK karena ingin segera bekerja usai lulus sekolah. Helend memilih jurusan Tata kecantikan karena ia merasa bakatnya ada di bidang tersebut.


“Saya dari dulu memang suka yang berbau kecantikan, seperti make up, hair styles, dan sebagainya. Tapi saya belum kepikiran untuk jadi wirausaha,” kata Helend


Ide membuka usaha nail art baru muncul pada Januari tahun 2022 lalu. Saat itu, Helend mengaku banyak teman-temannya yang tertarik dan suka dengan hasil riasan kuku yang ia gunakan atau saat kegiatan praktik di kelas.


"Awalnya memang hanya karena hobi. Akan tetapi, teman-temannya justru malah pada suka," ujar Helend.


Sebagai siswa jurusan Tata Kecantikan, Helend memang belajar tentang tata kecantikan kuku sebagai salah satu materi kompetensi yang harus ia kuasai. Dalam kompetensi tersebut salah satu yang diajarkan adalah seni merias kuku atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai nail art.


Nail art sendiri merupakan seni mempercantik kuku dengan cara melukis dan menghias kuku. Kuku akan dihias dengan aneka warna, bentuk, dan aksesoris yang membuat kuku menjadi lebih cantik.


"Jadi saya rasa usaha ini adalah gabungan dari passion saya di bidang tata kecantikan dan kompetensi merias kuku yang saya dapatkan di sekolah," ujar sulung dari tiga bersaudara ini.



Modal uang jajan 


Awal memulai usaha, Helend mengaku hanya bermodalkan uang Rp500.000,00. Uang tersebut ia sisihkan dari uang jajannya sehari-hari. Helend menggunakan modal tersebut untuk membeli mesin LED UV untuk mengeringkan cat kuku.


Menurut Helend, mesin LED tersebut sangat penting karena ia sering menggunakan gel nail polish atau cat kuku yang berbentuk jeli untuk merias kuku para kliennya. Jenis cat tersebut cenderung susah kering jika tidak menggunakan mesin LEV UV.


"Tapi klien saya sukanya jenis cat kuku ini (gel nail polish ,red) karena lebih awet. Kalau alat-alat lainnya seperti kikir itu dibeli sambil jalan karena kan harganya cukup terjangkaulah,” kata Helen.


Dari modal uang jajan tersebut, usaha Helen terus berkembang. Helend bisanya memanfaatkan waktu sepulang sekolah ataupun saat libur untuk merias kuku para pelanggannya. Selain dari Jakarta, pelanggan Helend juga datang dari daerah sekitaran Jakarta, seperti Depok, Bekasi, dan Tangerang.


"Kalau hari biasa biasanya pulang sekolah istirahat sebentar, kemudian ke tempat pelanggan. Paling satu atau dua orang kalau hari sekolah. Kalau akhir pekan bisa lima orang atau kadang mengerjakan pengantin juga,” kata Helend.


Selain pintar mengaplikasikan aneka bentuk kuku yang indah, pulasan nail art Helen juga rupanya bisa bertahan lama. Hal itulah yang membuat para pelanggannya suka dengan nail art karya Helend. 


Dari lingkaran teman, pelanggan nail art terus bertambah. Pelanggannya meluas, bahkan Helend pernah diundang untuk mempercantik kuku penyanyi muda Keisya Levronka. 


“Awalnya tidak tahu kalau yang memesan itu Keisya. Pas datang ternyata itu rumah Keisya yang mesan. Dia (Keisya) mungkin melihat Instagram aku,” kata Helend. 


Helend memang memasarkan jasa nail art melalui sosial media Instagram. Ia memasang foto-foto hasil kreasinya selama yang menjadi portofolio dan bisa dipilih oleh para pelanggan. 


Soal harga, Helend biasanya mematok tarif berkisar antara Rp60.000,00 sampai Rp70.000,00 untuk jenis riasan kuku polos. Selain itu, harga atau tarif nail art Helend akan sangat bervariasi, tergantung dengan tingkat kerumitan desain. Semakin rumit desain maka harga akan semakin mahal, termasuk nail art khusus untuk wedding.


Kalau untuk wedding bisa sampai satu juta karena kan rumit dan pengerjaannya bisa sampai berjam-jam," ujar Helend. (Nan/Cecep)