Masih SMK tapi Sudah Cuan

Masih SMK tapi Sudah Cuan

Jakarta, Ditjen Vokasi – Penguasaan aspek keterampilan atau keahlian pada pendidikan vokasi memang membuat para siswa atau mahasiswa vokasi lebih leluasa untuk memilih masa depan mereka. Dengan keterampilan yang mereka miliki, para lulusan vokasi bisa memilih Bekerja, Melanjutkan, atau Berwirausaha (BMW). Akan tetapi, tidak jarang juga mahasiswa atau siswa vokasi yang justru sudah memiliki bisnis sebelum mereka lulus. Salah satunya adalah Halend Meylinda, pemilik usaha Nail Art by Lens yang sudah cuan walaupun masih berstatus siswa.


Berawal dari passion-nya di bidang tata kecantikan serta kompetensi  yang ia dapat di sekolah, Helend kini sudah mengelola usaha nail art-nya sendiri. Penghasilannya? Lebih dari lumayan untuk ukuran pelajar. Dalam sehari Helen bisa mengantongi sekitar Rp300.000,00. Saat akhir pekan, penghasilannya lebih banyak, bisa mencapai Rp800.000,00.  


“Biasanya kalau hari biasa mengerjakan pesanannya itu sepulang sekolah. Istirahat sebentar kemudian ke tempat pelanggan. Paling satu atau dua orang kalau hari sekolah. Kalau akhir pekan bisa lima orang atau kadang mengerjakan pengantin juga,” kata Helend.


Nail art merupakan seni mempercantik kuku dengan cara melukis dan menghias kuku. Kuku akan dihias dengan aneka warna, bentuk, dan aksesoris yang membuat kuku menjadi lebih cantik. Seni melukis dan merawat kuku sendiri memang menjadi salah satu kompetensi yang diajarkan di Jurusan Tata Kecantikan di SMK.


Helend sendiri merupakan siswa SMKN 27 Jakarta Jurusan tata kecantikan. Saat ini ia masih duduk di kelas XI. Sejak awal Helend memang memilih SMK karena ingin segera bisa langsung terjun ke lapangan. Tata kecantikan dipilih karena ia merasa bakatnya ada di sana.


“Saya dari dulu memang suka yang berbau kecantikan, seperti make up, hair styles, dan sebagainya,” kata Helend


Helend memulai usaha nail art-nya sejak Januari tahun 2022 lalu. Awalnya memang hanya karena hobi. Akan tetapi, teman-temannya justru menyukai hasil karya nail art Helend.



Selain pintar mengaplikasikan aneka bentuk kuku yang indah, pulasan nail art Helen juga rupanya bisa bertahan lama. Hal itulah yang membuat para pelanggannya suka dengan nail art karya Helend. 


Dari lingkaran teman, pelanggan nail art terus bertambah. Pelanggannya meluas, bahkan Helend pernah diundang untuk mempercantik kuku penyanyi muda Keisya Levronka. 


“Awalnya tidak tahu kalau yang memesan itu Keisya. Pas datang ternyata itu rumah Keisya yang mesan. Dia (Keisya) mungkin melihat Instagram aku,” kata Helend. 


Helend memang memasarkan jasa nail art melalui sosial media Instagram. Ia memasang foto-foto hasil kreasinya selama yang menjadi portofolio dan bisa dipilih oleh para pelanggan. 


Modal uang jajan 


Awal memulai usaha, Helend mengaku hanya bermodalkan uang Rp500.000,00. Uang tersebut ia sisihkan dari uang jajannya sehari-hari. Dari modal tersebut, Helend membeli sejumlah peralatan, seperti mesin LED UV untuk mengeringkan cat kuku.


Alat tersebut penting karena jenis cat kuku yang digunakan Helend untuk merias kuku kliennya berupa gel nail polish atau jenis cat kuku yang berbentuk jeli yang susah kering. Akan tetapi, jenis cat kuku ini lebih disukai karena cenderung lebih awet.


“Kalau alat-alat lainnya seperti kikir itu dibeli sambil jalan karena kan harganya cukup terjangkaulah,” kata Helen.


Dari modal uang jajan tersebut, usaha Helen kini terus berkembang. Untuk jenis cat kuku polos, Helend biasanya mematok harga berkisar antara Rp60.000,00 sampai Rp70.000,00. Selain itu, harga tarif nail art Helend akan sangat bervariasi, tergantung dengan tingkat kerumitan desain. Semakin rumit desain maka harga akan semakin mahal, termasuk nail art khusus untuk wedding. (Nan/Cecep Somantri)