Melalui Hannover Messe, Ditjen Vokasi Siap Dukung Hilirisasi Inovasi

Melalui Hannover Messe, Ditjen Vokasi Siap Dukung Hilirisasi Inovasi

Jakarta, Ditjen Vokasi - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen kuat untuk mendukung peta jalan hilirisasi yang disusun pemerintah. Melalui program “Matching Fund” atau dana padanan vokasi, Ditjen Pendidikan Vokasi akan terus mendorong kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dan industri, salah satunya dalam hal hilirisasi produk riset terapan.

 

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menanggapi pidato Presiden Joko Widodo saat Pembukaan Hannover Messe 2023 di Hannover, Jerman, Minggu (16-04-2024).  Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo memaparkan bahwa Indonesia memiliki dua strategi besar dalam rangka transformasi ekonomi, yakni hilirisasi industri dan ekonomi hijau. Nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi diproyeksikan mencapai 545,3 miliar dolar AS hingga 2040 untuk 21 komoditas.

 

“Melalui Hannover Messe ini kami ingin menunjukkan bahwa kami sangat terbuka untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam riset-riset terapan vokasi untuk mendukung peta jalan hilirisasi pemerintah, termasuk hilirisasi produk riset terapan,” kata Dirjen Kiki. 

 

Menurut Dirjen Kiki, perguruan tinggi vokasi memiliki berbagai kepakaran yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas dan mengingatkan daya saing bangsa.

 

Tidak hanya itu, menurut Dirjen Kiki, program Matching Fund vokasi yang sudah dilaksanakan sejak 2021 lalu juga telah menghasilkan luaran riset yang sangat potensial untuk diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat maupun keperluan industri.

 

“Matching Fund juga sebenarnya sudah menghasilkan banyak produk-produk inovasi yang siap dihilirisasi kan bersama mitra industri,” kata Dirjen Kiki. 

 

Oleh karena itu, Dirjen Kiki berharap, Hannover Messe 2023 bisa menjadi momentum baik untuk menjalin kolaborasi bersama mitra industri seluas-luasnya dalam rangka hilirisasi produk-produk inovasi yang telah dihasilkan dari satuan-satuan pendidikan vokasi di Indonesia

 

“Hannover Messe inikan “showcase” bagaimana transformasi pendidikan vokasi melalui Merdeka Belajar yang sudah kita lakukan selama ini telah menghasilkan produk inovasi yang siap dihilirisasi,” kata Dirjen Kiki. 

 

Dirjen Kiki mencontohkan produk bioplastik dari nata de coco hasil inovasi Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Jakarta yang sangat siap untuk dihilirisasi. Menurut Dirjen Kiki, hilirisasi bioplastik nata de coco tersebut berguna untuk mendukung industri kemasan makanan serta memberikan nilai tambah bagi komoditas kelapa.

 

“Saya rasa masih banyak lagi produk inovasi unggulan vokasi yang siap dihilirisasi. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk berkolaborasi,” Dirjen Kiki menambahkan. 

 

Sebagai informasi, Matching Fund atau yang disebut dengan dana padanan merupakan salah satu fokus dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka Vokasi. Program ini menyediakan bantuan pendanaan yang diperuntukkan bagi tiga program, yakni pengembangan pusat unggulan teknologi (PUT), hilirisasi produk riset terapan, beserta startup kampus vokasi yang dibangun bersama dunia kerja. 

 

Sementara itu, Direktur Polimedia, Tipri Rose Kartini, mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk pengembangan dan hilirisasi bioplastik nata de coco tersebut. Sebagai salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia, hilirisasi bioplastik nata de coco dapat meningkatkan nilai tambah air kelapa tua yang selama ini hanya dibuang begitu saja oleh masyarakat. (Nan/Cecep Somantri)