Menjadi Sekolah Wirausaha Setelah SMK PK

Program SMK PK di SMK Muhammadiyah 1 Baturetno membuat lulusannya mahir berwirausaha, juga banyak terserap di dunia kerja.

 

Wonogiri, Ditjen Vokasi -- Sidiq Joko Prasetyo hanya bisa bersyukur. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 1 Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah, yang telah dipimpinnya selama 35 tahun dipercaya untuk menyelenggarakan program SMK Pusat Keunggulan (PK) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek.  

 

Seperti diketahui, program SMK PK lahir sebagai upaya pengembangan SMK dengan keahlian tertentu. Tujuannya adalah untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi dengan dunia kerja.  

 

Melalui program SMK PK ini, SMK Muhammadiyah 1 Baturetno tidak saja mendapat bantuan fisik seperti pembangunan sarana dan prasarana sekolah, tetapi juga bantuan nonfisik, mulai dari pelatihan kepada sekolah dan guru kejuruan, kurikukum dengan pembelajaran paradigma baru, hingga digitalisasi sekolah.

 

Diakui Joko, untuk mendapatkan program SMK PK tidak mudah. Selain seleksinya cukup ketat, prasyaratnya juga tidak ringan. Salah satu syaratnya adalah penyelenggara program harus memiliki link and match dengan dunia usaha dan dunia industri.

 

Beruntung, sebelumnya SMK Muhammadiyah 1 Baturetno sudah memiliki kerja sama dengan berbagai industri. Salah satunya PT Luwes, sebuah perusahan ritel besar yang bermarkas di Solo, Jawa Tengah. Melalui kerja sama tersebut, PT Luwes membuka kelas industri di SMK Muhammadiyah 1 Baturetno.

 

Joko menjelaskan, dalam kelas industri tersebut, sejak awal siswa sudah dikenalkan dengan dunia kerja. Dimulai dari kelas 10 dan kelas 11, siswa sudah diwajibkan magang di PT Luwes selama tiga bulan. Selanjutnya, di kelas 12, siswa magang selama enam bulan. “Setelah lulus siswa langsung kontrak kerja dengan PT Luwes selama satu tahun,” jelas Joko.

 

Bermodal keberhasilannya membangun link and match dengan dunia industri itulah, SMK Muhammadiyah 1 Baturetno terpilih untuk menyelenggarakan program SMK PK untuk keahlian bidang bisnis daring dan pemasaran. SMK Muhammadiyah 1 Baturetno sendiri memiliki tiga jurusan, yakni Akuntansi, Manajemen Perkantoran, dan Bisnis Daring dan Pemasaran.

 

Bisnis Online

 

Dipilihnya bidang keahlian bisnis daring dan pemasaran dalam program SMK PK ini karena bisnis online kini yang sedang digemari masyarakat. Untuk itu, SMK Muhammadiyah 1 Baturetno menggandeng sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran digital, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Kantor Pos.

 

Joko menuturkan bahwa kerja sama dengan Shopee diawali dengan program pemagangan bagi siswa dan guru. “Selama magang siswa dibekali pengetahuan mengenai berjualan secara online dan cara membuka lapak,” ujar Joko.

 

Sementara itu, kerja sama dengan PT Pos, siswa diajarkan untuk pembayaran melalui Pos Pay. Berbekal pengetahuan itu, siswa bisa membuka usaha pembayaran tagihan melalui Pos Pay, mulai dari tagihan rekening listrik, PAM, hingga angsuran kredit.

 

Tidak hanya dibekali pengetahuan, peserta didik juga belajar praktik kewirausahaan. Setiap peserta didik diberi pinjaman modal uang sebesar Rp100 ribu. Dari modal awal itu, peserta didik mengembangkan usahanya agar menghasilkan keuntungan. Caranya beragam, mulai dari membuat produk hingga menjual berbagai produk yang ada di sekolah.

 

Hasilnya, kini SMK Muhammadiyah 1 Baturetno memilki banyak usaha yang dikelola siswa, mulai dari Café Teria hingga business center yang menjual berbagai kebutuhan pokok. “Siswa bisa mengambil produknya di sini dan menjualnya di kampung halamannya. Business center juga menerima produk dari siswa,” kata Joko.

 

Selain itu, dalam program kewirausahaan itu siswa juga membuat produk cake dan kukis yang dijual secara online. Produknya beragam, seperti donat, banana strudel, dan cake dari bahan dasar tiwul. “Supaya tidak monoton, siswa juga membuat kerajinan industri kreatif, seperti sandal,“ ujar Joko.

 

Produk lainnya berupa keripik tempe dan biji mete yang dikemas dalam merek Muhiba, ‘Muhammadiyah Satu Baturetno’. Selain itu, ada juga produk Mie Ayam Murhat, ‘Murah dan Sehat’ dan minuman cincau. Ke depan, Joko juga berencana untuk membuat kafetaria yang lebih modern. “Di sana ada tempat belanja, tempat makan, dan pertunjukan musik,” ujarnya.

 

Di samping itu, lulusan SMK Muhammadiyah 1 Baturetno tidak hanya mahir untuk berwirausaha, tetapi juga memiliki kompetensi yang dibutuhkan dunia industri. “Lulusan kami banyak bekerja di industri garmen,” ujar Joko.

 

Joko mengakui, adanya program SMK PK tidak hanya menghasilkan lulusan yang sesuai kebutuhan industri, tetapi juga meningkatkan SDM, terutama para guru. “Ada banyak workshop, mulai dari update teknologi, paradigma pembelajaran, hingga penyesuaian kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan industri,” jelasnya. (Diksi/Bam/AP/NA)