MSIB: Dapat Ilmunya, Dapat Sertifikatnya!

MSIB: Dapat Ilmunya, Dapat Sertifikatnya!

Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) menjadi salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri dengan terjun langsung di dunia industri atau profesi nyata selama satu sampai dua semester. 

 

Jakarta, Ditjen Vokasi – Sosok Muhammad Ramdan Syafaat merupakan salah satu peserta program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Mahasiswa Program Studi (Prodi) D-4 Teknik Pembangkit Listrik, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), ini berkesempatan magang bersertifikat di PT Indonesia Power. Ramdan juga tercatat baru menyelesaikan program magang bersertifikat yang dilakukan sejak Februari hingga Juli 2022 di PT Indonesia Power untuk wilayah kerja Pelabuhan Ratu. 

 

"Saya memilih magang bersertifikat karena ingin mendapat pengalaman praktis langsung di industri dan secara waktu memang kebetulan pas untuk magang,” kata Ramdan.

 

PT Indonesia Power sendiri merupakan anak usaha PT PLN (Persero) yang bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik. Kegiatan utama bisnis perusahaan tersebut fokus sebagai penyedia tenaga listrik melalui pembangkitan tenaga listrik dan sebagai penyedia jasa operasi, serta pemeliharaan pembangkit listrik yang mengoperasikan pembangkit yang tersebar di Indonesia.

 

"Kebetulan dari dulu saya ingin sekali bisa magang di Indonesia Power karena memang bidang ilmu saya dari SMK bidang listrik, namun saat SMK magangnya tidak di bidang tersebut. Jadi, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini," kata Ramdan yang kini menempuh studi semester tujuh di PNJ. 

 

Ramdan memang cukup beruntung bisa mengikuti program MSIB dan berkesempatan magang di perusahaan besar seperti PT Indonesia Power. Pasalnya, Ramdan harus mengalahkan ribuan peserta MSIB lainnya yang mendaftar di perusahaan yang sama.

 

"Awalnya jumlah mahasiswa yang mendaftar di Indonesia Power itu sekitar 8.000 peserta. Namun, setelah seleksi administrasi, rupanya tinggal tersisa sekitar 300 mahasiswa. Kemudian ada tes berikutnya, termasuk psikotes dan tes wawancara. Akhirnya yang terpilih hanya 55 mahasiswa, termasuk saya,” ujar Ramdan.

 

Proses persiapan untuk magang sendiri diakui Ramdan cukup mudah. Pihak kampus memberikan dukungan penuh terhadap para mahasiswanya untuk mengikuti program ini. Misalnya saja, terkait dengan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, seperti surat rekomendasi dan surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM) yang wajib untuk dipenuhi. Pihak kampus, menurut Ramdan, juga memberikan jaminan konversi SKS sehingga dirinya merasa yakin untuk mengikuti MSIB.

 

Selama magang, Ramdan ditempatkan di Unit Pembangkit Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, yakni pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Alasannya, domisili Ramdan memang berada di Sukabumi.

 

“Pihak Indonesia Power memang yang menentukan lokasi magang kami dan biasanya didasarkan dari domisili terdekat pemagang. Karena rumah saya di Sukabumi, jadi saya ditempatkan di PLTU Pelabuhan Ratu,” kata sulung dari empat bersaudara yang kini tengah mempersiapkan diri untuk magang di Pertamina Cirebon.

 

Kegiatan magang di Indonesia Power dilakukan full secara offline di site. Di unit pembangkitan Pelabuhan Ratu, Ramdan tidak sendirian. Ada lima mahasiswa lainnya yang juga mengikuti program yang sama. Akan tetapi, mereka bukan dari PNJ, melainkan dari sejumlah kampus lainnya, seperti dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

 

Selama magang, Ramdan layaknya pegawai lainnya. Ia harus masuk tepat waktu dan pulang sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Ia juga harus membuat laporan pekerjaan yang bersifat daily ataupun mingguan serta melakukan tugas-tugas layaknya pegawai di sana.

 

Ramdan juga didampingi oleh seorang mentor yang bertugas sebagai pembimbing. Satu pemagang didampingi oleh satu mentor yang berasal dari Indonesia Power. Bersama mentor, Ramdan banyak belajar dan berdiskusi tentang project yang harus diselesaikan.

 

Di Indonesia Power Sukabumi, Ramdan magang untuk posisi operation personnel development (operator). Rutinitas yang ia jalani dalam keseharian adalah tentang bagaimana mengoperasikan PLTU sesuai standar prosedur yang berlaku.

 

"Jadi, kalau di kampus dapat teori pembangkitan secara umum. Saat magang, kita benar-benar terjun langsung. Praktik langsung tentang pembangkitan, mengoperasikan PLTU seperti bagaimana coal and ash handling-nya,” jelas Ramdan.

 

Bagi Ramdan, ilmu tersebut cukup mahal didapatkannya. Bahkan, jika harus mendalami sendiri di luar kampus melalui pelatihan misalnya, biayanya juga cukup mahal. “Belum lagi kalau harus uji kompetensi. Jadi, benar-benar sayang sekali untuk dilewatkan program MSIB ini,” kata Ramdan.

 

Sesi magang di Indonesia Power sendiri dibagi dalam dua tahapan, yakni in class training (ICT) dan on job training (OJT). Sesi ICT dihabiskan dalam satu bulan awal, serta diisi dengan pembekalan pengetahuan dasar tentang pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit. Sehingga, setiap peserta mempunyai bekal pengetahuan sebelum melakukan shadowing pekerjaan kepada mentor.

 

"Karena tidak semua peserta magang berasal dari prodi pembangkitan listrik, jadi di in class diberikan pemahaman dasar-dasarnya dulu sebelum masuk ke sesi atau tahapan berikutnya," kata Ramdan.

 

Setelah sesi ICT selesai, tahap berikutnya adalah OJT. Berbeda dengan ICT yang lebih mengenal hal-hal dasar, maka di sesi OJT lebih pada bentuk aktivitas yang diberikan benar-benar langsung mengarah atau mengajarkan keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dalam situasi kerja yang sebenarnya.

 

"Benar-benar kita seperti karyawan. Kita melakukan apa yang memang menjadi penugasan awal. Kalau saya memang di posisi operator, jadi bagaimana menangani unit, pemeliharaan, dan sebagainya," tambah Ramdan.

 

Pada sesi OJT, aktivitas yang dilakukan merupakan penjabaran dari pedoman standar kompetensi ketenagalistrikan pada pekerjaan pengoperasian pembangkit tenaga listrik. Sehingga, apa yang didapat benar-benar sudah sesuai dengan kebutuhan di industri pembangkitan.

 

Elemen-elemen kompetensi yang harus dicapai oleh peserta magang tersebut dituangkan dalam bentuk aktivitas harian yang ditetapkan dalam workplan dengan target waktu tertentu, yakni satu kompetensi untuk satu bulan.

 

"Kebetulan ada lima kompetensi dan sebenarnya bisa saya selesaikan dalam waktu tiga bulan saja," terang Ramdan.

 

Di bawah bimbingan mentor, para pemagang termasuk Ramdan harus menyelesaikan keseluruhan aktivitas yang ada dalam kompetensi tersebut. Monitoring yang insentif juga dilakukan oleh para mentor.

Tahap akhir dalam program ini adalah uji sertifikasi oleh internal. Metode yang diterapkan untuk uji sertifikasi ini menduplikasi metodologi sertifikasi uji kompetensi yang ada dalam Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Metode sertifikasi yang dimaksud, meliputi uji tulis, uji lisan, dan uji praktik.

 

“Jadi, benar-benar pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja kita benar-benar dinilai apakah sesuai standar atau belum,” kata Ramdan.

 

Bagi Ramdan yang dinyatakan lulus, sertifikat ini sangat berarti. Pasalnya, selain bisa menjadi bukti kompetensi, sertifikat ini juga akan menjadi nilai tambah yang akan digunakan saat mendaftar pekerjaan nantinya. “Jadi, dapat ilmunya, dapat sertifikat kompetensinya juga,” kata Ramdan.

 

Dengan berbagai keuntungan yang didapat, Ramdan merasa sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk ikut serta dalam program MSIB. Selain bisa mencicipi suasana kerja langsung di industri, Ramdan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman berharga selama mengikuti program magang bersertifikat.

 

“Ini benar-benar pengalaman yang sangat berharga karena hard skills dan soft skills kita benar-benar terasah, bagaimana kemampuan problem solving kita di lapangan, membangun kerja sama. Semua ilmu itu pada akhirnya melengkapi apa yang sudah saya pelajari di kampus. Jadi, sayang kalau tidak ikut MSIB,” kata Ramdan berpesan. (Diksi/Nan/AP/NA)