Passion TI yang Berbuah Prestasi

Jakarta, Ditjen Diksi - Seiring perkembangan teknologi yang kian pesat, profesi dengan keahlian di bidang teknologi informasi (TI) kini kian dicari. Pasalnya, hasil kemajuan teknologi ini turut membuat perubahan aktivitas kehidupan sehari-hari manusia maupun industri menjadi lebih efektif dan efisien. Alhasil, keahlian yang hampir dibutuhkan di seluruh sektor ini pun menjadikan profesi tersebut memiliki jenjang karier yang sangat menjanjikan. 

Seperti yang kini digeluti oleh Fardhan Adharizal, alumni Politeknik Negeri Jakarta yang berhasil mendirikan start up dan menciptakan beragam program yang dapat membantu masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan. Berkat passion yang dimilikinya hingga memilih pendidikan politeknik, Fardhan pun berhasil menyabet Gold Medalist of Global Startup Battle BIXPO dan Best Leading Innovation Award di International Invention Fair di Korea Selatan pada 2018 lalu.

Menurut Fardhan, penting bagi generasi muda yang sudah mengetahui passion yang dimilikinya untuk kemudian memilih pendidikan di politeknik maupun sekolah kejuruan. “Politeknik ini sudah ‘menjurus’ sehingga membantu teman-teman yang sudah memiliki passion, yang sudah fokus di satu tempat,” jelasnya kepada tim laman Vokasi Kemendikbud. 

Fardhan menjelaskan, politeknik memiliki kelebihan paket kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri sehingga dapat membantu proses belajar yang tidak hanya cepat, namun juga tepat. “Enggak kayak kita buka lemari terus bingung pakai baju apa, kalau di politeknik saat buka lemari, kita ga usah bingung karena sudah sesuai dan seragam semuanya,” paparnya. 

Menurut author startup Listriku.id ini, kehadiran “link and match” yang dilakukan lembaga pendidikan dengan dunia industri tentunya dapat menjamin lulusan politeknik dapat terserap oleh dunia industri. “Dengan ‘link and match’ sudah cukup bagus karena politeknik memfasilitasi kita untuk kemudian bekerja di industri,” tambahnya. 

 

Ciptakan IT Partner untuk Akademisi 

Selain berprestasi di tingkat internasional, Fardhan juga menciptakan sebuah platform khusus untuk membantu para akademisi dalam menyempurnakan sebuah proyek. Melalui haloryan.com, Fardhan bersama dua rekannya memberikan bantuan teknis, seperti coding, artificial intelligent, dan cloud, untuk mendukung proyek para akademisi dengan sentuhan teknologi. 

Berjalan selama satu tahun lebih, Fardhan berharap haloryan.com dapat meningkatkan daya kreativitas mahasiswa maupun akademisi dalam mengeksekusi ide dan inovasi yang dimiliki dengan bantuan TI.  Hingga kini, haloryan.com tercatat telah menggarap 81 proyek dengan produk yang kian variatif. “Untuk tim kita sekarang ada di dua tempat, di Bandung dan Depok. Adapun untuk proyek yang kita kerjakan, ada 22 universitas dari Sumatra hingga Papua,” paparnya.

Tak ketinggalan, Fardhan pun memiliki harapan dan pesan untuk politeknik di masa depan. Selain menekankan pentingnya transparansi sistem dalam kampus, ia juga berharap bahwa ke depannya kampus dapat menghadirkan keinginan untuk belajar yang genuine, yang berasal dari masing-masing mahasiswa. “Bukan rasa penasaran yang dibuat-buat oleh orang tua, tapi rasa penasaran yang organik dari manusia sendiri, dari dirinya sendiri,” tegasnya. 

Di samping itu, tambah Fardhan, untuk menekuni bidang teknologi dibutuhkan kesiapan untuk “berlari” guna menyesuaikan pengetahuan dengan perkembangannya yang kian pesat. Sehingga, penting bagi para pengajar agar terus melakukan upskilling dan reskilling untuk memaksimalkan proses belajar mengajar.  “Update ilmu pengetahuan itu penting, karena banyak ilmu-ilmu yang sudah usang dan tidak digunakan di industri. Terlebih, apabila kita belajar di bidang teknologi,” imbuhnya. 

Fardhan yang juga seorang pebisnis ini pun berharap keberadaan ilmu keuangan atau finance skill sebagai salah satu kurikulum yang diajarkan dalam lingkungan pendidikan. Menurutnya, apa pun profesi lulusan politeknik ke depannya, membutuhkan pengetahuan finansial yang matang agar mampu bertahan dalam dunia industri dan dunia kerja. (Diksi/TM/AP/AS)