Pelindo-PPNS Wujudkan Sistem Pengukuran SMK3 Berbasis TI

Pelindo-PPNS Wujudkan Sistem Pengukuran SMK3 Berbasis TI

Surabaya, Ditjen Vokasi - Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) sepakat bekerja sama ciptakan inovasi bidang K3. Melalui CSR perusahaan, SPTP melakukan kerja sama matching fund dengan PPNS, salah satunya mewujudkan penguatan kesadaran dan kepatuhan pekerja dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di dunia usaha.

 

Matching fund sendiri merupakan program pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang merupakan program penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi (PT) dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk secara bersama-sama membentuk ekosistem Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Pada akhir program diharapkan akan terbangun kolaborasi PT dengan DUDI yang lebih baik dan berkelanjutan, serta berkontribusi untuk menyelesaikan permasalahan nyata di lapangan atau berkontribusi terhadap implementasi kebijakan strategis nasional.

 

Kedua institusi tersebut akan membangun suatu sistem berbasis teknologi informasi (TI) yang disebut dengan istilah smart multi measurement device berbasis website. Nantinya, sistem tersebut dapat digunakan dunia usaha, khususnya bidang pelabuhan untuk menunjang audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Selain itu, SPTP dan PPNS juga akan saling mendukung untuk penguatan sumber daya manusia yang sadar dan patuh terhadap K3.

 

Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, mengatakan, kebutuhan sumber daya manusia yang sadar K3 di dunia usaha semakin tinggi. Terlebih, untuk industri kepelabuhanan terminal peti kemas yang menjadi lini bisnis utama SPTP. Dengan adanya kerja sama antara perseroan dengan PPNS diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sadar dan patuh terhadap aspek K3 di lingkungan kerja perusahaan.

 

“Penyiapan sumber daya manusia yang sadar K3 harus dimulai sejak dini, mulai dari bangku pendidikan. Sehingga, ketika masuk ke dunia usaha mereka sudah siap dan paham mengenai aspek keselamatan dan kesehatan kerja agar menjadi lebih produktif,” kata Widyaswendra.

 

Adapun Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Eko Julianto, mengatakan, PPNS merupakan perguruan tinggi yang memiliki program studi K3 yang berkaitan dengan dunia kepelabuhanan dan pelayaran. Untuk itu, pihaknya terbuka dan mendukung SPTP dalam upaya standardisasi implementasi K3 di seluruh wilayah kerja perusahaan. Menurutnya, dunia industri kepelabuhanan memiliki risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang cukup tinggi.

 

"Penguatan sumber daya manusia yang paham dan patuh terhadap K3 menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan kinerja operasional pelabuhan. Karena, dengan kesadaran K3 tidak ada jam kerja yang hilang (zero accident) yang berdampak pada produktivitas pekerja," terang Eko.

 

Lebih lanjut, sistem berbasis website yang dikembangkan PPNS tersebut akan mempermudah SPTP dalam melakukan audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja audit internal maupun eksternal. Sistem tersebut juga akan mempermudah SPTP dalam melakukan pengawasan K3 di seluruh area terminal yang dikelola oleh perseroan. Saat ini PT Pelindo Terminal Petikemas mengelola 27 terminal peti kemas, dengan rincian 15 terminal dioperasikan langsung oleh perseroan dan 12 terminal dioperasikan oleh 7 anak perusahaan. Diharapkan, inovasi yang dibuat akan dapat digunakan di berbagai industri kepelabuhanan di Indonesia. (Diksi/PPNS/AP/NA)