PKM Dosen Politeknik Negeri Bandung Beri Dampak bagi Kesejahteraan Petani Wanita di Bandung

PKM Dosen Politeknik Negeri Bandung Beri Dampak bagi Kesejahteraan Petani Wanita di Bandung


Bandung, Ditjen Vokasi - Kehadiran dosen Politeknik Negeri Bandung (Polban) sangat dirasakan manfaatnya oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kampung Pamucatan, Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), dosen dan mahasiswa Polban telah membantu warga dalam mengembangkan usaha minuman herbal mereka.


Ketua KWT Rengganis, Heni Rohaeni, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan PKM dosen dari Polban. Melalui PKM dosen Polban tersebut, Heni yang juga founder dari Herbanis mengatakan mendapat banyak ilmu yang sangat membantu meningkatkan kualitas produk herbal di desanya tersebut.  


“PKM Polban berperan sangat signifikan terhadap perjalanan Herbanis, karena dilakukan secara berkelanjutan mulai dari tahun 2021 sampai 2023 sekarang,” kata Heni beberapa waktu lalu. 




Herbanis merupakan nama produsen produk herbal yang diproduksi melalui kegiatan KWT binaan dosen Polban. Herbanis sendiri mulai dirintis sejak 2021 sebagai usaha pembuatan serbuk herba yang saat itu produknya baru kunyit dan jahe. Berkat pendampingan yang dilakukan oleh Polban, saat ini ‘Herbanis’ sudah jauh lebih maju serta  memiliki varian produk yang lebih banyak. 


“Dari tahun pertama sampai sekarang yang ketiga kami rasakan manfaatnya mulai dari kualitas produk olahan kita, kemudian juga karena pendampingan dari Polban variasi produk juga semakin berkembang semakin banyak dan membantu juga dari segi pemasaran,” kata Heni. 

 

Konsisten 

 

Ketua PKM Polban, Riniati, mengatakan bahwa sebagai bentuk dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, program PKM dosen Polban memang berperan dalam membantu pemberdayaan masyarakat, termasuk pemberdayaan perempuan melalui kelompok wanita tani agar dapat meningkatkan kualitas ekonomi dan sosial masyarakat. Oleh karena itulah, Polban secara konsisten terus melakukan upaya pendampingan melalui program PKM tersebut. 


“Alhamdulillah, ini sudah ketiga kalinya kami melakukan PKM di sini (Kampung Pamucatan, Desa Arjasari, red),” kata Riniati.


Menurut Riniati, kegiatan pendampingan dan pembinaan terhadap KWT dalam memproduksi produk minuman herbal melalui Herbaris sudah mulai dilakukan sejak 2021 lalu. 


“Dan sekarang 2023 Herbanis mulai mengembangkan produknya berupa minuman siap minum lebih praktis, seperti lemon sereh, minuman bunga telang dan lain sebagainya. Dari yang sebelumnya hanya produksi serbuk herbal saja,” ujar Riniati. 


Pada PKM kali ini, KWT kemudian diajarkan bagaimana cara meningkatkan mutu produk minuman herbal agar bisa bertahan lebih lama, salah satunya melalui teknik pasteurisasi. 




“Kami mencoba berbagi ilmu bagaimana agar produk cair ini ketahanannya bisa lebih panjang,” kata Riniati. 


Polban juga memberikan dukungan secara materiel kepada KWT di Desa Arjasari berupa bantuan peralatan pendukung, seperti freezer, blender, alat pemeras jeruk, dan peralatan masak lainnya seperti kompor. 


Dalam kegiatan PKM kali ini, turut juga diberikan materi terkait dengan pemasaran produk, seperti cara menghitung harga pokok produksi (HPP). Selain itu, warga juga diajarkan untuk melakukan pasteurisasi yang diperagakan oleh salah satu dosen yang terlibat, yakni Nurcahyo dengan didampingi oleh para mahasiswa Polban.

 

Dari program yang sudah berjalan selama ini, Riniati berharap para tani perempuan di Desa Arjasari nantinya mampu memiliki pabrik herbal sendiri. 


“Jadi, produk mereka diterima di pasaran, punya ruang produksi sendiri, dan kemudian dengan begitu harapannya masyarakat di sini semua mendapatkan untungnya dari usaha tersebut,” Rini menambahkan. 


Sebagai informasi, PKM di Kampung Pamucatan, Desa Arjasari ini diketuai oleh Riniati bersama anggotanya yang terdiri atas lima orang dosen, yaitu Nancy Siti Djenar, Lili Indrawati, Sudrajat Harris Abdulloh, Kardian Rinaldi, dan Nurcahyo. (Polban/Nan/Cecep)