Raih Best Innovation Sustainable Fertilizer IndustryInovasi, Pupuk Dosen Polije Diterima Baik di Pasar

Raih Best Innovation Sustainable Fertilizer IndustryInovasi, Pupuk Dosen Polije Diterima Baik di Pasar

Jember, Ditjen Vokasi - Inovasi insan vokasi menghasilkan solusi. Memanfaatkan limbah blotong hasil pengolahan tebu, dosen Politeknik Negeri Jember (Polije) sukses mengembangkan produk Basiscrop (Bacterial Synergy for Increasing Sugarcane Growth and Production). Produk ini bahkan kini telah dipasarkan kepada masyarakat melalui usaha rintisan.


Produk Basiscrop dikembangkan oleh dosen Program Studi Sarjana Terapan Budi Daya Tanaman Perkebunan Polije, Triono Bambang Irawan. Basiscrop merupakan paket teknologi untuk pertumbuhan dan rendemen tebu yang terdiri atas dekomposer, pupuk blotong, pupuk BC, asam amino, dan napofith. Basiscrop khusus dikembangkan untuk tanaman tebu.


Awalnya, Triono dan tim dosen beserta beberapa mahasiswa menciptakan pupuk Basiscrop dikarenakan rendahnya produksi tebu di Indonesia. Selain itu banyaknya limbah blotong hasil pengolahan tebu juga merupakan faktor terciptanya produk ini. 


Menurut Triono, Basiscrop bertujuan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Selama ini budi daya tebu banyak menggunakan pupuk kimia, sementara Basiscrop justru menggunakan bahan-bahan organik dengan cara kerja dan fungsi yang sama seperti halnya pupuk bahan kimia. Basiscrop juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. 


“Basiscrop memiliki banyak keunggulan seperti dapat meningkatkan jumlah karbon organik serta total jumlah bakteri di lahan tebu sehingga lebih efektif dan efisien. Serta, yang paling penting yaitu zero waste dan yang pastinya harganya murah untuk petani,” jelas Triono. 


Basiscrop saat ini telah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti tempat produksi dari Basiscrop sendiri, yakni di pabrik gula Jatiroto dan pabrik gula Assembagoes. 


“Memang tempat produksi dari Basiscrop saat ini ada di pabrik gula Jatiroto dan pabrik gula Assem Bagoes. Ini karena kita menjangkau konsumen kita yang tidak hanya ada di wilayah Jember saja, tetapi juga di wilayah Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo. Tidak menutup kemungkinan juga kita akan ekspansi di berbagai wilayah di Indonesia,” ujarnya. 


Selain itu, Basiscrop juga bermitra dengan beberapa mitra, seperti Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), dan PTPN X, PTPN XI, dan PTPN XII yang sekarang berganti menjadi Sub-holding SupportingCo. 


Triono juga bercerita bahwa Basiscrop juga pernah mengikuti kompetisi Fert Innovation 2023 yang digelar oleh PT Pupuk Indonesia (holding company). Pada ajang tersebut Basiscrop meraih gelar Best Innovation Sustainable Fertilizer Industry. 


“Cukup bangga rasanya temuan dari kami mendapatkan gelar pada kompetisi yang digelar oleh PT Pupuk Indonesia (holding company). Sehingga saya rasa produk ini telah diakui secara nasional,” lanjut Triono. 


Triono berharap, produk yang dihasilkannya dengan para mahasiswa ini dapat membantu para petani khususnya petani tebu untuk dapat meningkatkan jumlah produksi tebu di Indonesia serta dapat menjadi wadah bagi para mahasiswa Polije untuk belajar mengenai wirausaha. (Polije/Nan/Cecep)