Ramah Lingkungan, SMK Teknologi Balung Ciptakan Motor Berbahan Bakar Air

Ramah Lingkungan, SMK Teknologi Balung Ciptakan Motor Berbahan Bakar Air

Jember, Ditjen Vokasi - Di tengah keprihatinan akan dampak negatif kendaraan bermotor terhadap lingkungan, upaya untuk menciptakan solusi ramah lingkungan semakin mendesak. Inovasi terbaru dari SMK Teknologi Balung, sebuah SMK yang terletak di Jember, Jawa Timur, menawarkan harapan baru dengan menciptakan motor berbahan bakar air.


Perubahan iklim dan polusi udara menjadi tantangan serius bagi keberlanjutan lingkungan hidup. Salah satu penyumbang polusi udara ialah kendaraan bermotor. Kendaraan ini menjadi moda transportasi yang digunakan untuk mobilitas sebagian besar masyarakat Indonesia. Kontribusinya terhadap emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara sangat signifikan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut inovasi teknologi ramah lingkungan menjadi hal yang sangat penting. 


SMK Teknologi Balung telah membuat langkah berani dengan menciptakan motor berbahan bakar air. Konsepnya sederhana namun revolusioner dengan menggantikan bahan bakar konvensional dengan air sebagai sumber energi. 


Untuk membuat inovasi tersebut, para siswa memanfaatkan barang bekas tidak terpakai. Sepeda motor berbahan air ini merupakan pengembangan dari motor berbahan bakar gas elpiji yang telah lebih dahulu dikerjakan.


Guru Jurusan Teknik Sepeda Motor, SMK Teknologi Balung, Danang Wahyudi Hidayat, menyampaikan bahwa para siswa menggunakan bahan bekas untuk merakit seperti potongan pipa paralon yang berfungsi sebagai tabung generator penyimpan air, alumunium bekas antena, botol bekas, kabel, stenlis, serta baterai. 


Air yang sudah dicampur soda api dimasukkan ke tabung generator. Lalu diarusi listrik 12 volt hingga mendidih dan menghasilkan uap baru kemudian disaring dengan air. Dari uap itulah, kerja komponen karburator bisa digerakkan. Tidak semua air bisa digunakan untuk hasil modifikasi itu. Hanya air yang memiliki kadar asam rendah yang bisa diaplikasikan. Dari uji coba sementara, motor bisa melaju hingga kecepatan 40 kilometer  per jam untuk menambah daya aki. Setengah liter air yang berfungsi sebagai bahan bakar bisa bertahan hingga delapan jam. 

“Pengembangan motor berbahan bakar air karya siswa ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan, dimulai proses riset hingga modifikasi. Biaya perakitan tak lebih dari Rp400 ribu. Sejauh ini, teknologi motor berbahan bakar air sebatas diaplikasikan ke motor jenis empat tak,” ucap Danang.


Kepala SMK Teknologi Balung, Abu Hasan, menyampaikan bahwa produk ini akan terus disempurnakan sebagai produk energi terbarukan. Hasan berharap produk ini bisa dipatenkan. 


“Jika ini berhasil disempurnakan maka kita tidak perlu lagi khawatir bakal kehabisan bahan bakar minyak karena kita sudah punya energi alternatifnya. Dengan dukungan yang tepat, teknologi dapat menjadi pendorong utama menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan hijau,” ucap Hasan. (Aya/Cecep)