Sehari Habiskan 3 Kg Bakso, Alumnus SMKN 3 Kota Bima Sukses Kembangkan Bisnisnya

Sehari Habiskan 3 Kg Bakso, Alumnus SMKN 3 Kota Bima Sukses Kembangkan Bisnisnya

Bima, Ditjen Vokasi – Siapa sih yang tidak suka bakso? Makanan yang satu ini sepertinya sudah mendapatkan ruang tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Mungkin kalian sering melampiaskan perasaan yang sedang dialami dengan makan bakso sehingga muncullah istilah apa pun kondisinya makan bakso solusinya. Saking banyaknya penggemar bakso menjadikan makanan satu ini dicari di mana-mana. 


Peluang ini lah yang kemudian dimanfaatkan oleh Nurmiati, alumnus Jurusan Kuliner, SMKN 3 Kota Bima tahun 2022. Nurmiati mengatakan bahwa bisnis baksonya ini berawal dari tidak adanya pedagang bakso di lingkungan tempat tinggalnya di Soncolela, Kota Bima. Padahal peminat bakso di tempat tersebut cukup tinggi.


Pada tahun 2022, dengan dibantu keluarganya Nurmiati pun membuka usaha bakso di depan rumahnya. Modal yang digunakan Nurmiati berasal dari gaji yang ia dapatkan ketika magang di Lakey, Dompu.


“Dulu saya mendapatkan kesempatan untuk magang di salah satu restoran di Lakey. Banyak turis berdatangan di tempat ini dan saya pun juga belajar banyak di tempat magang saya. Tak hanya ilmu yang didapatkan, saya pun mendapatkan insentif dari restoran tersebut. Uang ini yang kemudian saya pakai untuk membuka usaha sendiri,” ucap Nurmiati.


Tak menyangka bahwa produk jualannya akan disukai oleh masyarakat sekitar. Guna menjaga cita rasanya, bakso yang digunakan pun diolah sendiri oleh Nurmiati. Dalam sehari, Nurmiati bisa menghabiskan 3 kg bakso dan uang ia dapatkan mencapai 3 juta.


“Konsumen kami berasal dari masyarakat sekitar dan anak-anak sekolah. Mereka puas dengan pelayanan dan cita rasa baksonya. Apalagi bakso yang kami suguhkan disertai tulang dan pangsit. Saya ngga hanya menjual bakso tapi menjual salome juga. Kedua produk tersebut sama-sama memiliki penggemar yang banyak,” ucap Nurmiati.


Buat masyarakat Kota Bima yang penasaran dengan cita rasa bakso milik Nurmiati ini bisa langsung datang ke kedainya di Soncolela karena Nurmiati belum membuka cabang di tempat lain.


“Ke depan saya memiliki rencana untuk membuka cabang di tempat lain. Salah satu opsi tempatnya itu di lapangan merdeka. Semoga usaha ini bisa lancar terus sehingga bisa menyerap tenaga sekitar, intinya bisa memberikan kebermanfaatan lebih luas,” pungkas Nurmiati. 


Kontribusi Sekolah


Perkembangan usaha Nurmiati ini tak lepas dari ilmu yang ia dapatkan ketika mengenyam pendidikan di SMKN 3 Kota Bima. Pengalaman magang memberikan banyak pelajaran pada Nurmiati terkait kehigienisan, produk, marketing, dan masih banyak lagi. 


Selain itu, ketika Nurmiati masih menjadi siswa di SMKN 3 Kota Bima ia mendapatkan bimbingan dari sekolah terkait kewirausahaan. 


“Pas di kelas XI kami diarahkan dan dibimbing untuk membuat satu buah produk yang kemudian dikembangkan secara optimal untuk dijadikan komoditi usaha. Produk-produk yang kami buat kemudian dijual di Gerai Karawi, salah satu unit usaha milik sekolah. Nah pengalaman yang saya dapatkan dari sini kemudian diterapkan untuk mengembangkan bisnis bakso milik saya,” tutur Nurmiati.


Kepala SMKN 3 Kota Bima, Jainuddin, menuturkan bahwa terdapat tiga target yang harus dicapai oleh lulusan SMK. Tiga target ini adalah berwirausaha, melanjutkan, dan wirausaha (BMW). Dari tiga target tersebut, SMKN 3 Kota Bima berusaha mempersiapkan lulusannya agar berwirausaha. Salah satunya dengan merealisasikan program Satu Siswa Satu Usaha.


“Program ini sudah berjalan sejak tahun 2021 dan semakin dikuatkan setelah adanya program 11 Gemilang dari Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Setiap peserta didik di masing-masing konsentrasi keahlian dibimbing dan diarahkan untuk memiliki satu unit usaha sesuai dengan kompetensinya,” ucap Jainuddin.


Tujuan dari program ini ialah untuk menanamkan mindset kewirausahaan pada siswa SMK sejak dini. Produk-produk yang dihasilkan oleh siswa diwadahi dalam sebuah unit usaha untuk dikelola bersama. 


“Program Satu Siswa Satu Usaha ini mencetak anak-anak SMKN 3 Kota Bima agar siap menjadi wirausaha setelah lulus dari bangku pendidikan SMK,” ungkap Jainuddin.


Meskipun dalam menjalankan program ini SMKN 3 Kota Bima menghadapi tantangan dan dinamika, pihak sekolah terus berupaya untuk mengatasi setiap permasalahan yang ada.


“Tantangan yang dihadapi cukup beragam, misalnya produk yang menjadi komoditi tidak laku di pasaran sehingga membuat modal usaha berkurang dan habis. Akan tetapi, hal ini tak menyurutkan tekad kami untuk mencetak wirausaha-wirausaha muda. Kami terus melakukan riset pasar dan riset produk yang diminati oleh konsumen dengan tetap memperhatikan kondisi alam di kota Bima, NTB,” tutur Jainuddin. (Aya/Cecep)