Ship Simulator BBPPMPV BMTI Mudahkan Praktikum Siswa dan Diklat Guru

Ship Simulator BBPPMPV BMTI Mudahkan Praktikum Siswa dan Diklat Guru

Cimahi, Ditjen Vokasi - Tentunya kamu tidak asing dengan julukan Indonesia adalah negara maritim. Julukan tersebut terbentuk karena Indonesia memiliki wilayah lautan yang luas. Dengan potensi besar itulah peluang membuat inovasi di bidang kemaritiman sangatlah besar. 


Dalam rangka mendukung gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) telah meluncurkan ship simulator buatan dalam negeri.


Inovasi BBPPMPV BMTI ini menjadi bukti bahwa insan vokasi pun dapat membuat ship simulator berstandar internasional. Ship simulator merupakan alat yang sistem kerja dan perlengkapannya disesuaikan dengan kondisi kapal. Simulator ini biasanya digunakan oleh taruna/pelajar angkatan laut sebagai pemantapan sebelum selesainya pelatihan angkatan laut.

 

“Sudah saatnya Indonesia memiliki ship simulator sendiri dan tak mengandalkan barang luar negeri yang harganya sangat mahal,” ujar Supriyono selaku Kepala BBPPMPV BMTI.


Hampir setahun diresmikan pada 27 Mei 2022, Ship Simulator BMTI menjadi daya tarik banyak siswa SMK sebagai tempat praktikum. 


Kendalikan Kapal dengan Ship Simulator ala BBPPMPV BMTI



Inovasi hadir dengan nilai kebermanfaatan yang terkandung di dalamnya. Begitu pula dengan ship simulator BBPPMPV BMTI yang memiliki nilai guna sebagai tempat praktikum siswa dan diklat guru. 


Dwi Wahyu Widiastuti selaku pengembang ship simulator memberikan penjelasan mengenai kebermanfaatan inovasi insan vokasi tersebut.


“Sejauh ini manfaat ship simulator digunakan sebagai alat praktik guru dan siswa Jurusan Nautika untuk olah gerak kapal,” tutur Dwi.


Bukan hanya Jurusan Nautika atau Pelayaran, ship simulator juga digunakan untuk diklat guru Jurusan Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim dalam pengembangan software. Selain itu, ship simulator menjadi fasilitas untuk siswa PKL dalam berlatih pengembangan perangkat lunak dan gim. 


Adapun penggunaan ship simulator, siswa dapat mengoperasikan ship simulator di ruang kendali. Terdapat beberapa bagian dari ship simulator tersebut, seperti real time control system. Siswa diperlihatkan tiga layar yang terdiri atas layar sonar untuk mengukur kedalaman laut, layar kompas/GPS, serta layar radar. 


Hal menarik lainnya dari ship simulator ini adalah terdapat pengalaman bermain sekaligus belajar karena difasilitasi game play. Selain ruang kemudi, terdapat juga ruang instruktur. Di ruang instruktur itulah guru dapat memberikan arahan kepada siswa dalam mengoperasikan kapal. 

Ship simulator yang didesain dengan multi display tersebut pun bisa menghadirkan visualisasi berbagai macam pelabuhan. Pelabuhan di Indonesia yang ada di ship simulator adalah Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Banda Neira, Pelabuhan Benoa, dan Pelabuhan Tanjung Perak.


Selain itu, guru yang berada di ruang instruktur dapat memberikan arahan kapan kapal berlayar dan berhenti. Suasana yang ditampilkan tidak hanya cerah, tetapi instruktur pun dapat mengetes kemampuan siswa dalam mengoperasikan kapal saat hujan dan ombak yang besar. 

Pengalaman tersebut dirasakan oleh salah satu siswa PKL SMKN 1 Bojong Purwakarta, Diki Saepul Bakhri. Diki merupakan siswa Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).


“Walaupun jurusan saya RPL, tapi saya pun ikut simulasi di dalam kapal dan merasakan bagaimana mengendalikan kapal,” cerita Diki.


Diki pun menambahkan bahwa selama PKL, ia menjadi paham terkait penggunaan aplikasi Unreal Engine 5 sebagai visualisasi untuk ship simulator ala BMTI. Kurang lebih sudah 5 bulan PKL, Diki pun seringkali simulasi mengendalikan kapal di depan industri dan para tamu yang berkunjung ke BMTI. 


Karya Kolaboratif SMK dan BMTI



Dalam pembuatannya, ship simulator ala BMTI dibuat hanya dalam kurun waktu 8 bulan. Atas dukungan siswa SMK, ship simulator vokasi tidak kalah dengan ship simulator buatan luar negeri.


Terdapat 10 orang tim pengembang dalam pembuatan ship simulator yang dimulai sejak Mei 2021. Siswa SMK yang turut berpartisipasi adalah siswa Jurusan Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim (PPLG), Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ), serta Jurusan Elektronika. 


“Siswa SMK Jurusan PPLG membantu saya pada bagian pembuatan software. Siswa TKJ membantu saya pada bagian pemasangan jaringan komputer di kapal dari kapal ke ruang instruktur. Sementara itu, siswa elektronika pada bagian tombol komputer,” tutur Dwi menjelaskan. 


Saat ini simulator kapal sudah masuk dalam e-katalog nasional sehingga bisa dipesan oleh instansi yang membutuhkan. Dengan terdaftarnya ship simulator karya anak bangsa dalam e-katalog nasional,  Supriyono berharap, ship simulator ala BMTI tak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan, melainkan juga mampu memenuhi kebutuhan industri. (Zia/Cecep Somantri)