Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Nelayan, SMKN Darul Ulum Muncar Produksi Kapal Fiber

Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Nelayan, SMKN Darul Ulum Muncar Produksi Kapal Fiber

Banyuwangi, Ditjen Vokasi – Keberhasilan dari sebuah program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan (PK SPD) dapat dilihat dari adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia sekolah, keselarasan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), dan manfaat baik yang dirasakan oleh masyarakat.

Jurusan Teknika Kapal Penangkapan Ikan (TKPI) menjadi salah satu kompetensi yang memberikan kontribusi untuk perkembangan dunia perkapalan penangkap ikan di Indonesia. SMKN Darul Ulum Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur merupakan salah satu SMK yang memiliki jurusan tersebut. TKPI ialah jurusan yang berfokus untuk menghadirkan tenaga profesional pada pengoperasian mesin kapal perikanan.

Jurusan Teknika Kapal Penangkapan Ikan menjadi salah satu jurusan di SMKN Darul Ulum Muncar yang mendapatkan bantuan program SMK PK SPD. Ketua Pelaksana Program SMK PK, SMKN Darul Ulum Muncar, Suyudi, menceritakan bahwa sejak mendapatkan program revitalisasi pada tahun 2019 dilanjutkan hingga Skema Pemadanan Dukungan tahun 2022, SMKN Darul Ulum Muncar terus membenahi diri untuk meningkatkan kualitas lulusannya dan meningkatkan pengimbasan baik untuk masyarakat sekitar. 

“Dari 2019 hingga 2022 kami menerima manfaat yang luar biasa. Oleh karena itu, kami menangkap ini sebagai satu peluang untuk upgrade diri SMKN Darul Ulum Muncar,” kata Suyudi.

Ada beberapa manfaat yang diterima oleh SMKN Darul Ulum Muncar,  di antaranya adanya sinkronisasi kurikulum dengan DUDI, pengembangan teaching factory (Tefa), dan penambahan sarana dan prasarana belajar yang lebih memadai. Selain itu, manfaat lainnya adalah adanya penambahan media pembelajaran khususnya praktik serta semakin intensnya pelaksanaan guru magang dan siswa PKL di dunia industri. 

Teaching Factory

Dalam proses pembelajaran, SMKN Darul Ulum Muncar melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, DUDI seperti PT Pancuran Samudra Nusantara, CV Sumber Asia, dan UD Sinar Bahari, sekolah sekitar SMKN Darul Ulum Muncar, dan masyarakat sekitar.

Pelaksanaan program SMK PK SPD yang dilaksanakan oleh SMKN Darul Ulum Muncar berjalan berbarengan dengan pengembangan Tefa di SMK tersebut. Menurut Suyudi, kegiatan Tefa di SMKN Darul Ulum Muncar sudah berjalan sebelum mendapatkan PK, tetapi berkat adanya SMK PK SPD ini, Tefa di SMKN Darul Ulum Muncar menjadi semakin berkembang. 


Salah satu produk unggulan Tefa SMKN Darul Ulum Muncar adalah kapal fiber. Kapal fiber dibuat oleh siswa Jurusan Teknika Kapal Penangkapan Ikan (TKPI). Siswa Jurusan TKPI tidak hanya dibekali tentang teknika kapal saja, tetapi juga diajarkan membuat kapal fiber. Dari pelajaran ini lah kemudian dikembangkan secara berkelanjutan hingga menjadi kegiatan Tefa di sekolah. Dalam memproduksi kapal fiber ini, SMKN Darul Ulum Muncar bekerja sama dengan PT Pancuran Samudra Nusantara. 

Kapal fiber buatan SMKN Darul Ulum Muncar ini telah diproduksi untuk memenuhi pesanan konsumen. Tahun 2016 SMKN Darul Ulum Muncar menerima pesanan pertamanya yakni dengan membuat 3 unit Fast Resque Boat. Satu buah kapal fiber dibuat oleh 8 orang dan membutuhkan waktu sekitar 2 bulan tergantung ukuran dan spesifikasi kapal.

Proses pembuatan kapal ini dikerjakan di bengkel workshop SMKN Darul Ulum muncar. Pembuatan kapal fiber dikerjakan dengan sistem product by order atau kapal akan dibuat sesuai dengan pesanan. Kapal fiber memiliki harga yang bervariasi mulai dari 65 juta sampai ratusan juta. Sampai dengan saat ini, SMKN Darul Ulum Muncar telah memproduksi lebih dari 20 unit kapal fiber yang telah dipesan oleh banyak pihak, seperti nelayan, instansi pemerintah, dan perusahaan swasta dari berbagai daerah. Hasil penjualan dari produk-produk Tefa kemudian dikelola oleh unit produksinya masing-masing.


Pengimbasan untuk Sekitar

SMKN Darul Ulum Muncar telah menerima imbas baik dari adanya Program SMK PK SPD sehingga kualitas sumber daya manusia hingga kualitas pendidikan di sekolah meningkat. Sebagai salah satu instansi pendidikan yang bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, SMKN Darul Ulum Muncar melanjutkan pengimbasan ke pihak lain agar bisa maju bersama. 

Di daerah Muncar terdapat hutan mangrove yang dijadikan sebagai obyek wisata. Oleh karena itu, SMKN Darul Ulum Muncar bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Banyuwangi membuat kapal fiber untuk memajukan wisata di daerah Muncar, Banyuwangi. Keberadaan kapal fiber yang di hutan mangrove ini membuat obyek wisata menjadi berkembang dan jumlah wisatawan pun meningkat. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut berimbas pada jumlah penghasilan masyarakat setempat sehingga kesejahteraannya pun ikut meningkat pula.

Selain itu, SMKN Darul Ulum Muncar juga membuat kapal fiber untuk masyarakat di daerah Muncar. Kapal ini dikelola langsung oleh masyarakat setempat. Kapal fiber dapat digunakan oleh masyarakat sekitar yang tidak memiliki kapal untuk mencari ikan atau lainnya sehingga roda perekonomian masyarakat tetap berjalan. 


Salah satu masyarakat pantai Muncar, Asif Khoirudin, menyampaikan bahwa ia merasa terbantu dengan adanya penyediaan kapal dari SMKN Darul Ulum Muncar. Asif tidak perlu mengeluarkan banyak dana untuk memancing ikan sehingga uang yang seharusnya dikeluarkan untuk biaya beli kapal bisa digunakan untuk hal lainnya.

“Penghasilan yang diterima lebih banyak karena kan kita sendiri yang mengelola dan balik lagi untuk kesejahteraan masyarakat. Saya sudah merasakan manfaat dari adanya kerja sama antara SMKN Darul Ulum Muncar dengan kami, masyarakat nelayan,” tutur Asif.

Tidak hanya menyediakan kapal bagi masyarakat sekitar, SMKN Darul Ulum Muncar juga memberikan pelatihan kepada nelayan. SMKN Darul Ulum Muncar mengundang beberapa masyarakat ke sekolah untuk dilatih terkait bagaimana cara menyervis mesin kapal dan servis bodi kapal fiber. Pelatihan ini diadakan di gedung COE SMKN Darul Ulum Muncar, Banyuwangi.

Salah satu peserta pelatihan, Gondo, mengungkapkan bahwa dirinya sangat senang karena bisa dapat ilmu baru sehingga ketika kapalnya bermasalah bisa memperbaikinya sendiri tanpa harus mengeluarkan uang banyak untuk ke bengkel.

“Senang sekali yah, dulu kan nggak tahu gimana caranya nyervis mesin. Sekarang setelah dikasih pelatihan ya sedikit demi sedikit saya tahu dan bisa saya aplikasikan ke kapal saya. Saya juga jadi tahu bagaimana merawat kapal dan itu ya berpengaruh pada usia pakai kapal, jadi lebih awet,” ujar Gondo. 

Masih menurut Suyudi, tidak hanya Jurusan TKPI saja yang memiliki Tefa, tetapi semua jurusan yang ada di SMKN Darul Ulum Muncar juga memiliki Tefa. Misalnya adalah Tefa dari Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan (APHP) menghasilkan produk terasi, kerupuk, olahan ikan yang diberi merk D’Saga Frozen Food, dan sarden yang dibuat tanpa bahan pengawet. Produk-produk olahan ini telah memiliki PIRT dan tersertifikasi halal sehingga aman untuk dikonsumsi. Harga jual sarden dipatok dengan harga 8 ribu untuk ukuran 155 gram.

“Di sekolah kami semua jurusan punya Tefa. Jurusan TKPI menghasilkan kapal fiber dan sudah banyak yang pesan. Jurusan Tata Busana, Tefanya membuat batik. Kemudian, Jurusan APHP membuat produk olahan seperti sarden kaleng dan itu peminatnya sudah banyak,” pungkas Suyudi. (Aya/Nur Arifin)