Tingkatkan Kualitas SDM Vokasi, Samsung Hadirkan STI

Tingkatkan Kualitas SDM Vokasi, Samsung Hadirkan STI

Jakarta, Ditjen Vokasi - Guna meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia, Samsung Electronics Indonesia menghadirkan Samsung Tech Institute (STI). Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan vokasi di SMK adalah kunci mengurangi pengangguran dan untuk mencapai hal itu perlu adanya kolaborasi antara dunia pendidikan dengan industri.

 

“Upaya yang perlu dilakukan, salah satunya melalui kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri. Kami mengapresiasi langkah konsisten Samsung melalui program Samsung Tech Institute guna mencetak lulusan SMK yang siap kerja dengan bekal keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri,” tutur Kiki.

 

Kiki meyakini, langkah kolaborasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi ini juga bisa diikuti lebih banyak perusahaan sehingga membuat dunia pendidikan Indonesia mampu mencetak generasi bangsa yang andal dan siap kerja, bukan penyumbang angka pengangguran.

 

Sementara itu, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, Ennita Pramono, mengatakan bahwa STI telah dirancang sejak 2017 guna mengatasi permasalahan kebutuhan SDM yang kompeten di dunia industri.

 

Menurut Ennita, tantangan SMK di Indonesia saat ini adalah bagaimana menjawab tantangan dunia kerja dengan mencetak lulusan yang siap kerja. “Itulah sebabnya, sejak tahun 2017, Samsung merancang program STI yang sesuai dengan kebutuhan sekolah kejuruan di Indonesia dalam meningkatkan kompetensi siswa dan para tenaga pendidiknya,” ungkapnya.

 

Melalui mitra sekolah kejuruan seperti SMK, STI memberikan kesempatan bagi para siswa untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri serta mampu memperbesar peluang kerja setelah lulus.

 

Peningkatan kompetensi tersebut dilakukan melalui penyelarasan kurikulum yang sesuai dengan industri, memberikan pelatihan kepada guru, memberikan wadah untuk praktik kerja lapangan, bahkan hingga membuka peluang perekrutan di Samsung Electronics. Dengan begitu, peserta didik dapat langsung bekerja pasca-lulus.

 

Ada empat jurusan SMK yang dapat menjadi mitra dari STI, yaitu Teknik Komputer, Teknik Audio Video, Teknik Elektronika, dan Rekayasa Perangkat Lunak.

 

Tidak hanya itu, siswa yang tergabung dalam STI juga berkesempatan mendapatkan pelatihan coding dan programming melalui Samsung Innovation Campus (SCI). Keuntungannya, bagi mereka yang lolos sampai fase boothcamp akan memperoleh sertifikat keikutsertaan dan sertifikat PKL.

 

Sebagai informasi, STI awalnya bernama Rumah Belajar Samsung yang berdiri sejak tahun 2013, kemudian disempurnakan pada 2017 dengan memperkaya kurikulum dan memperluas target penerima manfaat, yaitu SMK di Indonesia. (Diksi/Tan/AP/NA)