Tumbuhnya Harapan Baru melalui Transformasi Pendidikan Vokasi

Tumbuhnya Harapan Baru melalui Transformasi Pendidikan Vokasi

Jakarta, Ditjen Vokasi – Dalam rangka menyebarluaskan praktik baik transformasi pendidikan vokasi di seluruh Indonesia, Perpustakaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menyelenggarakan Bincang Perpusdikbudristek. Tema bincang kali ini adalah Praktik Baik Vokasi dengan membahas buku Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi (12-09-2023). 


Sebagaimana diketahui Kemendikbudristek telah melakukan upaya untuk  mentransformasi pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan meluncurkan 26 episode kebijakan Merdeka Belajar. Dua episode Merdeka Belajar terkait pendidikan vokasi adalah Merdeka Belajar episode ke-8: SMK Pusat Keunggulan (PK) dan Merdeka Belajar episode ke-11: Kampus Merdeka Vokasi. Dua kebijakan Merdeka Belajar terkait pendidikan vokasi tersebut merupakan perwujudan dari visi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, terkait dengan pembenahan pendidikan vokasi sebagai strategi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.


Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbudristek, Anang Ristanto, menuturkan bahwa webinar yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Kemendikbudristek adalah dalam rangka menjalankan fungsi perpustakaan Kemendikbudristek sebagai pusat repositori dan pusat sumber belajar masyarakat. Buku Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi memuat sejumlah kisah inspiratif yang merupakan praktik baik dari satuan pendidikan vokasi di seluruh Indonesia.



“Melalui webinar ini diharapkan dapat memberikan pengimbasan kepada satuan pendidikan vokasi lainnya dan harapannya publik pun menjadi tahu akan program-program keberhasilan dari pendidikan vokasi,” ucap Anang.


Iradhati Wurinanda, perwakilan dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (MItras DUDI) menuturkan bahwa pendidikan vokasi memiliki tiga value utama, yakni value pendidikan, ekonomi, dan sosial. Dengan adanya ketiga value tersebut diharapkan satuan pendidikan vokasi akan menjadi mitra strategis untuk industri dalam proses bisnisnya.


Guna membangun dan meningkatkan kepercayaan DUDI dan masyarakat terkait transformasi pendidikan vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menyusun buku Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi. 



“Kisah yang ada di dalam buku ini sudah mampu memvalidasi tiga nilai pendidikan vokasi. Harapannya dengan buku ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pendidikan vokasi itu adalah pendidikan yang relevan dan pas untuk perkembangan zaman yang begitu dinamis,” ucap Iradhati. 


Sementara itu, Yosep Suprayogi, salah satu penulis buku Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi menceritakan pengalaman perjalanannya saat mencari data di SMK Maritim Muhammadiyah Halmahera dan SMK Yapis Fakfak. Ia menyampaikan bahwa mitos mengenai suramnya masa depan lulusan pendidikan vokasi itu tidak berlaku lagi. Para siswa telah memiliki kompetensi yang tingkat keahliannya setara dengan mereka yang sudah profesional.



“Mitos ini dapat dibantah dengan fakta kualitas para siswa dari dua SMK yang saya kunjungi. Mereka sudah siap bekerja dan bahkan lulusan dari SMK tersebut sudah di-booking untuk bekerja di industri mitra. Pendidikan vokasi menjadi jawaban untuk menyediakan tenaga kerja yang bisa memenuhi kebutuhan industri-industri besar,” ucap Yosep.


Kisah Praktik Baik Pendidikan Vokasi


Dalam webinar ini turut hadir pula Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jawa Timur, Kuntjoro Basuki, dan alumnus Jurusan Perhotelan, SMK Sadar Wisata Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Eka Manul. 


Kuncoro menuturkan bahwa SMK Perikanan dan Kelautan Puger memiliki teaching factory (Tefa) yang beraneka ragam. Salah satunya Tefa-nya adalah budi daya udang vaname. Dalam budi daya udang vaname dibutuhkan modal dan lahan yang besar. Selain itu, juga harus didukung dengan teknologi intensifikasi. Oleh karena itu, SMK Perikanan dan Kelautan Puger bekerja sama dengan ICS Food terkait proses budi daya udang hingga pemasarannya.



“Peluang ekspor udang ini sangat tinggi. Ini lah yang menantang kami kenapa kita tidak bisa sementara panjang pesisir pantai Indonesia ini adalah terpanjang kedua dunia. Dengan jiwa pendidikan dan spirit kerja industri kami mencoba memberikan solusi terutama solusi dalam hal penyediaan sumber daya manusia yang berkarakter,” ucap Kuntjoro.


Sementara itu, Eka yang saat ini bekerja di Ayana Komodo Labuan Bajo menyampaikan bahwa dengan pendidikan vokasi ia mendapatkan pengalaman yang nyata. Pasalnya saat mengenyam pendidikan di SMK Sadar Wisata Ruteng, Eka banyak melakukan praktik sesuai standar industri. Pengalaman inilah yang membuat kompetensinya meningkat.



“Program SMK Pusat Keunggulan di SMK Sadar Wisata menjadi jembatan saya untuk bisa praktik kerja lapangan di Hotel Ayana. Tahun 2022 saya lulus sekolah dan saya dipercaya untuk bekerja di Hotel Ayana  Komodo Labuan Bajo, salah satu hotel bintang lima di Labuan Bajo. Saya sangat senang karena dengan demikian saya bisa membantu perekonomian keluarga,” ucap Eka. (Aya/Cecep)