‘Warung Pojok’ Antarkan Mahin Raih Emas di FLS2N 2020

Garut, Ditjen Diksi - Mahin Abdul Mu’min, siswa SMKN 1 Garut, Jawa Barat, yang memenangkan medali emas pada ajang kompetisi Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2020 untuk kategori lomba gitar solo ini ternyata memiliki hobi terhadap dunia musik sejak berumur 6 tahun. Mahin pun kembali menekuni bidang yang ia sukai pada kelas 2 SMP, hingga membuatnya tak ragu melangkah untuk mengikuti lomba FLS2N pada kelas 3 SMP. Meskipun pada kesempatan tersebut Mahin belum berhasil mendapatkan medali emas, namun semangatnya tak surut untuk mencoba lagi lomba yang diinisasi oleh Pusat Prestasi Nasional Kemendikbud ini. 

Bahkan, Mahin memantapkan tekadnya dengan memilih sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai tempat belajar dengan harapan untuk bisa mendapatkan guru yang akan mendampinginya mengasah skill yang dimilikinya. Tak heran, dengan tekad dan usahanya selama ini dalam mengejar kemenangan di FLS2N, Mahin akhirnya sukses menyabet medali emas di kategori lomba gitar solo dan memenangkan piagam penghargaan, serta tabungan pendidikan sebesar Rp7 juta.

“Kebetulan di SMP pernah ikutan FSL2N, meski kesempatan buat menang susah, apalagi SMA banyak saingan. Akhirnya masuk SMK dengan harapan mungkin bisa menang dengan peluang yang lebih besar,” ujar Mahin. 

FLS2N jenjang SMK tahun 2020 ini merupakan wahana untuk keterampilan bidang seni bagi siswa/i SMK perwakilan dari seluruh Indonesia. Selain mengungkapkan berbagai rasa, karsa, naluri, dan pikiran yang berpusat pada nilai estetis, FLS2N diharapkan dapat menumbuhkan karakter terampil, kreatif, dan kritis siswa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

FLS2N kali ini melombakan enam bidang seni, yaitu menyanyi solo, gitar solo, film pendek, monolog, tari tradisional, dan musik tradisi daerah. Tahun ini sebanyak 2.828 peserta yang berasal dari 33 provinsi telah mengunggah karya dan mengikuti seleksi lomba FLS2N jenjang SMK tingkat provinsi tahun 2020 secara daring.

Sebagai juara yang mewakili provinsi, Mahin mengakui persiapan yang dilakukannya tidak banyak karena keterbatasan waktu yang singkat. Namun, hal tersebut tidak menjadikan latihan yang dilakukan bersama guru pendampingnya tidak maksimal. “Persiapan untuk ikut ajang tidak banyak. Karena Covid, makanya jadi susah latihannya. Yang berkesan itu saat latihan karena waktunya sedikit, jadi harus pulang malam,” paparnya. 

Karena keterbatasan waktu jugalah yang akhirnya mendasari Mahin untuk membawakan lagu Warung Pojok sebagai instrumen yang dimainkan ketika lomba berlangsung. “Membawakan lagu Warung Pojok dari Cirebon karena waktu yang sempit untuk latihan, dan sebelumnya sudah latihan di SMP. Jadi, lebih dikuasai,” jelasnya.

Keberhasilan Mahin dalam ajang lomba ini sejatinya telah membuktikan bahwa pilihannya untuk mengenyam pendidikan di SMK memang dilandasi dengan keinginannya untuk terus mengasah potensi yang dimilikinya. Mahin pun turut mengingatkan generasi muda agar tidak ragu memilih SMK sebagai tempat belajar. “Buat teman-teman, jangan menganggap bahwa SMK itu brutal. Banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan di SMK. Contohnya seperti saya, alhamdulillah bisa jadi perwakilan yang memenangkan lomba gitar solo. Ini bisa menjadi bukti kalau kita sebenarnya bisa, asal mau belajar,” pungkasnya. (Diksi/TM/AP/GS)