Content Creator, Profesi yang ‘Hits’ di Kalangan Milenial

Content Creator, Profesi yang ‘Hits’ di Kalangan Milenial

Jakarta, Ditjen Diksi - Perkembangan zaman yang kian maju, membawa kecanggihan teknologi menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, dunia industri maupun sumber daya manusia harus beradaptasi secara cepat dengan perkembangan yang ada. Hal yang terus berubah ini tentunya menimbulkan efek kepada jenis pekerjaan dan skill yang dibutuhkan di masa depan.

Adapun salah satu pekerjaan yang tengah “hits” saat ini adalah content creator.  Profesi yang kian digemari oleh kalangan milenial ini pun nyatanya sempat dilakoni oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto.

“Saya membuat konten dari mempelajari berbagai macam (konten, red) Youtube dari dalam dan luar negeri. Saya coba sendiri, saya praktikkan sendiri,” ujar Wikan berbagi pengalamannya, saat live “Kiat Sukses Jadi Content Creator” di kanal Instagram @CNBCIndonesia pada Sabtu (25/07).

Sebagai seorang youtuber dengan sekitar 80 ribu subscribers, Wikan menceritakan awal mula terjun ke dunia Youtube dengan hanya berbekal passion untuk terus berbagi ide dan semangat edukasi. Menurutnya, berprofesi sebagai content creator tidak hanya membutuhkan hard skill, namun juga soft skill yang mumpuni. “Content creator itu bukan sekadar syuting, edit, tapi juga mengonsep media sosial, akun, menulis skrip, desain, dan juga evaluasi,” ungkapnya.

Pekerjaan yang kini tidak lagi bisa dipandang sebelah mata ini, memang mulai mengusik dunia pendidikan untuk mendalami berbagai hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang content creator yang profesional. Sebagai sosok yang tengah menggawangi pendidikan vokasi di Indonesia saat ini, Wikan sangat setuju jika ke depannya pekerjaan ini bisa masuk menjadi salah satu peminatan dalam program studi kejuruan.

“Jurusan itu tidak harus ada, tapi peminatan atau sub jurusan itu sangat bisa diadakan. Saya yakin beberapa prodi pasti sudah membuka peminatan content creator,” terangnya.

Tak ayal, kehadiran bidang pekerjaan baru ini tentunya membuat setiap lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan kurikulum yang ada. Karenanya, Wikan pun berharap, kurikulum di sekolah tidak hanya berfokus pada kemampuan hard skill, namun juga kemampuan soft skill yang semakin dibutuhkan oleh dunia industri.

Di akhir sesi perbincangan, Wikan turut memberikan tiga tips untuk menjadi content creator yang sukses dan profesional. Pertama adalah passion, lalu kedua, terus berkreasi dan berkarya out of the box, berkeinginan untuk melakukan hal yang baru. Kemudian ketiga, melakukan benchmarking dengan youtuber luar negeri.

“Just do it. Jangan lupa, daripada kebanyakan mikir, tapi ga jalan-jalan,” pungkasnya. (Diksi/TM/AP/AS)