Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Siap Kembangkan SDM Unggul Bidang Industri Game

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Siap Kembangkan SDM Unggul Bidang Industri Game

Jakarta, Ditjen Diksi - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi resmi melakukan penandatangan kerja sama dengan PT LX Internasional Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI), serta Cipta Karsa Adikarya (CAKRA) (5/1). Kerja sama tersebut dilaksanakan guna mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di bidang industri game.

 

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menyampaikan dengan terjalinnya kerja sama tersebut merupakan sebuah komitmen dari pendidikan vokasi untuk mengajak industri agar terlibat dalam link and match dengan pengembangan ekosistem pendidikan vokasi.

 

“Industri itu mau berpartisipasi terlibat dengan teaching factory. Ujungnya, ya, bikin games. Kerja sama ini kita padukan dengan berbagai program yang ada di Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (Dit. APTV) dan Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (Dit SMK). Sehingga, saya memberikan tantangan untuk minimal bisa menghasilkan 5 sampai 10 games,” tutur Wikan.

 

Sebagaimana yang disampaikan Direktur PT LX Internasional Indonesia, Michael Choi yang telah menganalisa seiring berkembangnya industri digital dan game, diperkirakan Indonesia dalam waktu yang akan datang tentu memerlukan SDM unggul di bidang industri game.

 

“Memang tujuan kerja sama kami di bidang pendidikan ingin menciptakan coding engineer untuk masa depan Indonesia, karena menurut analisa kami dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, Indonesia akan memerlukan 15 juta coding engineer,” ungkapnya.

 

Michael menambahkan, pihaknya juga telah melakukan uji coba selama setahun bersama SMK-SMK khususnya yang ada di wilayah Jawa dalam mengembangkan industri games. “Melalui uji coba 1 tahun itu kami mendapatkan banyak hal luar biasa dengan siswa SMK yang bertalenta,tambah Michael.

 

Lebih lanjut, Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI), Cipto Adiguno menjelaskan pentingnya kerja sama dalam mengembangkan industri game, yakni (1) Menumbuhkan talenta-talenta terbaik yang kompeten , (2) Pertumbuhan industri game yang sangat digital memungkinkan tidak hanya produk yang dapat diekspor, akan tetapi SDM juga dapat bersaing secara global, serta (3) Game erat kaitannya dengan teknologi yang memang perlu dikembangkan seiring perkembangan zaman di industri 4.0.

“Saya sangat mengapresiasi adanya perjanjian kerja sama ini. Memang sangat penting untuk kita dapat mengembangkan industri game, ujar Cipto.

 

Karenanya, Ketua CAKRA, Ivan Chen Sui Liang juga berharap agar kerja sama tersebut bisa berjalan guna melakukan kolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan SDM dalam mengembangkan industri game.

 

Meskipun game erat kaitannya dengan adiksi dan hal negatif, Ivan yakin bahwa melalui medium game juga serapan edukasi dapat dilakukan misalnya dengan salah satu game yang telah dirancang dengan mengasimilasi tema sejarah Indonesia yang mengenalkan Gajah Mada maupun Tribuana Tungga Dewi.

 

“Kami di Lokapala itu kayak Gajah Mada, Tribuana Tungga Dewi itu kami kenalkan melalui game. Karenanya, melalui medium game saya yakin kita masih bisa kenalkan sejarah Indonesia,” tandasnya. (Tan/TS)