Ditjen Pendidikan Vokasi Gelar RDP Bersama Komisi X

Jakarta, Ditjen Vokasi – Kemendikbud-Ristek melalui Ditjen Pendidikan Vokasi menggelar konsinyering atau Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi X DPR RI dalam membahas Rencana Kerja Anggaran (RKA) kementerian di Jakarta (7/6).

“Kondisi saat ini dengan jumlah siswa SMK yang mencapai hingga 5.118.381 per tanggal 26 April 2021 tentu memerlukan berbagai fasilitas, serta program yang mendukung mereka untuk menjadi lulusan yang kompeten dan terserap di  dunia kerja” ujar Wikan Sakarinto, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi.

Jumlah siswa tersebut tentunya tidak sebanding dengan jumlah tenaga pengajar SMK yang berjumlah 383.226. Karenanya, tenaga pendidik SMK perlu diberikan kesempatan dan difasilitasi untuk magang di industri agar lebih kompeten dan tersertifikasi sesuai dengan bidang keahliannya.

Alhasil, perancangan anggaran secara matang diperlukan untuk mendukung operasional dalam pengimplementasian program-program yang dicanangkan oleh Ditjen Pendidikan Vokasi, seperti program D2 fast track, upgrading D3 menjadi D4 atau sarjana terapan, dan SMK Pusat Keunggulan (PK) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan vokasi agar mampu berdaya saing global.

Selain itu, pendidikan vokasi juga tercatat diselenggarakan oleh 119 politeknik dengan jumlah mahasiswa sebanyak 239.252, serta 18 akademi komunitas dengan jumlah mahasiswa sebanyak 1.877 mahasiswa. “Banyaknya mahasiswa vokasi tentunya menjadi PR bersama untuk meningkatkan kualitas agar dapat menjadi lulusan yang kompeten dan berdaya saing. Tentunya juga perlu didukung dengan program-program bagus yang memfasilitasinya,” tambah Wikan.

Karenanya, diperlukan sinergi dengan berbagai stakeholder, terutama dengan industri agar dapat mengimplementasikan “link and match” yang tepat dan sesuai sasaran. Sehingga, hal itu menjadi peluang bagi lulusan vokasi untuk dapat terserap di dunia kerja maupun menjadi seorang wirausaha.

Adapun keterampilan yang dimiliki juga dapat didukung melalui berbagai lembaga kursus dan pelatihan yang menyediakan kelas-kelas kursus dan pelatihan sesuai bidang keahlian. Selain dapat mengasah kompetensi, lembaga maupun industri tersebut dapat sekaligus memberikan sertifikasi yang bisa menjadi nilai jual lulusan kepada industri.

“Sejauh ini sudah ada 17.306 lembaga kursus dan pelatihan dengan 29.025 bidang keahlian yang menyelenggarakan pendidikan vokasi untuk meningkatkan mutu SDM,” pungkas Wikan. (Diksi/Tan/AP/KR/Adi Sutrisno)