IFCA 2021 Dorong Industri Kreatif Tanah Air

Jakarta, Ditjen Diksi – Pemerintah terus menggalakkan berbagai upaya membangkitkan perekonomian di tengah masa pandemik. Salah satunya mendorong pengembangan industri kreatif melalui ajang Indonesia Fashion Award (IFCA) 2021. Acara yang dihelat Bali Creative Industry (BCIC) di bawah Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian di Jakarta (5/10) ini bertujuan untuk menghasilkan desainer muda bidang kriya dan fesyen yang memiliki visi sustainability.

Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia Sandang dan Kerajinan Kementerian Perindustrian Ratna Utariningrum mengatakan, kegiatan IFCA diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi bagi designer muda kreatif di bidang kriya dan fashion yang telah berkontribusi menghasilkan produk berkualitas yang memiliki visi sustainbility.

Selain memberikan apresiasi bagi pemenang IFCA 2021 kategori fesyen dan kriya, kegiatan tersebut juga memamerkan produk display 14 nominator IFCA 2021. Para pemenang IFCA 2021 akan mendapatkan piala, sertifikat, dan uang pembinaan dengan nominal juara 1 mendapatkan Rp30 juta, juara 2 mendapatkan Rp20 juta, dan juara 3 mendapatkan Rp15 juta. Selain itu, pemenang juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program inkubator bisnis kreatif BCIC tanpa seleksi.

Adi Nugraha selaku Ketua Tim Juri IFCA 2021 yang juga dosen dan peneliti Studi Design ITB serta Co Founder Naveta Design Studio melihat terdapat kemajuan terhadap beberapa karya yang mengangkat tema tentang sustainbility yang mengusung beberapa aspek, seperti budaya, sosial, dan ekonomi.

Industri kreatif sendiri sejatinya tak terlepas dari pendidikan vokasi. Pasalnya, “Lulusan peserta didik vokasi disiapkan menjadi BMW, yakni bekerja, melanjutkan pendidikan maupun wirausaha,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto.

Wikan menuturkan, pendidikan vokasi diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten, berdaya saing, dan berkarakter sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Karenanya, “Perlu adanya komitmen kuat berbagai pihak untuk membangun ‘link and super-match’ (sambung-suai) antara dunia pendidikan vokasi dengan dunia usaha, industri, dan kerja (DUDIKA). Ini sangat dibutuhkan untuk menghadirkan lulusan yang relevan dengan pasar kerja sehingga keterserapan lulusan lebih terjamin,” jelasnya.

Perkembangan industri kreatif di bidang fashion melalui satuan pendidikan vokasi pun tak diragukan lagi. Tengok saja desain busana besutan duo perancang asal SMK NU Banat, Kudus, Jawa Tengah, bertema “Koinobori” yang sempat dinobatkan sebagai juara pertama pada Sakura Collection Asia Students Awards 2018 yang digelar oleh Negeri Sakura.

“Koinobori” merupakan hasil rancangan Nia Faradiska yang menyajikan model yang terinspirasi dari bendera ikan koi dengan balutan pakaian nan modern dan stylish yang didominasi oleh warna putih dan hitam.

Adapun perancang kedua, Dania Pulungan, mengusung konsep “Shinogiri”, yang mengolaborasikan shinobi, nama lain dari ninja,  dan onigiri yang merupakan makanan kaki lima di kalangan masyarakat Jepang. Dania sempat menuai prestasi kala rancangannya mereguk Juara II dalam Grand Prix Sakura Collection "Asia Students Awards 2020" di Atrium Jewel Changi Airport, Singapura. (Diksi/SW/AP/KR)