Kemendikbudritek Luncurkan Program RPL bagi Lulusan LKP

Kemendikbudritek Luncurkan Program RPL bagi Lulusan LKP

Jakarta, Ditjen Vokasi - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi meluncurkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi lulusan lembaga kursus dan pelatihan (LKP) yang digelar secara hybrid (21/9).

 

Bersamaan dengan itu, dilaksanakan juga penandatanganan perjanjian kerja sama dengan berbagai LKP dan perguruan tinggi vokasi (PTV) guna mengimplementasi program RPL.

 

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Wartanto, menyampaikan bahwa program tersebut akan menggandeng PTV yang sudah mengimplementasi RPL guna membantu lulusan LKP mendapatkan gelar pendidikan. “Program ini tentunya merupakan kolaborasi yang menggandeng perguruan tinggi untuk dapat membantu para lulusan LKP memperoleh gelar pendidikan dari jenjang yang lebih tinggi di perguruan tinggi,” ujarnya.

 

Wartanto menambahkan, implementasi RPL tersebut juga diharapkan dapat menjangkau daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) sehingga terjadi pemerataan pendidikan bagi masyarakat Indonesia.

 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menjelaskan bahwa kerja sama yang telah disepakati tersebut merupakan sebuah upaya bersama bagi pendidikan vokasi dalam mewujudkan cita-cita bangsa, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. “Apa yang akan kita lakukan setelah perjanjian tadi merupakan tugas kita bersama. Kerja samanya ini akan menjadi rangkaian bunga yang indah, saling melengkapi, dan bersama-sama mewujudkan cita-cita bangsa mencerdaskan kehidupan bangsa,” tuturnya.

 

Pendidikan vokasi, menurut Kiki, tidak boleh statis, tetapi harus futuristik, mengasah kompetensi untuk menjadi bekal masa depan. “Pendidikan vokasi itu lulusannya harus bisa menghasilkan untuk dirinya sendiri dan orang lain,” ujarnya.

 

Kiki menegaskan, pendidikan vokasi memang seharusnya tidak terlepas dari tiga nilai penting, yakni pendidikan, ekonomi, serta sosial. Ketiganya tentu menjadi dasar yang dapat membekali lulusan agar mampu bersaing global.

 

Kiki menambahkan, di tengah fenomena dunia pendidikan internasional yang memiliki kesamaan permasalahan pada unbundling university dan micro credential maka hadirnya program RPL ini diharapkan mampu menjadi jawaban dan dapat diimplementasi dengan baik.

 

Sebagai informasi, peluncuran program RPL tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan dari perguruan tinggi, seperti Universitas Negeri Jakarta (UNJ),  Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Terbuka (UT), dan sekitar 50 LKP yang hadir secara daring maupun luring.

 

Nurhadi Bahri, yang merupakan perwakilan dari LKP Libmi Jombang, mengungkapkan rasa syukurnya atas terjalinnya kerja sama dengan PTV, terkait pemberian gelar pada lulusan LKP. “Kami sudah merasa aman. Anak-anak RPL ini nantinya bisa mempunyai nomor induk mahasiswa. Aturan yang ditetapkan membuat kami tidak ragu untuk mengimplementasikan RPL,” ujarnya.

 

Bersamaan dengan hal itu, Budiman yang pada kesempatan itu mewakili Universitas Terbuka (UT) menyampaikan rasa hormatnya telah dilibatkan dalam program RPL. “UT sangat terhormat bisa bergabung. Setiap tahunnya ada kurang lebih sebanyak 40 ribu RPL A1 dan A1 yang dilaksanakan oleh UT,” katanya.

 

Menurut Budiman, RPL bukanlah sebuah program untuk melabeli peserta didiknya yang hanya membutuhkan ijazah sebagai pengakuan. Lebih dari itu, RPL merupakan sebuah proses pendidikan dan pembelajaran dengan proses seleksi dan validasi seperti halnya yang dilakukan oleh peserta didik reguler. (Diksi/Tan/AP/NA)