Kuatkan Peran Humas, Jejaring Vokasi Siap Branding

Jakarta, Ditjen Diksi – Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menggelar pelatihan kehumasan gelombang 1 yang diikuti oleh sekitar 40 peserta yang merupakan perwakilan jejaring humas vokasi dari seluruh wilayah di Indonesia pada Senin (19/4). 

“Peran humas sangatlah penting. Humas tidak hanya publikasi, tapi ada juga sesuatu seni atau ilmu, mungkin ada strategi-strategi penyampaian,” tutur Henri Tambunan, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi saat membuka kegiatan tersebut.

Pelatihan yang mengusung tema “Peran Humas sebagai Komunikator Branding Pendidikan Vokasi” ini menggandeng Media Indonesia untuk berbagi ilmu dan pengetahuan mengenai kehumasan. Guna menguatkan peran humas dalam publikasi pendidikan vokasi, pelatihan tersebut dilaksanakan selama empat hari mulai hari senin hingga Kamis (22/4).

Mengingat pendidikan vokasi menjadi salah satu bidang yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, maka branding pendidikan vokasi sangat perlu dikenalkan kepada masyarakat. Bahkan, tutur Henri, Presiden Joko Widodo melakukan studi banding ke luar negeri untuk melihat seperti apa sistem pendidikan vokasi di negara-negara lain. Pasalnya, pendidikan vokasi bertujuan untuk menyiapkan generasi lulusan yang kompeten, berkarakter serta mampu bersaing secara global.

“Pendidikan vokasi itu untuk menciptakan lulusan yang kompeten. Kompeten itu saya bisa mengerjakan ini, bukan saya memiliki IPK ini atau saya lulusan ini. Dunia usaha dan dunia industri (DUDI) tentu membutuhkan SDM yang kompeten,” lanjut Henri.

Selain itu, pentingnya success story dari lulusan vokasi juga perlu dipublikasikan. Hal itu guna membangun kepercayaan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan vokasi.

Mengingat Ditjen Pendidikan Vokasi baru dibentuk, peran humas diperlukan untuk mengenalkan istilah istilah mengenai vokasi itu sendiri agar lebih ramah di telinga masyarakat. “Banyak hal-hal baru yang jika kita komunikasikan secara terus menerus dengan multi-platform, maka dalam waktu yang singkat insyaa Allah bisa dikenal,” ujar Usma Kansong, Ketua Dewan Redaksi Media Indonesia Grup.

Usma memberikan contoh istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menjadi istilah baru. Akan tetapi, dengan cepat dikenal masyarakat karena gencarnya publikasi mengenai istilah tersebut.

Hal serupa juga dapat terjadi dengan pendidikan vokasi. Apabila humas mampu mempublikasikan dan menerapkan strategi komunikasi digital dengan baik, maka pendidikan vokasi juga akan dapat dengan cepat ramah di telinga masyarakat.

“Humas adalah peran yang sangat strategis, menjadi komunikator untuk institusi yang kita emban. Kemudian, bagaimana kita bisa mengubah mindset yang di dalam kotak ke luar kotak, asal tidak liar,” tambah Usma.(Diksi/Tan/AP/Teguh Susanto)