Lebarkan Sayap ke Eropa, Vokasi Indonesia Siapkan Masa Depan

Jakarta, Ditjen Diksi - Dalam rangka menyambut langkah “link and super match” dunia vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) menyelenggarakan webinar bertajuk “Vokasi Siap Menerpa Eropa” pada Rabu (4/11). Acara yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Mitras DUDI dan stasiun tv CNBC ini dihadiri oleh beberapa atase Dikbud dari berbagai negara, yaitu Din Wahid  selaku Atase Dikbud Belanda, Prof. Warsito selaku Atase Dikbud Perancis, Prof. Ardi Marwan selaku Atase Dikbud Jerman, dan Muh. Arif selaku Atase Dikbud di London. 

Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi menjelaskan, tujuan utama kerja sama antara Ditjen Vokasi dengan beberapa atase Dikbud di Eropa, yaitu untuk menggagas beberapa program pendidikan vokasi. Di antaranya adalah combined degree D4 dengan S2 terapan di negara-negara Eropa, program pengembangan magang SMK maupun pendidikan tinggi minimal satu semester ke luar negeri, serta pengembangan program pertukaran mahasiswa dan kerja sama dalam mengundang tenaga pengajar ahli di luar negeri menjadi konsultan pengembang di Indonesia.

Wikan pun berharap, kedepannya seluruh siswa SMK maupun pendidikan tinggi vokasi dapat mempersiapkan diri dalam segi hard skill maupun soft skill untuk belajar di Eropa. “Jadi, intinya adalah selain lulusan vokasi menjadi expert di industri, menjadi pemimpin industri, dan menjadi entrepreneur di Indonesia, kami juga ingin mengirim lulusan vokasi untuk bisa melanjutkan studi, magang, dan bekerja di luar negeri. Bahkan, mungkin bisa mendirikan atau mengembangkan wirausaha di Indoensia dengan market luar negeri,” ujarnya.

Selain itu, Wikan juga menekankan pentingnya mempersiapkan pendidikan soft skill agar lulusan sekolah vokasi dapat dengan mudah beradaptasi dan bersaing secara lokal dan internasional di sektor pendidikan maupun industri. “Dari pengalaman saya sangat membuktikan bahwa soft skill sangat menentuan kesuksesan kita untuk belajar di luar negeri. Soft skill somehow, it will last forever, it will long lasting. Dengan soft skill yang kuat, karakter yang hebat, dan pembelajar mandiri, otomatis hard skill nanti akan terbentuk,” terangnya. 

Adapun Ahmad Saufi selaku Direktur Mitras DUDI berharap, pertemuan dengan para atase pendidikan ini dapat menghidangkan menu yang paling cocok dengan kondisi di Indonesia. “Kemudian kita ubah dan sesuaikan dengan kondisi negara kita yang agraris, maritim, dan sebagainya,” ujarnya.

Kerja sama pendidikan vokasi Tanah Air dengan negara-negara di Benua Biru ini tentunya sudah lebih dulu berlangsung, seperti pilot project yang dilakukan oleh Atase Dikbud Belanda dengan memilih dua sekolah vokasi, yakni SMKN 2 Subang yang bergerak di bidang pertanian dan SMKN 5 Jember, untuk bekerja sama dengan sekolah vokasi di Belanda. Begitupun dengan Perancis yang telah memulai kerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang sangat proaktif dalam mendukung 5 bidang vokasi, yaitu kemaritiman, aeronautika, otomasi, energi terbarukan, dan manajemen logistik. 

Tak kalah dengan yang lainnya, Jerman pun juga telah melakukan kerja sama dengan program GIVI (German Indonesian Vocational Institute) yang akan didirikan di Indonesia. “GIVI ini diharapkan bisa terbentuk di Indonesia sebagai center of excellent bagi siapa pun yang membutuhkan informasi mengenai vokasi Jerman,” ujar Ardi Marwan selaku Atase Dikbud Jerman. 

Dirjen Wikan pun berkeyakinan, dengan adanya Ditjen Vokasi ke depannya kerja sama ini tidak hanya sebatas program studi lanjut, namun juga dalam membentuk mindset lulusan vokasi untuk selalu menghasilkan produk-produk unggulan yang dapat dipasarkan secara global. “Kita ingin ini bisa membuat semangat anak-anak vokasi sejak awal, siapkan soft skill, mental, dan bahasa asing mereka karena kita sedang membuka pintu lebih lebar lagi untuk mengirim mereka ke dunia hebat di masa depan,” pungkasnya. (Diksi/TM/AP/GS)