Menghadapi Perubahan dengan Kompetensi Unggul dan Berkarakter

Jakarta, Ditjen Diksi – Perkembangan industri menuju era yang lebih canggih, menjadikan kebutuhan industri akan sumber daya tenaga kerja tidak hanya berbasis pada kompetensi hard skill dan soft skill yang mumpuni. Namun, pendidikan karakter budaya kerja yang kuat dalam masing-masing lulusan vokasi juga dibutuhkan kedepannya. Adapun karakter tersebut adalah kejujuran, budaya disiplin, dan keinginan untuk terus berkembang menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Hal tersebut disampaikan Direktur Politeknik Sriwijaya Ahmad Taqwa pada saat pembukaan kegiatan Pendidikan Dasar Kedisiplinan (Diksarlin) bagi mahasiswa baru tahun akademik 2020/2021 (5/10). 

“Pendidikan karakter disiplin dan jujur merupakan salah satu kurikulum yang sudah dibentuk sejak awal oleh jajaran akademisi Politeknik Sriwijaya demi terwujudnya lulusan vokasi yang unggul dan kompeten,” ujar Ahmad. 

Ahmad menegaskan, acara Diksarlin merupakan salah satu kegiatan yang terus dijaga keberlangsungannya sejak Politeknik Sriwijaya berdiri. Karena, tambah Ahmad, bagaimanapun pengenalan pendidikan tinggi vokasi sebagai lingkungan belajar siswa sangat berguna untuk menumbuhkan keterampilan siswa dalam bidang hard skill maupun soft skill selama menjalankan pendidikan di kampus. 

Dilakukan secara daring, kegiatan yang menyertakan 3.611 siswa dan berlangsung pada 5-10 Oktober 2020 dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto yang terhubung dalam jaringan. Dalam sambutannya, Wikan mengajak mahasiswa untuk menyatukan visi dan misi dalam menjalankan pendidikan di perguruan tinggi vokasi. Wikan juga meyakinkan seluruh mahasiswa baru bahwa pendidikan tinggi vokasi kini semakin terjamin untuk melahirkan lulusan dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan dunia industri.

“Saat ini adik-adik  telah berada di jalur yang tepat utuk mencapai masa depan yang bermanfaat dan gemilang. Di mana itu? Di Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah bertransformasi menjadi institusi yang membanggakan, prestasinya semuanya tergambar, dan itu semua fakta,” tutur Wikan. 

Wikan juga tak henti menjelaskan kembali akan pentingnya pendidikan karakter sebagai bentuk kelengkapan individu dalam menghadapi persaingan di dunia kerja, serta perubahan dunia industri di masa depan. Sebagai seorang yang juga memiliki latar belakang pendidikan vokasi, Wikan menyepakati kehadiran IPK yang tinggi dan keterampilan yang mumpuni tidak langsung cukup memenuhi persyaratan lulusan vokasi untuk bersaing di ranah industri.  

Technical skill-nya harus kuat, kognitif, hard skill itu penting, IPK itu penting. Tapi, untuk menentukan adik-adik sukses atau tidaknya di masa depan, IPK itu hanya berfungsi di awal guna mengetuk pintu dunia kerja dan pintu industri. Sedangkan intinya hard skill dan soft skill sama penting dalam vokasi. Tapi, ada yang lebih penting, yaitu karakter, kemampuan untuk ikhlas dalam kehidupan ini, fighting spirit itu karakter kejujuran yang paling penting. Gabungan antara hard skill, soft skill, dan integritas kejujuran adalah yang kemudian disebut kompetensi,” paparnya. 

Sebagai perguruan tinggi yang telah memproyeksikan program “link and match” dengan baik, Wikan meyakini bahwa Politeknik Negeri Sriwijaya mampu berkembang untuk terus menjadi lebih baik demi mencetak SDM unggul ke depannya. Karenanya, Wikan pun berpesan kepada seluruh mahasiswa yang hadir bahwa sebagai individu yang cerdas, terampil, dan berkarakter kuat, lulusan vokasi harus mampu berkembang sebagai bentuk adaptasi dengan perubahan yang akan terus terjadi.

“Nanti adik-adik akan lulus pada 4 sampai dengan 5 tahun lagi. Adik-adik akan berusia 22 sampai 23 tahun, kemungkinan besar akan hidup sampai 50 tahun yang akan datang, akan menemui hal-hal baru, pekerjaan baru, kompetensi baru, serta teknologi baru yang akan menuntut untuk terus belajar. Ini adalah bukti bahwa perubahan semakin mendeklarasikan dirinya, perubahan take a significant place” terang Wikan.

Wikan menjelaskan, hanya orang-orang yang kreatif, serta memiliki soft skill dan leadership kuat yang akan survive dalam setiap fase perubahan. “Tidak perlu takut dengan tenaga kerja asing, selama adik-adik kompeten. Justru, SDM kitalah yang akan membanjiri dunia dan memimpin dunia, buktikan saja itu,” pungkasnya.(Diksi/TM/AP/GS)