Pendidikan Vokasi Kuatkan Talenta SDM Digital Indonesia

Jakarta, Ditjen Diksi – Sebagai bagian penting dari sistem pendidikan nasional yang memiliki posisi strategis untuk mewujudkan sumber daya manusia dan tenaga kerja yang berkualitas, kini pendidikan vokasi terus digiatkan oleh pemerintah melalui berbagai program dan kebijakan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek. Salah satunya melalui penguatan pendidikan vokasi yang dilakukan kepada guru-guru SMK di bidang digitalisasi.

Dalam sambutan pembukaan “Pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave untuk Guru Kejuruan SMK” yang diselenggarakan di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta pada 20-26 September 2021, Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko mengatakan bahwa program sinergi training of trainers (ToT) antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Huawei Indonesia ini sangat strategis dalam mendukung kebutuhan industri terhadap lulusan-lulusan SMK siap kerja secara berkelanjutan dan akseleratif.

“Melalui program ini, para guru SMK dapat memperoleh pelatihan langsung dari Huawei yang telah diakui sebagai pemimpin industri TIK global. Dengan basis kemampuan mengajarnya, ilmu yang telah diperoleh para guru dari para pakar tentunya akan lebih mudah ditularkan kepada murid-muridnya, sehingga proses alih pengetahuan dan teknologi menjadi lebih efektif,” ujar Moeldoko.

Menurut Moeldoko, apa yang dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan melatih para guru SMK sangat tepat. Karenanya, dirinya berharap program pelatihan ini dapat mempercepat pencapaian target pemerintah untuk mencetak 9 juta SDM digital di Indonesia pada 2030, serta mendukung terwujudnya visi Indonesia Emas pada 2045. “Apresiasi yang tinggi untuk sinergi Ditjen Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek dan Huawei Indonesia,” tegasnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengungkapkan, kegiatan pelatihan ini sebagai bentuk up-skilling dan re-skilling guru SMK yang akan dibekali dengan beragam pengetahuan tentang teknologi terbaru di bidang wireless dan microwave, serta berbagai studi kasus-studi kasus dari Huawei yang akan membantu dunia pendidikan memahami kebutuhan industri. Sehingga, hal tersebut diharapkan akan meningkatkan kompetensi SDM vokasi beserta para peserta didik.

“Dengan pola pembelajaran project based learning, para guru dapat menyampaikan ilmu yang didapat sehingga bisa menciptakan lulusan SMK yang kompeten dan berkarakter kewirausahaan. Alhasil, lulusan SMK tidak hanya BMW (bekerja, melanjutkan studi, wirausaha), tetapi WBM,” terang Wikan.

Adapun CEO Huawei Indonesia Jacky Chen menyebutkan, program ToT yang diselenggarakan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan Huawei yang fokus pada pengembangan kompetensi SDM digital Indonesia sejak lebih dari 21 tahun lalu. “Kami optimistis program pelatihan ini akan mengakselerasi misi kami turut berkontribusi dalam mencetak 100 ribu SDM digital berkompetensi dalam kurun waktu 5 tahun,” tuturnya.

Sebagai informasi, pelatihan ini merupakan tindak lanjut kerja sama antara Kemdikbudristek dengan Huawei Indonesia yang telah berlangsung sejak tahun 2019. Sedangkan untuk tahun 2021, total peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 140 guru SMK yang ditetapkan sebagai pelaksana program SMK Pusat Keunggulan (PK), yang dibagi menjadi 7 angkatan. (Diksi/AP)