PNB Siap Lambungkan ‘Fast Track’

PNB Siap Lambungkan ‘Fast Track’

Badung, Ditjen Diksi – Sebagai salah satu kebijakan yang tengah digenjot oleh Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek tahun ini, program SMK-D2 jalur cepat (fast track) disambut antusias oleh satuan pendidikan vokasi yang terlibat di dalamnya. Salah satunya datang dari Politeknik Negeri Bali (PNB), Badung, Bali. Bahkan, “Dari maksimal pengajuan empat program studi, kami mengusulkan delapan program studi dari enam jurusan di PNB,” terang Direktur PNB I Nyoman Abdi.

Nyoman pun mengakui bahwa saat itu pihaknya sangat menyambut hangat program tersebut, terlepas adanya dukungan dana dari pemerintah. “Karena kami nilai sangat bagus, makanya kami langsung merespon,” ujarnya.

Ditambah lagi, pihak kampus juga telah menggandeng SMK-SMK yang telah banyak memiliki kerja sama dengan industri. “Kami juga sudah menjelaskan kepada DUDI (dunia usaha dan dunia industri) tentang program tersebut beserta SMK dan program studinya,” jelas Nyoman.

Menurut Nyoman, program SMK-D2 fast track  sangat cocok diterapkan untuk menghasilkan lulusan vokasi yang kompeten. Semisal di bidang perhotelan yang terdapat pekerjaan front office tidak memerlukan jenjang pendidikan hingga D3. “Bagi saya, ilmu di SMK itu sudah memadai untuk posisi ahli di pekerjaan front office, food beverage, kitchen, maupun house keeping. Nah, tinggal praktik intensif di hotel yang dibimbing oleh ahlinya,” tuturnya.

Terlebih, PNB juga telah memiliki kelas industri yang bekerja sama dengan hotel bintang lima The Apurva Kempinski Bali. “Konsepnya, satu setengah tahun kuliah di PNB, sisanya di Kempinski secara bergantian. Jadi, lima puluh persen bersama industri,” ujar Nyoman.

PNB juga diketahui telah menandatangani kerja sama dengan 416 industri. “Misalnya kerja sama dengan IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia), magang di sana sampai mereka (peserta didik) diterima sebagai karyawan di kantor konsultan pajak,” terang Nyoman.

Selain itu, pihak kampus juga senantiasa mendampingi 170 SMK, baik negeri maupun swasta, di Pulau Dewata. “Kapan mereka ingin bertemu, kami siap. Kami juga dipilih oleh 20 SMK di Bali, serta SMK di Labuan Bajo dan Sulawesi sebagai pendamping SMK PK (Pusat Keunggulan),” jelas Nyoman.

Menurut Nyoman, mutu dan kolaborasi menjadi kunci proses pembelajaran PNB. Melalui mutu pendidikan yang terjamin, maka akan terus dipercaya industri. “Jadi, strategi kami adalah berkolaborasi dengan mutu karena saling mempengaruhi. Jika industri senang dengan lulusan PNB, maka mereka akan berkolaborasi dengan PNB,” tuturnya.

Berdiri sejak 1976 yang merupakan kerja sama antara ITB dengan pemerintah Swiss, PNB sendiri secara resmi dilembagakan pada 1997. Politeknik yang kini memiliki sekitar 6.200-an mahasiswa ini memiliki enam jurusan, yakni pariwisata, administrasi niaga, akuntansi, teknik sipil, teknik elektro, dan teknik mesin. Selain menyajikan program D3 maupun D4 (sarjana terapan), pihak kampus juga menyelenggarakan program rekognisi pembelajaran lampau (RPL) untuk pariwisata, D4 akuntansi manajerial, dan manajemen bisnis internasional, serta program magister (S2) terapan perencanaan pariwisata.

Sebagai informasi, PNB baru saja menyandang status BLU (Badan Layanan Umum) sejak akhir Mei lalu. “Jadi, kami harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat maupun industri yang membutuhkan PNB. Sehingga, kami dapat menghasilkan lulusan yang kompeten,” pungkas Nyoman. (Diksi/AP/KR)