‘Profesor Penggerak SMK’ Kembangkan Ekosistem Pendidikan Vokasi

‘Profesor Penggerak SMK’ Kembangkan Ekosistem Pendidikan Vokasi

Semarang, Ditjen Diksi – Pengembangan ekosistem pendidikan vokasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek terus mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Salah satunya dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) guna pengembangan ekosistem pendidikan vokasi guna melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

 

“Unnes memiliki spirit mengembangkan peradaban yang berdasarkan ilmu dan ilmu itu harus dikembangkan agar dapat memberikan manfaat bagi peradaban,” ujar Rektor Unnes Fathur Rokhman.

 

Fathur menambahkan, peran Unnes sebagai Kampus Merdeka bergerak melakukan upaya memberikan ruang secara terbuka kepada mahasiswa untuk merdeka serta mencetak guru, sekaligus memberikan upaya penguatan ke SMK. “Karenanya, kolaborasi harus dilakukan. Tanpa kolaborasi tidak ada inovasi dan juga vokasi tiada arti,” lanjutnya.

 

Selain itu, Unnes juga berperan dalam penguatan tenaga pendidik SMK melalui Program Profesor Goes to School atau yang kini dikenal dengan Profesor Penggerak SMK. “Mudah-mudahan kolaborasi ini bisa memberikan peran dalam mengembangkan SDM yang unggul,” imbuh Fathur.

 

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto pun menyambut bangga apa yang telah diupayakan oleh Unnes terkait pengembangan ekosistem pendidikan vokasi, yang salah satunya menyasar pada tenaga pendidik SMK.

 

“Tahun ini kami juga membentuk tim khusus untuk menciptakan strategi dan action plan serta mitigasi kelangkaan guru SMK yang sudah mulai terjadi. Contohnya, kita perlu menyiapkan guru untuk masa depan,” tuturnya.

 

Meski, tambah Wikan, untuk menyiapkan guru tersebut butuh waktu. “Guru sekarang sudah mulai kurang dan banyak yang harus di-upskill dan reskill kompetensinya,” jelasnya.

 

Adapun Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Wartanto juga menekankan kepada seluruh kepala SMK maupun guru SMK untuk mengutamakan komunikasi guna menjalin kolaborasi sesuai 'link and match’ yang merupakan program dari pendidikan vokasi.

 

“Komunikasi itu penting. Komunikasi harus dibangun benar supaya mendapat dukungan, serta menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak,” tegasnya. (Diksi/Tan/AP/NA)