Program Merdeka Belajar Tak Lepas dari Penguatan Pendidikan Vokasi

Yogyakarta, Ditjen Diksi – Menghadapi era industri 4.0, perkembangan teknologi semakin pesat dalam cakupan global, dan tentunya menjadi sebuah tantangan besar bagi Indonesia untuk dapat adaptif dalam setiap kondisi yang ada. Menjawab tantangan tersebut, pemerintah melalui Kemendikbud, Riset, dan Teknologi melakukan penguatan terhadap pendidikan vokasi.

“Perlu kita ketahui bahwa pendidikan kejuruan merupakan kebijakan yang perlu kita dukung bersama-sama,” ujar Sarjilah selaku Kepala BBPPMPVP Seni Budaya pada webinar “Pekan Pendidikan Jogja 2021” (6/5).

Sarjilah mengatakan, Balai Besar mengemban tugas untuk terlibat dalam upaya peningkatan kompetensi guru-guru SMK. Hal itu dapat diimplementasikannya melalui diklat-diklat kejuruan, baik untuk guru-guru yang bersifat up-skilling maupun re-skilling.

Menjawab tantangan global, BBPPMPV Seni Budaya juga melakukan berbagai kegiatan lainnya, seperti penyelenggaraan pameran virtual seni lukis maupun seni kriya. Di samping itu, dalam rangkaian kegiatan tersebut, anak SMK mempersembahkan tarian sebagai upaya pelestarian budaya pada pembukaan maupun penutupan acara tersebut.

Melalui seni, potensi untuk sukses dan tidak tergilas oleh adanya perkembangan zaman yang semakin pesat. Hal itu dibuktikan oleh Timbul Raharjo yang merupakan CEO dari PT Timboel yang bergerak di bidang seni kriya.

Timbul menyampaikan bahwa selain teknologi dan informatika, seni juga dapat menjadi potensi bisnis yang besar, bahkan sampai menembus pasar ekspor. “Seni kreatif yang diolah dapat menjadi potensi kekayaan yang luar biasa dan dapat menjadi potensi bisnis bahkan sampai menembus pasar ekspor,” ujarnya.

Seperti halnya yang dilakukan oleh PT Timboel, kreasi dan inovasi bahkan kadang kala hanya ide dan intuisi yang diperlukan pegawainya untuk membuat sebuah hasil karya seni kriya yang kemudian bisa dipasarkan sampai ke luar negeri. Bahkan, Timbul mengatakan bahwa di beberapa kesempatan, Indonesia khususnya Jawa Tengah maupun DI Yogyakarta, menjadi tamu yang paling ditunggu pada pameran internasional yang diadakan di Singapura.

Hal itu menunjukkan terlihatnya potensi-potensi besar yang dimiliki oleh sumber daya manusia (SDM) di Indonesia yang unggul dan cekatan. Kreativitas SDM Indonesia bahkan sering kali membuat negara-negara di Eropa kalah cepat dalam hal perkembangan pengetahuan atau transformasi industri dan knowledge.

“Ada beberapa sisi transformasi industri knowledge di Indonesia itu lebih cepat dibanding negara-negara di luar. Menurut saya, keunggulan SDM Indonesia ini sangat proaktif, responsif, dan luar biasa,” kata Warsito selaku Atikbud KBRI Paris.

Warsito juga mengatakan bahwa hal itu dapat menjadi sisi positif dari Indonesia yang dapat dijadikan sebagai salah satu problem solving dalam pemecahan masalah SDM unggul. 

Dalam upaya mencapai keberhasilan tersebut, seluruh pihak maupun elemen kepentingan pendidikan vokasi harus bersinergi, terutama antara SMK dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Hal itu dilakukan tentu agar dapat melancarkan “link and match” yang berjalan.

“Kemudian sinergi antara pendidikan Vokasi dan dunia kerja, melakukan sinergi antara SMK dengan DUDI. Ini yang menjadi pemikiran utama bagaimana kita bisa melakukan ‘link and match’,” tutur Direktur SMK M. Bakhrun.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi di dunia pendidikan vokasi, kadang kala terbentur pada kompetensi guru yang terbatas. Sehingga, Kemendikbud Riset dan Teknologi  melalui BBPPMPV menyelenggarakan berbagai kegiatan diklat dan magang untuk peningkatan mutu pendidikan vokasi, khususnya di bidang seni dan budaya. (Diksi/Tan/AP/Adi Sutrisno)