Ribuan Guru SMK Ikuti Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Cimahi, Ditjen Diksi - Meski masa pandemi Covid-19 belum juga usai, namun tak menyurutkan semangat para guru untuk terus melakukan upskilling dan reskilling demi meningkatnya kurikulum dan daya ajar di sekolah. Hal tersebut terbukti dengan antusiasme sekitar 5.600 guru yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan diklat moda daring angkatan 2 yang diadakan oleh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bidang Mesin dan Teknik Industri pada Senin (27/07).

Kegiatan yang dilakukan via daring ini dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Henri Tambunan yang mewakili Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi. Menurut Henri, Ditjen Diksi sangat mengapresiasi pelaksanaan diklat periode 27 Juli hingga 7 Semptember 2020 yang dilaksanakan dengan berbasis daring. Ini membuktikan bahwa meskipun dalam kondisi pandemi, tidak mengubah semangat dan produktivitas BBPPMPV dalam menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Alhasil, sebanyak 1.096 guru yang bisa tertampung ini pun dibagi menjadi 30 kelas dengan 18 mata diklat untuk 14 bidang keahlian. Adapun 18 mata diklat tersebut adalah Aljabar, Bahasa Inggris, Editing Audio dan Video, Melakukan Sistem Informasi Geografis, Memasang dan Memelihara Reaktor Biogas Konstruksi Serat Kaca, Memasang dan Mengoperasikan PLTS, Kelistrikan Engine dan Engine Management System, Membuat Model 3D dengan CAD, Menggambar 2D dengan CAD, Mengoperasikan dan Memelihara Instalasi Bioetanol, Pemasangan Jaringan Komputer, Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor, Pemograman Berbasis Objek, Penerapan Teknik Dasar Pengelasan, Penjelasan MIG (GMAW) dan Las TIG (GTAW) Dasar, Pengoperasian Mesin Bubut 1, Pengoperasian Mesin Frais 1, serta Produk Kreatif dan Kewirausahaan.

Sementara itu menyoal program “link and match” yang terus digencarkan ke seluruh tingkat pendidikan kejuruan, Ditjen Diksi juga berharap cakupannya dapat terus ditingkatkan dan diperluas. “Pendidikan vokasi harus terus melakukan inovasi dan terobosan. Meski sebagian besar sudah berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), ‘link and match’ harus terus ditingkatkan,” terang Henri.

Senada dengan Henri, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan  M. Bakrun pun menekankan kembali akan pentingnya kerja sama yang konsisten, khususnya pada SMK. “Berbicara SMK pertama kali, memang berbicara kerja sama. Karena esensi dari SMK adalah kerja sama industri,” ujarnya.

Dengan jumlah SMK di Indonesia sebanyak 14.252 yang menampung sekitar 5 juta siswa,  Bakrun optimistis kerja sama yang baik dengan dunia usaha maupun dunia industri akan membuat SMK mampu menciptakan SDM unggul. Dirinya pun kembali menegaskan bahwa “link and match” juga merupakan program revitalisasi pendidikan vokasi yang mencakup adanya pelatihan guru, membawa industri ke sekolah, dan peningkatan persepsi positif masyarakat mengenai pendidikan vokasi.

Sementara itu Kepala BBPPMPV BMTI Supriyono berharap agar kegiatan diklat ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh peserta. Diklat yang berbasis daring ini mengharuskan peserta pelatihan untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dengan membaca modul dan mengerjakan tugas yang disediakan melalui portal LMS. “Kami pun berharap tidak ada peserta yang mengundurkan diri, serius mengikuti kegiatan hingga tuntas dengan penuh semangat. Jangan sampai kesempatan ini disia-siakan,” ujarnya. (Diksi/TM/AP/AS)