Rofi, Lulusan SMK Sukseskan Brand Lokal OYISAM

Rofi, Lulusan SMK Sukseskan Brand Lokal OYISAM

Malang, Ditjen Diksi - Di wilayah Malang Raya, brand lokal OYISAM sudah tak asing lagi. Produsen kaus khas Malangan dengan bahasa walikan ini sudah membuktikan eksistensinya selama 10 tahun lebih. Berkolaborasi dengan Arema Malang, membuat produk OYISAM juga menjadi kaus kebanggaan para laskar Singo Edan. Tidak hanya yang ada di dalam negeri, tetapi juga mancanegara. 

Rupanya, di balik nama besar OYISAM, ada tangan dingin Rofi Nur Aziz. Pemuda kelahiran 18 November 1993 ini bukan jebolan kampus ternama. Ia hanya lulusan SMK. Akan tetapi, banyak mahasiswa, guru, dan komunitas kewirausahaan yang malah berguru ilmu bisnis kepada pemuda yang belum genap 29 tahun ini. 

"Kadang sampai sungkan sendiri kalau diminta jadi pembicara. Lah wong ilmu saya masih sedikit," kata Rofi saat ditemui salah satu tokonya di daerah Pakisaji, Malang, Jawa Timur. 

Rofi memang berhasil mematahkan anggapan SMK pencetak pengangguran. Nyatanya, ia malah sukses mempekerjakan sekitar puluhan karyawan sejak usianya masih belia. Para pekerjanya tersebar mulai dari unit produksi kaus, tas, topi, hingga produksi konten untuk bisnis media promosi melalui Instagram @yoiki_malang. Beberapa pegawainya bahkan digaji lebih besar dari upah minimum kota (UMK) Malang. 

Sukses yang diraih Rofi memang tidak instan. Ia merintis sejak 2012, saat masih duduk di bangku SMKN 4 Malang. Rofi yang anak tunggal, berasal dari keluarga kurang mampu. Setiap Senin, ia harus mengelem sepatunya agar tidak jebol, setidaknya untuk seminggu ke depan. Orang tuanya memang tak mampu membelikan sepatu baru. Saat hujan, sepatu itu harus ia masukkan ke kantong plastik karena hanya itu satu-satunya sepatu yang ia miliki. 

Meski tak punya harta, tetapi Rofi punya ilmu. Sebagai siswa jurusan produksi grafika, Rofi piawai membuat sablon. Ilmu inilah yang kemudian ia kembangkan hingga berani menerima order kaus sablon dari teman-teman, bahkan dari luar kota dan luar Jawa.

 “Pernah juga tertipu pesanan dari Papua. Akan tetapi, sisa pelunasannya tidak dibayar. Padahal, modal saya sudah habis. Mau ujian sekolah juga,” kata Rofi mengenang.   

Namun, bukan Rofi kalau langsung menyerah. Keinginan kuat untuk mengubah nasib dan derajat orang tua, membuat Rofi bangkit kembali. Dengan bekal kompetensi sablon serta ilmu kewirausahaan yang didapat di sekolah, Rofi malah memberanikan diri menyewa toko pertamanya setamat SMK. Uang sewa toko didapat dari hasil gadai rumah orang tua ke bank.

Meski sempat nyaris tutup, namun soft skills yang didapat di sekolah membuat Rofi terus mencari jalan keluar. Tradisi SMK yang lebih banyak praktik, membuat Rofi terbiasa menyelesaikan berbagai permasalahan sebaik mungkin agar nilai praktikumnya bagus. 

"Itu rupanya tanpa disadari terbawa ke mental saya. Wis mbuh piye carane, pasti ya ada jalannya. Ada masalah, ya cari solusinya, cari jalannya. Apalagi, sudah tanggung basah, ya sekalian," kata Rofi yang baru saja dikaruniai anak ini.

Dari toko pertamanya, Rofi terus membuka cabang-cabang baru. Total ada sekitar empat cabang, salah satunya di mal besar di Kota Malang. Untuk mendongkrak brand, ia menggandeng Arema Malang, selebgram di Kota Malang, hingga menggaet model asing untuk mengangkat produknya.

Usaha memang tidak mengkhianati hasil, berbagai upaya yang dilakukan Rofi membuat OYISAM makin melekat di hati kawula muda Malang. Ia tidak hanya berhasil mematahkan anggapan SMK pencetak pengangguran, tetapi juga telah berhasil membangun rumah dan meningkatkan taraf ekonomi orang tua serta puluhan pekerja yang bekerja di OYISAM. Selamat, Rofi! (Diksi/Nan/AP/NA)