Selaraskan Program, Direktorat SMK Gelar Koordinasi dengan Pemda

Tangerang, Ditjen Diksi – Dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan penyelarasan program Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Direktorat SMK mengadakan gelaran “Koordinasi Program Pendidikan Menengah Kejuruan dan Strategi  Pelaksanaannya” pada 20-22 April 2021 di Tangerang, Banten. 

Direktur SMK M. Bakrun mengatakan, kooordinasi program SMK yang diselenggarakan secara luring maupun daring ini diisi melalui kegiatan diskusi bersama dengan pemerintah daerah. Meski, “Tidak semuanya dapat diselesaikan karena kondisi masing-masing wilayah memiliki perbedaan,” ujarnya.

Terkait program SMK Pusat Keunggulan (PK) tahun ini, jelas Bakrun, sekolah yang telah mendapatkan bantuan CoE tahun lalu hanya akan mendapatkan bantuan nonfisik. Selain itu, dirinya juga berharap sekolah yang memiliki potensi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dapat dikembangkan.

Adapun menyoal SMK Membangun Desa, tambah Bakrun, tidak hanya selalu pertanian, melainkan semua aktivitas yang bisa dikerjakan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). “Karenanya, semua progran SMK tersebut perlu dikoordinasikan, serta saling memberi informasi (sharing),” terangnya.

Sedangkan Inspektur Jenderal Kemendikbud Chatarina Girsang dalam arahannya menyebutkan, tujuan SMK yang mandiri adalah sesuai dengan keterampilan, serta bermanfaat bagi dunia usaha dan dunia industri. Karenanya, “Penting sekali bagi Bapak Ibu yang telah menerima bantuan progam SMK benar-benar dapat meningkatkan mutu SMKnya,” tuturnya.

Menurut Chatarina, guna memajukan mutu SMK tidaklah mudah karena berbagai tantangan yang ada, semisal wilayah yang berbeda-beda. Dirinya pun berharap, pemerintah daerah dapat bersinergi dengan SMK, memastikan bantuan program, hingga turut menjembatani kerja sama dengan perguruan tinggi. “Sinergi ini dibutuhkan untuk memajukan SMK di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.

Kurikulum Baru

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menjelaskan, uji coba kurikulum baru akan dimulai di 900 SMK PK pada tahun ini. Uji coba tersebut, tutur Wikan, akan dimulai pada kelas X yang akan diberikan pemahaman secara komprehensif mengapa dirinya memilih SMK. “Hingga membentuk passion, belajar tidak terpaksa, serta membentuk sosok pembelajar mandiri,” jelasnya.

Oleh sebab itulah, jelas Wikan, dibutuhkan sosok pengajar yang berbeda. “Guru kelas X harus menumbuhkan visi, serta bisa menjadi sosok coach, mentor maupun fasilitator,” ujarnya.

Selain itu, Wikan juga menyebutkan bahwa pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan ratusan industri guna menyelesaikan capaian pembelajaran. “Perubahan 149 spektrum kurikulum menjadi 50 program keahlian ditujukan untuk adaptasi perubahan yang terjadi di industri,” tuturnya.

Terkait koordinasi dengan pemerintah, Wikan menjelaskan akan menyampaikan draf Peraturan gubernur ke setiap wilayah. “Pasal yang telah disusun nantinya dapat diadaptasi dengan wilayah masing-masing, yang akan mengikat industri melakukan ‘link and match’ dengan paket 8+i,” terangnya.

Dalam sesi tanya jawab dengan para peserta, Wikan turut menjelaskan bahwa SMK diperbolehkan bekerja sama dengan perguruan tinggi vokasi di luar wilayahnya. Adapun jumlah 50 program keahlian, tambahnya, telah mewakili seluruh kompetensi di SMK. “Perubahan ini tidak menghilangkan, tapi menyatukan sehingga lebih powerfull,” tuturnya.

Wikan menambahkan, pihaknya memperhatikan kurikulum SMK secara detail. Misalnya, adanya kebutuhan kompetensi baru yang sudah terwakili pada 50 program keahlian. “Kalau kepala sekolah puas, industri puas, tidak akan diubah,” pungkasnya. (Diksi/AP/KR)