SMKN 2 Subang: Melambung via Pertanian dan Maritim

Subang, Ditjen Diksi – Berdiri sejak 1965, mulanya SMK Negeri 2 Subang, Jawa Barat, berbasis pertanian atau dikenal Stempert (sekolah pertanian) dengan program keahlian teknik produksi. Seiring kebutuhan dan meningkatnya teknologi peralatan pertanian (TPP) pada 1980, program lantas berkembang menjadi dua program keahlian. Pada Tahun 1985 sekolah ini berubah nama menjadi  SMT Pertanian dengan 5 program keahlian yakni budidaya tanaman, budidaya ternak, budidaya ikan, mekanisasi pertanian, dan teknologi hasil pertanian. 

Namun pada 1995 berubah kembali menjadi SMK Negeri 2 Subang Kelompok Pertanian dan Kehutanan, hingga akhirnya sejak 2000 menjadi SMK Negeri 2 Subang dengan 14 kompetensi keahlian antara lain agribisnis produksi tanaman, agribisnis produksi ternak, agribisnis produksi sumber daya perairan, agribisnis hasil pertanian, teknik sepeda motor, teknik kendaraan ringan, nautika kapal penangkap ikan, nautika kapal niaga, teknik kapal niaga, rekayasa perangkat lunak, teknik elektronika industri, tata busana, tata boga, dan usaha perjalanan wisata. Yang teranyar, pada 2015 sekolah ini kembali membuka 2 paket keahlian baru, yaitu teknik pelayanan produksi dan teknik instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

“Beberapa tahun belakangan, yang menonjol di sekolah ini adalah bidang pertanian dan pelayaran,” jelas Saful Bahri, Kepala SMKN 2 Subang.

Saful menjelaskan, dengan berbasis pertanian, sekolah ini memiliki peluang yang luar biasa untuk dikembangkan di wilayah Subang. Adapun untuk pelayaran, keterserapan lulusan sekolah ini mencapai hingga 100 persen yang bekerja di industri pelayaran, baik skala nasional maupun internasional. “Sehingga, bidang pelayaran ini menjadi kompetensi unggulan di sekolah ini,” ujar Saful.

Saful menjelaskan, selain bekerja di industri/perusahaan, tidak sedikit lulusan sekolah ini yang terjun berwirausaha dengan komoditas yang memiliki nilai jual tinggi, misalnya budidaya buah naga kuning. “Karena di Indonesia belum ramai, maka ini menjadi potensi yang luar biasa yang dikembangkan oleh alumni SMKN 2 Subang,” tuturnya.

Menyoal minat peserta didik yang masuk sekolah kejuruan ini, menurut Saful, sangatlah tinggi. “Terbukti, pada tahun ini jumlah siswa kami mencapai 2.015 siswa dengan 16 kompetensi keahlian,” ujarnya. 

Ditambah lagi, peminat bidang pelayaran yang tidak hanya dari Subang dan sekitarnya, melainkan juga datang dari luar wilayah Subang. “Misalnya banyak yang berasal dari Brebes, sedangkan pertanian juga ada yang datang dari Sumatra,” terang Saful. 

 

Jalankan ‘Link and Match

Tak heran bila sekolah ini memang dikategorikan sekolah unggulan. Pasalnya, beberapa tahapan “link and match” sudah dilakukan oleh SMKN 2 Subang, misalnya kurikulum yang dirancang bersama industri. “Untuk bidang pertanian, kami bekerja sama dengan PT East West Seed Indonesia (perusahaan penghasil benih pertanian). Sehingga, produk mereka dapat diterapkan di lahan sekolah ini,” tutur Saful. 

Saful menambahkan, sekolah ini juga mendatangkan guru tamu serta mengadakan pelatihan bagi para pengajarnya di indutri terkait. “Pihak industri pun turut membantu, seperti menyediakan benihnya,” jelas Saful.

Selain perusahaan yang telah banyak merekrut langsung lulusannya, terdapat juga siswa SMK yang mendapat beasiswa dari pihak industri. Misalnya, beasiswa yang diberikan hingga kuliah oleh Kinenta Indonesia yang memproduksi kabel untuk siswa di bidang permesinan. “Jadi, mereka bekerja di sana sambil diberi beasiswa untuk kuliah. Ada lagi dari Comfeed yang memberikan beasiswa kepada siswa bidang peternakan untuk kuliah di IPB,” jelas Saful.

Menyoal lulusan yang terjun berwirausaha, Saful menjelaskan biasanya mereka telah bekerja dahulu di industri untuk mendapatkan modal sebelum memulai usahanya. “Seperti yang telah bekerja di Jepang, setelah memiliki modal dari bekerja, mereka lalu membuka usaha sendiri,” terangnya.

Saful berharap, ke depannya sekolah dengan luas lahan mencapai 14 hektare ini dapat lebih menonjolkan kewirausahaan untuk lulusannya agar turut dapat menggerakkan ekonomi masyarakat sekitarnya. “Kami akan kuatkan pemahaman kepada anak-anak kami bahwa peluang wirausaha ini luar biasa,” jelasnya.

Saful menambahkan, tahun ini pihaknya tengah menyiapkan wisata edukasi. “Kami akan mengundang anak-anak untuk belajar pertanian dari kecil,” pungkasnya. (Diksi/AP/GS)