Tingkatkan Eksistensi, PNP Lakukan Terobosan

Tingkatkan Eksistensi, PNP Lakukan Terobosan

Padang, Ditjen Diksi – Guna meningkatkan eksistensinya di masyarakat, Politeknik Negeri Padang (PNP) kerap melakukan terobosan. Salah satunya, yaitu dengan menyelenggarakan program Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M).

“Jadi, kita ada program P3M. Salah satu yang kita upayakan adalah melakukan dan meninggikan nilai jual dari vokasi. Kita menjamah ke masyarakat yang paling bawah, misalnya desa atau yang disebut nagari,” terang Surfa Yondri, Direktur PNP.

Pada program tersebut, PNP membuat sistem informasi berupa aplikasi yang dikembangkan untuk diberikan ke masing-masing nagari. Terlebih, setiap nagari sudah muncul potensi-potensi, seperti kerajinan tangan dan obyek wisata yang dapat dimasukkan ke dalam aplikasi seperti toko online. Di samping itu, PNP juga akan rutin menyelenggarakan pelatihan untuk perangkat-perangkat nagari.

Meski dalam pelaksanaannya terdapat kendala, seperti permasalahan jaringan internet dan sumber daya manusia (SDM), namun kendala tersebut dapat diatasi. Terkait SDM misalnya, PNP akan merekrut mahasiswa yang berasal dari nagari tersebut agar dapat lebih mengenal daerah asalnya dan dapat berbaur.

“Ke depan, seandainya mahasiswa sudah terlibat, maka otomatis nanti merekalah yang akan mengoperasikan atau mengembangkan sistem kita. Saat ini sudah ada 18 nagari yang telah menggunakan sistem tersebut, ” ujar Yondri.

Selain P3M, ada juga program yang sedang direncanakan launching tahun 2021, yaitu program Satu Mahasiswa Satu Nagari. Jadi, calon mahasiswa PNP nantinya direkomendasikan oleh nagari. Sistem ini terdiri atas dua pola, yaitu biaya mandiri dan biaya dari nagari. “Tujuannya adalah untuk pemerataan akses, serta membumikan atau ‘me-nagari-kan’ politeknik sampai ke pelosok. Akan tetapi, program ini masih dikaji dan dilihat metodenya terlebih dahulu,” tutur Yondri.

Politeknik yang menyediakan berbagai program studi diploma tiga (D3), diploma empat (D4), dan S2 terapan ini peminatnya terus bertambah setiap tahun. Program studi D3 yang dibuka, yaitu Program Studi Teknik Mesin, Teknik Alat Berat, Teknik Sipil, Teknik Listrik, Teknik Elektronika, Teknik Telekomunikasi, Administrasi Bisnis, Usaha Perjalanan Wisata, Akuntansi, Teknik Komputer, Manajemen Informatika, dan Bahasa Inggris.

Adapun program studi D4 yang tersedia, yaitu Program Studi Teknik Manufaktur, Teknik Perencanaan Irigasi dan Rawa, Manajemen Rekayasa Konstruksi, Perancangan Jalan dan Jembatan, Teknik Elektronika, Teknik Telekomunikasi, Akuntansi, dan Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak. Sedangkan S2 terapan, yakni Sistem Informasi Akuntansi.

Menyoal keterserapan lulusan, nyatanya sudah tidak diragukan lagi sebab alumni PNP banyak yang terserap industri. Contohnya, kantor maupun unit rayon PLN di seluruh Sumatera Barat terdapat banyak pegawai yang berasal dari alumni PNP.

Begitupun “link and match” dengan berbagai paket sudah dilakukan PNP dengan beberapa industri, di antaranya PT PLN dan PT Trakindo. “Lalu dengan PT Kurnia Abadi itu sudah bikin teaching factory. Yang paling penting, hubungan antara PNP dengan perusahaan harus kita jaga dengan baik, meski harus menghadapi masa pandemik,” imbuh Yondri.

Dengan adanya teaching factory, diharapkan produk-produk yang dihasilkan mahasiswa dan dosen dapat langsung masuk ke perusahaan. Pembelajaran teaching factory ini pun akan dapat diterapkan di prodi-prodi lainnya.

“Prosesnya akan lebih baik lagi, apabila kampus kita menjadi badan layanan umum (BLU) supaya lebih akuntabel. Jadi, tahun ini kita mulai membentuk tim untuk mengusulkan BLU. Sebetulnya proses di kementerian itu tidak sulit, asalkan kita punya perencanaan yang bagus dan jelas,” terang Yondri.

 

Kerja Sama Luar Negeri

Tidak hanya dengan dunia usaha dan dunia industri, PNP juga bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri. Kerja sama ini dilakukan melalui kegiatan SEAMEO TVET, Industry Academia Collaboration (IAC 2+1+i), Transfer Credit, Summer Camp, dan Joint Degree. Hal ini sejalan dengan visi dari PNP, yaitu pada tahun 2025 menjadi institusi pendidikan vokasional terbaik di Asia Tenggara, bermartabat, dan berwawasan internasional.

Ke depannya, Yondri berharap eksistensi PNP akan terus meningkat melalui hilirisasi produk-produknya, baik ke industri ataupun ke masyarakat. Karenanya, PNP juga melakukan penguatan di internal untuk menaikkan branding vokasi di masyarakat. “Dengan memberikan manfaat dan pendekatan kepada masyarakat, diharapkan kecintaan orang-orang terhadap vokasi akan lebih tinggi. Caranya adalah mendistribusikan produk-produk hasil mahasiswa dan dosen ke masyarakat,” tuturnya.

Yondri pun optimistis pendidikan vokasi akan jauh lebih baik dengan dipimpin oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto. “Vokasi akan jauh lebih baik karena saya melihat leader kita itu sangat luar biasa. Di samping gencar branding ke media, beliau juga berani menampilkan produk-produk yang ada sehingga kita juga terpacu. Selain itu, beliau juga rajin ke industri untuk mengajak kerja sama dengan pendidikan vokasi,” tegasnya.

Sementara itu Revalin Herdianto selaku Wakil Direktur I PNP menambahkan bahwa PNP juga menginginkan adanya peningkatan daya tampung atau kapasitas. “Kami juga berharap penambahan fasilitas, terutama alat-alat praktik yang dapat menunjang mahasiswa PNP,” ujarnya. (Diksi/RA/AP/GS)