Wirausaha Burung hingga Velg ala Nugroho

Cikarang, Ditjen Diksi - Berpikir kreatif dan jeli dalam melihat peluang untuk berbisnis merupakan sebuah ciri khas dari karakter entrepreneurship yang selalu diharapkan dapat tertanam di setiap lulusan vokasi ke depannya. Demikian juga dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang kini tengah giat memfokuskan pendidikan soft skill berupa entrepreneurship mindset yang disertakan pada masing-masing kurikulum pembelajaran. Salah satunya dapat ditengok pada Nugroho Wirakusuma, siswa kelas XII SMK Mitra Industri MM2100 yang kini sukses membuka bisnis jual beli dan reparasi velg dengan omzet jutaan per bulannya. 

Siswa jurusan instalasi listrik asal Kota Tegal ini mengaku ingin melanjutkan sekolah di SMK Mitra Industri karena telah lama mengikuti karier sukses alumni-alumninya dalam bidang wirausaha. “Tertarik sekolah di Cikarang karena dari browsing di internet. Yang paling menarik dari SMK Mitra Industri itu banyak alumni-alumninya yang kebetulan banyak yang wirausaha juga, buka bisnis,” ungkap Nugroho.

Keinginan Nugroho untuk mendalami bidang wirausaha terlihat sejak ia memulai bisnis jual beli burung hias dan keripik pedas yang dijajakan di kelasnya. Berbeda dengan dua bisnis sebelumnya, kini Nugroho lebih tertarik dengan bisnis dari bidang otomotif, yaitu jual beli dan reparasi velg. Setelah melakukan riset ringan melalui beberapa platform marketplace dan media sosial, Nugroho akhirnya memantapkan diri menggunakan tabungannya selama ini untuk memulai bisnis velg. “Kebetulan banyak teman di otomotif. Jadi, ada rasa tertarik sama dunia otomotif,” jelasnya. 

Memiliki target harus punya usaha sendiri, Nugroho berharap agar bisnisnya dapat terus berkembang menjadi lebih baik ke depannya. “Harapannya, semoga tambah maju. Rencana setelah lulus saya ingin buka ruko sambil kuliah,” ujarnya. 

 

Peran Sekolah dan Orang Tua

Dalam proses pembentukan karakter, orang tua dan guru merupakan pribadi utama yang akan menjadi contoh dan pendukung utama bagi perkembangan kompetensi dan bakat siswa. Hal ini disepakati oleh Muslim sebagai salah satu guru SMK Mitra Industri yang dalam kesehariannya berhadapan langsung dengan siswa dalam proses belajar. “Kadang-kadang anak kita kalau tidak diarahkan, mereka tidak timbul minatnya. Kalau sudah diarahkan minatnya, maka minatnya muncul lalu kita support. Itu harapan kami,” terang Muslim.

Alhasil, kerja sama antara orang tua dan guru sebagai pihak sekolah dinilai penting untuk berjalan selaras dan terus memberikan solusi bagi kurikulum pendidikan, agar ke depannya siswa dapat mengerti dan memahami kompetensi apa saja yang dapat dikembangkan dalam dirinya. “Ibaratnya ketika mereka kita berikan sesuatu, dan terus kalau tidak kuat, ya carikan solusinya. Jadi, jangan complain,” imbuh Muslim.

Senada dengan Muslim, Andi Wilar selaku ayah Nugroho mengungkapkan bahwa selama ini ia kerap memberikan dukungan sepenuhnya terhadap kegiatan bisnis yang dilakukan anaknya. “Selama kegiatan itu positif dan bermanfaat, kita support. Kalau dari segi keuangan, kita tidak mengeluarkan sepeser pun. Artinya, kalau mau usaha pakai duit sendiri. Karena, suatu saat kalau dia jatuh, maka dia tidak merasa bertanggung jawab ke saya,” pungkasnya. (Diksi/TM/AP/GS)