Alumni AKN Seni dan Budaya Yogyakarta Gerakkan Potensi Andalan Desa Budaya di Gunungkidul

Alumni AKN Seni dan Budaya Yogyakarta Gerakkan Potensi Andalan Desa Budaya di Gunungkidul

Gunungkidul, Ditjen Vokasi - Transformasi pendidikan vokasi diarahkan agar para lulusan satuan pendidikan vokasi tidak sekadar terampil bekerja, tetapi juga memiliki soft skills dan memberikan dampak besar pada masyarakat. Salah satunya adalah seperti yang ditunjukkan oleh Triwik Wahyuni, alumni Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta yang dinilai berhasil menjadi salah pendamping desa budaya dengan kemampuan leadership dan managerialnya. 


Sebagai salah satu pendamping desa budaya yang saat ini bertugas di Kalurahan Giring, Triwik berhasil menyelenggarakan kembali upacara adat Babad Dalan yang menjadi salah satu potensi budaya di kalurahan tersebut. 


“Salah satu tugas pendamping desa budaya adalah menggali, menggerakkan, dan mengaktifkan kembali potensi kebudayaan yang ada di desa tersebut,” kata Triwik. 


Menurut Triwik, sebagai desa budaya, Kalurahan Giring mempunyai potensi kebudayaan yang menjadi andalan, yakni upacara adat Babad Dalan. Babad Dalan sendiri merupakan sebuah upacara adat Sadranan Ki Ageng Giring. 


Upacara adat tersebut dilaksanakan dengan cara mengarak pusaka, yaitu Song-song Songgobuono, Tombak Kyai Udan Arum, dan Song-Song Tunggul Nogo dari rumah Lurah menuju situs Tapak Dalem Ki Ageng Giring. 


“Upacara ini dilaksanakan di hari Jumat Kliwon selama satu tahun satu kali. Diikuti oleh seluruh warga masyarakat yang terdiri 9 padukuhan,” kata Triwik. 


Menurut Triwik, antusias masyarakat Giring dan sekitarnya sangat luar biasa. Meskipun di bawah terik matahari yang sangat panas, tidak menyurutkan semangat untuk mengikuti pawai arak-arakan pusaka sepanjang 2 kilometer tersebut.


“Acara kemudian dilanjutkan prosesi upacara dan kenduri. Dan puncak acara adalah menyebar oneng-oneng atau beras dan uang logam dan juga mengambil secara berebutan gunungan yang berisi palawija dan padi,” kata Triwik. 


Menurut Triwik, acara tersebut berlangsung sukses karena kegiatan tersebut baru kembali dilaksanakan sejak pandemi.


Keberhasilan Triwik sebagai pendamping desa budaya sekaligus menggelar upacara adat tersebut mendapat sambutan hangat dari Lurah Giring, Joko Tirto Wibowo. Ia merasa senang upacara adat tersebut bisa kembali digelar dan berhasil menjaga keaslian dari setiap rangkaian upacara adat tersebut. 


Sementara itu, Direktur AKN Seni Budaya Yogyakarta, Supadma,  menyampaikan bahwa sebagai pendamping desa budaya, para alumninya diharapkan tidak cukup hanya mengandalkan kemampuannya menari, memainkan gamelan, ataupun menatah wayang semata. 


“Mereka juga dituntut untuk mengerahkan kemampuan leadership dan managerialnya untuk mengawal masyarakat di desa budaya agar optimal dalam mengembangkan potensi kebudayaannya,” kata Supadma. 


Kedua kemampuan tersebut sangat diperlukan agar potensi kebudayaan yang dikembangkan dapat menunjang bidang yang lainnya seperti ekonomi dan pariwisata. (AKN Seni dan Budaya Yogyakarta/Nan/Adi Sutrisno)